Pakai Aplikasi Ini, Pengiriman Barang Unilever Jadi Lebih Cepat
loading...
A
A
A
BANDUNG - Supply Chain Indonesia (SCI) menyebutkan, penggunaan Application Programming Interface (API) Connection dapat mempercepat distribusi barang di Indonesia. Aplikasi itu penting lantaran arus distribusi di Indonesia selama ini masih belum maksimal.
Apalagi, Logistics Performance Index (LPI) Indonesia pada 2018 menunjukkan peringkat 39 dari 167 negara dengan skor 3,30. Di antara negara-negara ASEAN , posisi Indonesia di bawah Singapura (skor 4,08), Thailand (3,47), Vietnam (3,45), dan Malaysia (3,15). Posisi Indonesia di atas Filipina (3,06), Laos (2,91), Cambodia (2,52), dan Myanmar (2,20). ( Baca juga:Jempol buat Pertamina RU V yang Ekspor Perdana BBM Standar Euro 4 )
Penggunaan aplikasi API merupakan kolaborasi antara PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) dan PT Unilever Indonesia, Tbk. (ULI). Kerja sama perusahaan manufaktur dan pelayaran itu menghubungkan sistem dari kedua perusahaan untuk mempercepat pengiriman barang.
"Kerja sama antara SPIL dan ULI tersebut bermanfaat untuk memastikan kecepatan dan akurasi informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan manufaktur itu untuk melihat status pengiriman yang dilakukan oleh SPIL," kata Chairman SCI Setijadi, Minggu (6/9/2020).
Dia menyatakan, kerja sama itu merupakan salah salah bentuk penerapan digitalisasi yang sudah harus diterapkan untuk peningkatan efisiensi dan efektivitas operasional. Penerapan teknologi informasi itu meningkatkan kinerja penyedia jasa logistik. Selain itu, hal ini akan berdampak terhadap kinerja pengguna jasa logistik yang akan mempengaruhi daya saing .
Menurut Setijadi, perusahaan harus mengikuti tren teknologi yang saat ini sedang berkembang seperti big data analytics, cloud logistics, internet of things, serta robotics and automation. Selain itu, perusahaan juga harus memperhatikan perkembangan sosial dan bisnis seperti omni channel logistics, digital work, dan logistics marketplaces. ( Baca juga:Doa Warga Raja Ampat: Petahana Harus Tumbang dan Kami Memilih Kotak Kosong )
"Penerapan teknologi blockchain, misalnya, dilakukan dengan pencatatan transaksi, pelacakan aset, serta pembentukan sistem yang transparan dan efisien dalam mengelola semua dokumen yang terlibat dalam proses logistik untuk memecahkan silo proses yang terfragmentasi," beber dia.
Setijadi menjelaskan, otomatisasi proses secara umum dapat meningkatkan efisiensi biaya yang relevan hingga 20%. Sementara, dalam pengelolaan aset perusahaan, digitalisasi dapat berdampak terhadap peningkatan margin sekitar 5%.
Sistem informasi seperti yang dibangun SPIL dan ULI itu secara nasional akan mempengaruhi kinerja tracking dan tracing yang merupakan salah satu dari enam dimensi dalam Logistics Performance Index (LPI). Ini akan menunjukkan kinerja international gateways dan konektivitas dalam negeri.
Apalagi, Logistics Performance Index (LPI) Indonesia pada 2018 menunjukkan peringkat 39 dari 167 negara dengan skor 3,30. Di antara negara-negara ASEAN , posisi Indonesia di bawah Singapura (skor 4,08), Thailand (3,47), Vietnam (3,45), dan Malaysia (3,15). Posisi Indonesia di atas Filipina (3,06), Laos (2,91), Cambodia (2,52), dan Myanmar (2,20). ( Baca juga:Jempol buat Pertamina RU V yang Ekspor Perdana BBM Standar Euro 4 )
Penggunaan aplikasi API merupakan kolaborasi antara PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) dan PT Unilever Indonesia, Tbk. (ULI). Kerja sama perusahaan manufaktur dan pelayaran itu menghubungkan sistem dari kedua perusahaan untuk mempercepat pengiriman barang.
"Kerja sama antara SPIL dan ULI tersebut bermanfaat untuk memastikan kecepatan dan akurasi informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan manufaktur itu untuk melihat status pengiriman yang dilakukan oleh SPIL," kata Chairman SCI Setijadi, Minggu (6/9/2020).
Dia menyatakan, kerja sama itu merupakan salah salah bentuk penerapan digitalisasi yang sudah harus diterapkan untuk peningkatan efisiensi dan efektivitas operasional. Penerapan teknologi informasi itu meningkatkan kinerja penyedia jasa logistik. Selain itu, hal ini akan berdampak terhadap kinerja pengguna jasa logistik yang akan mempengaruhi daya saing .
Menurut Setijadi, perusahaan harus mengikuti tren teknologi yang saat ini sedang berkembang seperti big data analytics, cloud logistics, internet of things, serta robotics and automation. Selain itu, perusahaan juga harus memperhatikan perkembangan sosial dan bisnis seperti omni channel logistics, digital work, dan logistics marketplaces. ( Baca juga:Doa Warga Raja Ampat: Petahana Harus Tumbang dan Kami Memilih Kotak Kosong )
"Penerapan teknologi blockchain, misalnya, dilakukan dengan pencatatan transaksi, pelacakan aset, serta pembentukan sistem yang transparan dan efisien dalam mengelola semua dokumen yang terlibat dalam proses logistik untuk memecahkan silo proses yang terfragmentasi," beber dia.
Setijadi menjelaskan, otomatisasi proses secara umum dapat meningkatkan efisiensi biaya yang relevan hingga 20%. Sementara, dalam pengelolaan aset perusahaan, digitalisasi dapat berdampak terhadap peningkatan margin sekitar 5%.
Sistem informasi seperti yang dibangun SPIL dan ULI itu secara nasional akan mempengaruhi kinerja tracking dan tracing yang merupakan salah satu dari enam dimensi dalam Logistics Performance Index (LPI). Ini akan menunjukkan kinerja international gateways dan konektivitas dalam negeri.
(uka)