Data BPS Ungkap Ekspor Masker Meningkat, Kimia Farma: Kami Tidak Melakukan
A
A
A
JAKARTA - PT Kimia Farma Tbk menegaskan, tidak pernah melakukan ekspor masker secara besar-besaran ke luar negeri. Sebelumnya data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap, ada peningkatan ekspor sejumlah barang dalam kategori nonmigas dimana salah satunya masker.
Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo menegaskan, perusahaan tidak memiliki pabrik masker sehingga tidak mungkin melakukan ekspor ke luar negeri. Sedangkan BPS memaparkan, masker yang tergolong dalam barang berkode HS 63 jumlah ekspornya naik USD72 juta pada Februari 2020.
"Kimia Farma sebagai bagian holding farmasi dengan Biofarma sebagai holding, kami belum memiliki pabrik masker. Sehingga kami tidak melakukan ekspor tersebut," ujar Verdi saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (17/3/2020).
Sementara itu kemarin, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti menerangkan, selanjutnya disusul bahan bakar mineral yang naik USD62,4 juta. "Untuk kenaikan barang tekstil lainnya dengan kode HS63 ini di antaranya masker," kata Yunita.Di sisi lain sebelumnya pasokan masker di Tanah Air cenderung berkurang di tengah wabah virus corona yang semakin berkurang. Ketika permintaan meningkat, hal itu membuat terjadinya lonjakan harga yang merugikan konsumen.
Nilai ekspor Indonesia sendiri pada periode Februari 2020 mencapai USD13,94 miliar atau meningkat 2,24% dibanding ekspor Januari 2020. Demikian juga dibanding Februari 2019 meningkat 11%.
Ekspor nonmigas Februari 2020 mencapai USD13,12 miliar yang naik 2,38% dibanding Januari 2020. Demikian juga dibanding ekspor nonmigas Februari 2019, naik 14,64%.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Februari 2020 mencapai USD27,57 miliar atau meningkat 4,1% dibanding periode yang sama tahun 2019, demikian juga ekspor nonmigas mencapai USD25,94 miliar atau meningkat 7,45%.
Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo menegaskan, perusahaan tidak memiliki pabrik masker sehingga tidak mungkin melakukan ekspor ke luar negeri. Sedangkan BPS memaparkan, masker yang tergolong dalam barang berkode HS 63 jumlah ekspornya naik USD72 juta pada Februari 2020.
"Kimia Farma sebagai bagian holding farmasi dengan Biofarma sebagai holding, kami belum memiliki pabrik masker. Sehingga kami tidak melakukan ekspor tersebut," ujar Verdi saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (17/3/2020).
Sementara itu kemarin, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti menerangkan, selanjutnya disusul bahan bakar mineral yang naik USD62,4 juta. "Untuk kenaikan barang tekstil lainnya dengan kode HS63 ini di antaranya masker," kata Yunita.Di sisi lain sebelumnya pasokan masker di Tanah Air cenderung berkurang di tengah wabah virus corona yang semakin berkurang. Ketika permintaan meningkat, hal itu membuat terjadinya lonjakan harga yang merugikan konsumen.
Nilai ekspor Indonesia sendiri pada periode Februari 2020 mencapai USD13,94 miliar atau meningkat 2,24% dibanding ekspor Januari 2020. Demikian juga dibanding Februari 2019 meningkat 11%.
Ekspor nonmigas Februari 2020 mencapai USD13,12 miliar yang naik 2,38% dibanding Januari 2020. Demikian juga dibanding ekspor nonmigas Februari 2019, naik 14,64%.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Februari 2020 mencapai USD27,57 miliar atau meningkat 4,1% dibanding periode yang sama tahun 2019, demikian juga ekspor nonmigas mencapai USD25,94 miliar atau meningkat 7,45%.
(akr)