Wabah Corona Harus Jadi Momentum Tinggalkan Ketergantungan Impor

Rabu, 18 Maret 2020 - 17:00 WIB
Wabah Corona Harus Jadi Momentum Tinggalkan Ketergantungan Impor
Wabah Corona Harus Jadi Momentum Tinggalkan Ketergantungan Impor
A A A
JAKARTA - Wabah virus Corona (COVID-19) yang semakin meluas di Tanah Air dan berdampak terhadap pasokan barang, dinilai harus bisa membuat Indonesia bangkit dari ketergantungan impor. Ditambah sudah saat memperkuat industri UMKM untuk meredam dampak terhadap perekonimian nasional.

"Saat ini, pertumbuhan nasional RI pasti akan terkoreksi dari 5,3 persen dan atau 5,1 persen menjadi di bawah 5 persen. Kemungkinan menjadi 4,5 persen sampai 4,7 pesen per tahun," kata Anggota Komisi VI DPR Ananta Wahana saat dihubungi di Jakarta, Rabu (18/3/2020).

Ditambah terang dia, defisit neraca berjalan pasti akan membesar lebih dari 1,75 persen dan arus modal yang sudah angkat kaki dari pasar saham RI sebesar Rp42,5 triliun dan indeks pasar IHSG kian anjlok. Namun demikian, pria yang akrab disapa Nanta ini mengingatkan bahwa inflasi jangan sampai bengkak di atas 3,5%, begitu juga dengan impor.

Karena, pada 2019 saja, impor sudah membengkak sebesar 15,37% dari total neraca perdagangan. Sementara itu, ekspor menciut sebesar 5,67%. "Sekarang dengan adanya Corona pemerintah semakin memperbanyak dan mempermudah izin impor demi kestabilan harga. Sementara ekspor kita ya segitu-gitu saja, malah cenderung turun. Tentunya ini akan berpengaruh pada neraca dagang kita," ujarnya.

Menurut Legislator Daerah Pemilihan Banten III, berdasarkan kunjungannya ke berbagai pasar di daerah Tangerang Raya, dia menemukan bahwa memang harga melonjak naik. Untuk itu, jangan sampai akibat Corona ini menjadi peluang untuk membuka peluang impor sebesar-besarnya.

"Kebijakan impor besar-besaran dalam rangka darurat Corona jangan sampai menjadi senjata makan tuan bagi perekonomian dalam negeri," tegas mantan Anggota DPRD Provinsi Banten itu.

Karena itu, politikus PDIP ini mengingatkan bahwa wabah Corona harus bisa membuktikan kekuatan ekonomi bangsa sendiri melalui penggalakkan ekonomi kerakyatan dan UMKM. Terlebih, Pemerintah menaikkan pagu KUR dari Rp140 trilliun menjadi Rp 190 trilliun.

Wabah Corona menurutnya harus menjadi batu penjuru, bukan batu sandungan, yang mengangkat ekonomi lokal. "Maka wabah ini harus dilihat sebagai peluang, bukan musibah. Peluang untuk lepas dari ketergantungan kita yang besar terhadap produk-produk impor, khususnya impor bahan baku industri dan barang konsumsi," desaknya.

"Jangan hanya izin impor yang dipermudah, izin-izin untuk UMKM juga harus dipermudah," tandas Nanta.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9007 seconds (0.1#10.140)