Tega! Karyawan Tidak Digaji 7 Bulan, PT Inti Akhirnya Buka Suara

Kamis, 10 September 2020 - 16:06 WIB
loading...
Tega! Karyawan Tidak...
Manajemen PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau PT Inti membenarkan bahwa pihaknya menunda pembayaran gaji para karyawannya. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Manajemen PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau PT Inti membenarkan bahwa pihaknya menunda pembayaran gaji para karyawannya. Penundaan pembayaran gaji terjadi sejak Mei 2019.

"Namun begitu pihak manajemen tetap berusaha membayarkan gaji sesuai dengan kemampuan cash Perusahaan . Pembayaran utang gaji secara bulanan terus dilakukan dan tercatat selama kurun waktu tahun 2020, setiap bulan ada pembayaran angsuran utang gaji hingga Agustus 2020," kata Direktur Utama Inti Otong Lip, melalui siaran pers, Kamis (10/9/2020).

(Baca Juga: Gaji Karyawan PT Inti Belum Dibayar 7 Bulan, Erick Thohir Ambil Langkah Penyelamatan )

Pada Agustus 2020, kata dia, karyawan telah menerima angsuran utang gaji untuk gaji bulan Februari 2020 senilai Rp 1 juta per pegawai. Otong pun menjelaskan, latar belakang perseroan menunda pembayaran gaji adalah akibat Cash Flow Operation (CFO) dan ekuitas perusahaan yang berada di posisi negatif.

Kondisi tekanan keuangan yang cukup berat ini, menurutnya, sudah terjadi sejak lima tahun terakhir, terhitung sejak 2014 hingga 2019, dimana Laba ditahan pada neraca perusahaan sudah negatif.

"Salah satu penyebabnya dikarenakan proyek-proyek masa lalu yang dikerjakan oleh Perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar. Hal ini terus berlanjut hingga perusahaan memiliki utang non produktif mencapai 90 persen," ujar Otong.

Akhir 2019, Otong mengatakan, manajemen baru mulai melakukan program transformasi pada lingkup bisnis, keuangan,sumber daya manusia (SDM) dan proses bisnis serta tatakelola perusahaan sekaligus melakukan restrukturisasi utang dan optimalisasi aset.

(Baca Juga: PT Inti Kebanjiran Proyek Telekomunikasi di Tengah Pandemi )

Hal ini didukung dengan masuknya PT Inti ke dalam klaster industri telekomunikasi sehingga perusahaan memiliki arah dan fokus bisnis yang lebih jelas dengan lebih memfokuskan pelanggan Telkom Group.

Sambung Otong mengungkapkan, kinerja perusahaan pada Januari hingga Agustus 2020 berada dalam kondisi yang mulai membaik. Hal ini ditunjukkan dengan posisi pertumbuhan pendapatan, EBITDA dan net income tumbuh secara signifikan.

Walaupun, kata dia, secara cash flow operation masih negatif karena menanggung utang masa lalu yang cukup besar. Solusi yang tengah dijalankan manajemen saat ini dalam upaya penyehatan perusahaan dilakukan melalui transformasi bisnis dengan memperbesar pola business to business (B2B) dengan Telkom Group.

"Transformasi keuangan dengan melakukan restrukturisasi atas utang PT inti dan perolehan dana talangan dari berbagai sumber dengan tetap berpedoman pada kaidah tata kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG)," katanya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1443 seconds (0.1#10.140)