Ketua Satgas PEN: Komandan Covid Seharusnya Bukan Pengusaha Tapi Ahli Kesehatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Menteri BUMN sekaligus Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa komandan penanganan Covid-19 seharusnya bukan orang ekonomi atau pengusaha tapi diambil alih oleh ahli kesehatan. Pasalnya jika rakyat sakit maka ekonomi pasti lumpuh tidak akan jalan.
"Kepemimpinan harus diambil alih oleh ahli kesehatan, bukan orang ekonomi. Ini krisis kesehatan," tandas dia dalam sebuah temu virtual, Rabu (10/9/2020).
Menurut dia yang didahulukan saat ini sebaiknya mengatasi masalah kesehatan. Apabila krisis kesehatan sudah pulih maka ekonomi juga secara cepat akan bangkit. Namun sebaliknya, apabila ekonomi dibuka tapi rakyat sakit tidak ada gunanya. Padahal ekonomi baru bisa jalan kuncinya bukan temu virtual akan tetapi harus secara fisik.
"Krisis kesehatan paksa kita melakukan lockdown dan menurunakn fisikal activity. Padahal di Indonesia kontak fisik menjadi pilar paling penting dalam ekonomi. Jadi kalau kontak fisik nggak ada aktivitas ekonomi bakal menurun drastis," tandas dia.
Pihaknya mengakui, perkembangan aktivitas daring terus meningkat baik bekerja, belajar, pertemuan, rapat hingga belanja dipaksa untuk dilakukan secara virtual. Namun demikian, aktivitas digital itu tidak seampuh aktivitas fisik untuk menopang roda ekonomi, terlebih lagi di Indonesia.
"Mengganti kontak fisik menjadi digital tidak terlalu bisa mestimulate ekonomi seperti kontak fisik. webinar rendah dampaknya dari fisik. E-commerce juga enggak seberdampak pasar di seluruh negara," katanya.
Dia menambahkan bahwa saat ini yang dibutuhkan ialah memberikan rasa aman kepada masyarakat untuk kembali beraktivitas. "Dengan begitu roda ekonomi bisa berjalan kembali berputar," kata dia.
"Kepemimpinan harus diambil alih oleh ahli kesehatan, bukan orang ekonomi. Ini krisis kesehatan," tandas dia dalam sebuah temu virtual, Rabu (10/9/2020).
Menurut dia yang didahulukan saat ini sebaiknya mengatasi masalah kesehatan. Apabila krisis kesehatan sudah pulih maka ekonomi juga secara cepat akan bangkit. Namun sebaliknya, apabila ekonomi dibuka tapi rakyat sakit tidak ada gunanya. Padahal ekonomi baru bisa jalan kuncinya bukan temu virtual akan tetapi harus secara fisik.
"Krisis kesehatan paksa kita melakukan lockdown dan menurunakn fisikal activity. Padahal di Indonesia kontak fisik menjadi pilar paling penting dalam ekonomi. Jadi kalau kontak fisik nggak ada aktivitas ekonomi bakal menurun drastis," tandas dia.
Pihaknya mengakui, perkembangan aktivitas daring terus meningkat baik bekerja, belajar, pertemuan, rapat hingga belanja dipaksa untuk dilakukan secara virtual. Namun demikian, aktivitas digital itu tidak seampuh aktivitas fisik untuk menopang roda ekonomi, terlebih lagi di Indonesia.
"Mengganti kontak fisik menjadi digital tidak terlalu bisa mestimulate ekonomi seperti kontak fisik. webinar rendah dampaknya dari fisik. E-commerce juga enggak seberdampak pasar di seluruh negara," katanya.
Dia menambahkan bahwa saat ini yang dibutuhkan ialah memberikan rasa aman kepada masyarakat untuk kembali beraktivitas. "Dengan begitu roda ekonomi bisa berjalan kembali berputar," kata dia.
(nng)