Netizen Keluhkan Lonjakan Tagihan Listrik, Ini Tips Agar Lebih Hemat

Senin, 04 Mei 2020 - 12:04 WIB
loading...
Netizen Keluhkan Lonjakan Tagihan Listrik, Ini Tips Agar Lebih Hemat
Ada beberapa cara agar tagihan listrik tak melonjak saat terpaksa harus berkegiatab di rumah di masa pandemi Covid-19 ini. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Sebagian masyarakat mengeluhkan lonjakan tagihan listriknya yang dinilai naik secara tidak wajar selama pemberlakuan kegiatan di rumah di masa pandemi Covid-19. Berdasarkan pengamatan, di sejumlah media sosial, netizen menyebut terjadi kenaikan tagihan listrik antara 30% hingga 70% bagi pelanggan rumah tangga khususnya dengan daya 900 Volt Ampere (VA), 1.300 VA, dan golongan rumah tangga lainnya.

Menanggapi keluhan tersebut, sebelumnya PLN telah memastikan tidak ada kenaikan tarif. PLN memperkirakan kenaikan tagihan disebabkan lonjakan pemakaian listrik di rumah karena sebagian besar kegiatan masyarakat, termasuk bekerja, kini dilakukan di rumah sesuai anjuran pemerintah dalam menanggulangi pandemi Covid-19.

Menyikapi hal ini, pakar kelistrikan Fabby Tumiwa pun terdorong untuk memberikan tips kepada masyarakat untuk menghemat penggunaan listrik selama berkegiatan di rumah. Yang pertama, Fabby menyarankan masyarakat mengurangi pemakaian lampu ruangan. Dalam masa berkegiatan di rumah ini, penggunaan lampu ruangan serta alat elektronik lainnya cenderung meningkat.

"Upaya yang harus dilakukan yaitu mengoptimalkan pencahayaan alami serta mengurangi pemakai lampu," kata Fabby di Jakarta, Senin (4/5/2020).

Fabby juga mengatakan agar masyarakat tidak tertipu dengan berbagai macam tawaran produk penghemat listrik. Pasalnya, kata dia, penggunaan alat bantu penghemat listrik yang saat ini banyak ditawarkan secara online tidak efektif. "Tidak ada namanya alat penghemat listrik. Itu hanya strategi marketing untuk memperbaiki power quality di rumah tapi tidak menghemat listrik sama sekali," tandasnya.

Untuk tips yang kedua, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) itu menyebutkan, diupayakan agar tidak menggunakan pendingin ruangan atau AC di siang hari dan lebih mengoptimalkan ventilasi serta membuka jendela ruangan sehingga sirkulasi udara akan lebih bagus. Menurut Fabby, AC berkontribusi 50-60% pada konsumsi listrik rumah tangga. "Semakin banyak AC digunakan maka konsumsi listrik makin besar. Selain itu pakai kipas angin jika diperlukan saja," kata dia.

Ketiga, gunakan peralatan rumah tangga yang hemat energi, seperti AC tipe inverter serta lampu LED. "Keempat, sedapat mungkin menghemat air sehingga mengurangi penggunaan pompa air, karena ini berkontribusi 10-20% dari konsumsi listrik di rumah," katanya.

Kelima, memastikan bahwa TV mati ketika tidak ditonton, demikian juga dengan komputer, khususnya personal computer (PC) yang mengonsumsi daya listrik 50-80 watt. "Keenam pelanggan rumah tangga ada baiknya menghindari yang namanya phantom load yaitu konsumsi listrik dari perangkat listrik seperti TV, komputer, audio/video, microwave dan sebagainya pada posisi stand-by saat digunakan," jelasnya.

Phantom load secara kumulatif menurutnya dapat menyumbang 5-10% dari konsumsi listrik rumah tangga. Perangkat listrik yang tidak digunakan, tegas Fabby, sebaiknya dimatikan total. "Terakhir yaitu lebih rasional dalam penggunaan gadget. Batasi waktu online atau menonton streaming," pungkasnya.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1463 seconds (0.1#10.140)