Di Sidang PBB, Presiden China Ungkap Munculnya Virus Corona Akibat Kutukan

Rabu, 23 September 2020 - 14:53 WIB
loading...
Di Sidang PBB, Presiden...
Presiden China Xi Jinping. (AP Photo/Kin Cheung)
A A A
JAKARTA - Presiden China Xi Jinping dalam pidatonya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan asal-usul munculnya virus corona. Xi berpandangan pandemi virus corona muncul akibat kutukan alam karena manusia cenderung mengabaikan lingkungan.

"Umat manusia tidak bisa lagi mengabaikan peringatan alam yang berulang-ulang," ungkap Xi saat berpidato di Sidang Umum PBB seperti dilansir dari ABC News, Rabu (23/9/2020).

China Lulus Ujian Virus Corona yang Luar Biasa dan Bersejarah

Melalui Sidang Umum PBB tersebut, Xi pun menyerukan 'Revolusi Hijau' mengajak dunia bahwa pandemi global ini sebagai momentum bersama-sama serius mengatasi emisi gas rumah kaca. Pemerintah China berkomitmen untuk menghentikan kontribusi besarnya terhadap emisi global pada 2060 mendatang.

(Baca juga : Seorang Perempuan Muda Arab Saudi Diperkosa dan Dibunuh Secara Brutal )

Langkah tersebut disambut baik sebagai upaya signifikan China sebagai penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Mengutip Perjanjian Paris, yang dia dan mantan Presiden AS Barack Obama buat pada 2015, Xi mengatakan negaranya akan memenuhi target pengurangan emisi yang lebih baik dengan kebijakan dan tindakan yang kuat. "Kami menargetkan puncak emisi CO2 sebelum 2030 dan mencapai netralitas karbon sebelum 2060," kata dia. (Baca juga : Dihancurkan Pandemi Corona, Herd Imunity Berkembang di Kota Amazon Brasil )

Komitmen Xi, di Sidang Umum PBB disambut gembira oleh para juru kampanye iklim dunia. Direktur eksekutif Greenpeace Jennifer Morgan menyebutnya sebagai sinyal penting yang menunjukkan perubahan iklim adalah agenda utama bagi China. Apalagi China saat ini masih terus bergantung pada batu bara.



Belum lagi, AS dan China tahun ini telah dilanda cuaca ekstrem seperti yang diprediksi oleh para ilmuwan perubahan iklim. Di China, hujan musim panas terparah telag menyebabkan banjir yang paling dalam tiga dekade. Sementara AS menghadapi badai mengerikan dan kebakaran hutan di negara bagian barat.

Menurutnya komitmen tersebut akan menjadi tantangan besar bagi China karena pemenuhan energi listrik sangat tergantung pada batu bara. Berdasarkan riset global, China melepaskan setara dengan 10 miliar ton CO2 ke atmosfer pada 2018 lalu. "Itu hampir dua kali lipat AS dan tiga kali lipat Uni Eropa," kata dia.

Beberapa penghasil emisi besar lainnya pun telah menetapkan tenggat waktu lebih awal. Seperti UE bertujuan untuk netralkan karbon pada 2050. Apabila target Xi terlaksana, menurut Profesor Manajemen Institut Teknologi Massachusetts John Sterman akan mencegah 0,2 hingga 0,4 derajat pemanasan lebih lanjut bagi dunia.

Namun demikian baik Australia maupun AS tidak menetapkan tujuan serupa. Bahkan Presiden AS Donald Trump sempat mengungkapkan perubahan iklim hanya tipuan yang dibuatoleh China yang pada akhirnya AS diri dari Perjanjian Paris. Berdasarkan laporan Koalisi Netralitas Karbon Dunia negara-negara pencemar terbesar yang tidak ada dalam daftar adalah AS, India, Rusia, Iran, Arab Saudi, Indonesia, Afrika Selatan, Turki, Brasil, dan Australia.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Gurita Bisnis Keluarga...
Gurita Bisnis Keluarga Xi Jinping Terungkap, Raup Jutaan Dolar di Tengah Kampanye Antikorupsi
Ekonomi China Tertatih-tatih,...
Ekonomi China Tertatih-tatih, Xi Jinping: Apa yang Buruk dari Deflasi?
China Sesumbar Akan...
China Sesumbar Akan Tetap Menjadi Mesin Penggerak Ekonomi Dunia
Dibayangi Ancaman Perang...
Dibayangi Ancaman Perang Dagang Baru, Biden dan Xi Jinping Bertemu
Hadapi Ancaman Perang...
Hadapi Ancaman Perang Dagang, Xi Jinping Lebih Siap Bertarung Lawan Trump
Telepon Jokowi, Presiden...
Telepon Jokowi, Presiden Xi Yakin Kerja Sama Ekonomi dengan RI Berlanjut
Xi Jinping Siap Bertolak...
Xi Jinping Siap Bertolak ke Rusia, Pimpin KTT BRICS Bareng Putin
Ekonomi China Lesu,...
Ekonomi China Lesu, Xi Jinping Desak Pejabatnya untuk Fokus pada Pemulihan ekonomi
PwC China Dijatuhi Hukuman...
PwC China Dijatuhi Hukuman Buntut Sekongkol Penipuan dengan Evergrande
Rekomendasi
Bupati Indramayu Lucky...
Bupati Indramayu Lucky Hakim Liburan ke Jepang, DPR: Tak Pantas dan Melanggar Aturan!
Trump Bikin Apple Panik:...
Trump Bikin Apple Panik: Harga iPhone Bakal Naik Drastis, Sementara Penjualan Sedang Lesu
Kisah Penaklukkan Majapahit...
Kisah Penaklukkan Majapahit oleh Kesultanan Demak Membuat Raja Bhre Kertabhumi Ditahan
Berita Terkini
AS dan China Saling...
AS dan China Saling Serang, Trump Ancam Gebuk Tarif Tambahan 50%
13 menit yang lalu
GRP Gandeng Mitra Baru...
GRP Gandeng Mitra Baru Dorong Pengadaan Berkelanjutan dan Dekarbonisasi Rantai Pasok
7 jam yang lalu
Tarif Bikin Banyak Bursa...
Tarif Bikin Banyak Bursa Saham Ambruk, Trump: Kadang Anda Harus Minum Obat
7 jam yang lalu
Prabowo Bakal Buka 80...
Prabowo Bakal Buka 80 Ribu Koperasi, Tiap Desa Dilengkapi Cold Storage
8 jam yang lalu
Kena Tarif 32%, Prabowo...
Kena Tarif 32%, Prabowo Umumkan Sikap Resmi Indonesia ke AS Besok
10 jam yang lalu
Pemerintah Siapkan Opsi...
Pemerintah Siapkan Opsi Diskon PPN dan PPh Impor dalam Proposal Dagang ke AS
10 jam yang lalu
Infografis
China Tingkatkan Patroli...
China Tingkatkan Patroli di Sekitar Kepulauan Sengketa di LCS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved