Dikabarkan Incar Gojek, Ekonom: Bisa Perkuat Bisnis Digital Telkomsel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Telkomsel , dikabarkan berencana untuk berinvestasi di decacorn superApp pertama Indonesia, Gojek .
Direktur Eksekutif CORE Indonesia (Center of Reform on Economics ) Piter Abdullah menilai langkah itu sebagai solusi untuk mempercepat penguatan bisnis digital yang kini jadi fokus Telkomsel. Dengan dukungan Gojek yang memiliki basis data customer yang lebih solid, Telkomsel dinilai akan lebih mudah untuk mengoptimalkan kekuatan infrastrukturnya.
(Baca Juga: Inovatif, Telkomsel Raih Penghargaan Internasional di London)
"Penguatan bisnis Digital sudah menjadi kebutuhan bagi perusahaan telekomunikasi seperti halnya Telkomsel. Sementara Gojek yang memiliki ekosistem pasar yang besar dan matang bisa menjadi sumber pendapatan baru yang dibutuhkan oleh Telkomsel," jelas Piter Abdullah, dalam keterangannya, Kamis (8/10/2020).
Menurut Piter, sinergi dengan Gojek akan mendorong trafik penggunaan data di Telkomsel. Disinilah kemampuan Telkomsel untuk mengoptimalkan potensi pasar di Gojek bakal menjadi kunci dari keberhasilan dari sinergi itu.
Selain itu, lanjut Piter, sebagai anak perusahaan BUMN, Telkomsel juga dapat ikut membantu percepatan digitalisasi ratusan ribu UMKM yang selama ini menggantungkan usahanya lewat ekosistem Gojek. "Pandemi Covid-19 telah mendorong terjadinya banyak perubahan perilaku berbisnis. Transaksi daring semakin meningkat dan ini bisa dioptimalkan oleh Telkomsel," lanjutnya.
Saat ini Gojek merupakan aplikasi on demand dengan jumlah pengguna aktif terbanyak di Indonesia. Data menunjukkan bahwa 1 dari 2 orang Indonesia memiliki aplikasi Gojek. Disamping itu volume transaksi harian di Gojek juga sangat besar. Dengan 177 juta pengguna, Gojek menjadi rumah bagi 500 ribu UMKM dan hampir 2 juta mitra pengemudi.
Ekosistem bisnis Gojek telah mendapat peringkat satu user experience sebagai aplikasi paling ramah bagi pengguna. Selain itu, dalam hal pengalaman pelanggan atau customer experience, start up ini menempati posisi terbaik kedua. Penilaian tersebut berasal dari hasil riset global berjudul Delivery Apps in Time of Covid-19: Global Benchmark.
(Baca Juga: Peringatan Bagi Asing yang Ingin Bersaing, Gojek Sandang Brand Lokal Paling Digemari)
Disebutkan bahwa GoFood telah mendorong protokol keamanan dan kebersihan dalam menjalankan fungsi layanan antarmakanan di tengah situasi pandemi. Fitur ini bahkan mengungguli 46 aplikasi pengantaran belanja lainnya di 17 negara di Eropa, Amerika, Afrika, Asia, dan Australia.
"Pandemi ini adalah momentum bagi Telkomsel untuk bisa berinvestasi di startup yang bisa mendukung penguatan bisnisnya. Dan captive market itu tersedia di Gojek," imbuhnya.
Sementara, secara bisnis, pendapatan Telkomsel sendiri sudah sangat tergantung dari segmen digital. Pada semester I/2020, di tengah pandemi yang makin meluas, bisnis digital Telkomsel justru tumbuh 13,5% dibanding semester I/2019. Pendapatan bisnis digital naik dari Rp28,1 triliun menjadi Rp31,9 triliun. Pendapatan broadband meningkat 14% dan layanan digital naik 10%.
Direktur Keuangan Telkom Heri Supriadi dalam public expose belum lama ini mengungkapkan, bisnis digital Telkomsel membuat kontribusinya terhadap pendapatan Telkom menjadi 72,4% dari 62,2% tahun sebelumnya.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia (Center of Reform on Economics ) Piter Abdullah menilai langkah itu sebagai solusi untuk mempercepat penguatan bisnis digital yang kini jadi fokus Telkomsel. Dengan dukungan Gojek yang memiliki basis data customer yang lebih solid, Telkomsel dinilai akan lebih mudah untuk mengoptimalkan kekuatan infrastrukturnya.
(Baca Juga: Inovatif, Telkomsel Raih Penghargaan Internasional di London)
"Penguatan bisnis Digital sudah menjadi kebutuhan bagi perusahaan telekomunikasi seperti halnya Telkomsel. Sementara Gojek yang memiliki ekosistem pasar yang besar dan matang bisa menjadi sumber pendapatan baru yang dibutuhkan oleh Telkomsel," jelas Piter Abdullah, dalam keterangannya, Kamis (8/10/2020).
Menurut Piter, sinergi dengan Gojek akan mendorong trafik penggunaan data di Telkomsel. Disinilah kemampuan Telkomsel untuk mengoptimalkan potensi pasar di Gojek bakal menjadi kunci dari keberhasilan dari sinergi itu.
Selain itu, lanjut Piter, sebagai anak perusahaan BUMN, Telkomsel juga dapat ikut membantu percepatan digitalisasi ratusan ribu UMKM yang selama ini menggantungkan usahanya lewat ekosistem Gojek. "Pandemi Covid-19 telah mendorong terjadinya banyak perubahan perilaku berbisnis. Transaksi daring semakin meningkat dan ini bisa dioptimalkan oleh Telkomsel," lanjutnya.
Saat ini Gojek merupakan aplikasi on demand dengan jumlah pengguna aktif terbanyak di Indonesia. Data menunjukkan bahwa 1 dari 2 orang Indonesia memiliki aplikasi Gojek. Disamping itu volume transaksi harian di Gojek juga sangat besar. Dengan 177 juta pengguna, Gojek menjadi rumah bagi 500 ribu UMKM dan hampir 2 juta mitra pengemudi.
Ekosistem bisnis Gojek telah mendapat peringkat satu user experience sebagai aplikasi paling ramah bagi pengguna. Selain itu, dalam hal pengalaman pelanggan atau customer experience, start up ini menempati posisi terbaik kedua. Penilaian tersebut berasal dari hasil riset global berjudul Delivery Apps in Time of Covid-19: Global Benchmark.
(Baca Juga: Peringatan Bagi Asing yang Ingin Bersaing, Gojek Sandang Brand Lokal Paling Digemari)
Disebutkan bahwa GoFood telah mendorong protokol keamanan dan kebersihan dalam menjalankan fungsi layanan antarmakanan di tengah situasi pandemi. Fitur ini bahkan mengungguli 46 aplikasi pengantaran belanja lainnya di 17 negara di Eropa, Amerika, Afrika, Asia, dan Australia.
"Pandemi ini adalah momentum bagi Telkomsel untuk bisa berinvestasi di startup yang bisa mendukung penguatan bisnisnya. Dan captive market itu tersedia di Gojek," imbuhnya.
Sementara, secara bisnis, pendapatan Telkomsel sendiri sudah sangat tergantung dari segmen digital. Pada semester I/2020, di tengah pandemi yang makin meluas, bisnis digital Telkomsel justru tumbuh 13,5% dibanding semester I/2019. Pendapatan bisnis digital naik dari Rp28,1 triliun menjadi Rp31,9 triliun. Pendapatan broadband meningkat 14% dan layanan digital naik 10%.
Direktur Keuangan Telkom Heri Supriadi dalam public expose belum lama ini mengungkapkan, bisnis digital Telkomsel membuat kontribusinya terhadap pendapatan Telkom menjadi 72,4% dari 62,2% tahun sebelumnya.
(fai)