Tingkatkan Skill Pekerja, BPSDMI Kemenperin Gelar Pelatihan Serentak di 7 Kota
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyelenggarakan pelatihan 3 in 1 berbasis kompetensi. Pelatihan ini sebagai wujud peran serta pemerintah dalam menyiapkan tenaga kerja industri kompeten sesuai kebutuhan industri, sekaligus upaya untuk menekan angka pengangguran dan meningkatkan daya serap tenaga kerja di masa pandemi Covid-19 .
Sekjen Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, era revolusi industri 4.0 yang saat ini telah kita alami, membuka kesempatan bagi SDM di berbagai sektor industri untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi. “Untuk itu, diperlukan adanya pembekalan keterampilan dasar, peningkatan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (reskilling) bagi para tenaga kerja yang didasarkan pada kebutuhan dunia industri saat ini,” katanya ketika membuka diklat 3 in 1 serentak di 7 Balai Diklat Industri (BDI) secara virtual, Kamis (22/10/2020). (Baca juga: Luncurkan Startup4industry, Cara Menperin Menekan Dampak Pandemi Lewat Teknologi)
Pelatihan dengan sistem 3 in 1 ini telah dirintis Kementerian Perindustrian sejak 2016 dan telah menghasilkan ratusan ribu tenaga kerja yang terserap bekerja pada berbagai sektor industri manufaktur. Bahkan sejumlah alumni diklat saat ini ada yang bekerja pada industri manufaktur di Jepang atau turut andil dalam membangun dan membesarkan industri kecil dan menengah.
“Pelaksanaan pelatihan 3 in 1 yang pembukaannya dilaksanakan pada hari ini sangat spesial karena dilakukan secara serentak oleh 7 BDI dan diikuti oleh berbagai sektor industri dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Dan ini merupakan kali ketiga di tahun ini kita melaksanakan pembukaan pelatihan 3 in 1 secara serentak, yaitu sebelumnya dilaksanakan tanggal 25 Agustus 2020 dan tanggal 10 September 2020 yang diikuti oleh seluruh BDI di lingkungan Kementerian Perindustrian,” kata Kepala BPSDMI Kemenperin Eko S.A. Cahyanto.
Perusahaan industri yang menjadi lokasi pelatihan dipastikan telah memiliki Izin Operasional Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI). Selain wajib menerapkan protokol kesehatan baik pada saat pelatihan maupun diluar pelatihan, kegiatan pelatihan juga dipantau secara terus menerus hingga berakhirnya masa pelatihan. (Baca juga: Kemenperin Pede Program Diklat 3 in 1 Tekan Angka Pengangguran)
Eko mengatakan, pelatihan 3 in 1 saat ini diikuti 1.602 orang dengan berbagai jenis pelatihan. Pertama, BDI Medan sebanyak 190 orang untuk pelatihan operator mesin dan peralatan produksi pabrik kelapa sawit dan operator produksi olahan makanan dan keamanan pangan.
Kedua, BDI Padang sebanyak 130 orang untuk pelatihan pembuatan hiasan busana dengan mesin border manual dan pembuatan hiasan busana dengan alat jahit tangan. Ketiga, BDI Jakarta sebanyak 250 orang untuk pelatihan operator garmen dan batik.
Keempat, BDI Yogyakarta sebanyak 444 orang untuk pelatihan jahit upper alas kaki dan assembling alas kaki. Kelima, BDI Surabaya sebanyak 251 orang untuk pelatihan operator, supervisor dan quality control garmen serta fiber optik.
Keenam, BDI Denpasar sebanyak 117 orang untuk pelatihan animasi. Ketujuh, BDI Makassar sebanyak 220 orang untuk pelatihan desain kemasan produk pangan dan aneka olahan berbasis rumput laut.
“Tujuan dari pelaksanaan pelatihan ini adalah untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta sikap kerja calon tenaga kerja yang akan bekerja dan menyiapkan tenaga kompeten serta memiliki daya saing,” ungkapnya.
Sebagai tindak lanjut, BPSDMI juga telah melakukan kunjungan ke industri untuk memonitor dan mengevaluasi efektivitas kegiatan pelatihan. Kunjungan di antaranya dilakukan ke PT. Kreasi Garmen, Cirebon dan PT Sumber Masanda Jaya serta PT. Tah Sung Hung, Brebes, pada 24 September 2020. Keduanya pada 15 Oktober 2020 ke PT Nokha Internasional Group untuk diklat alas kaki yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat.
Sekjen Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, era revolusi industri 4.0 yang saat ini telah kita alami, membuka kesempatan bagi SDM di berbagai sektor industri untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi. “Untuk itu, diperlukan adanya pembekalan keterampilan dasar, peningkatan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (reskilling) bagi para tenaga kerja yang didasarkan pada kebutuhan dunia industri saat ini,” katanya ketika membuka diklat 3 in 1 serentak di 7 Balai Diklat Industri (BDI) secara virtual, Kamis (22/10/2020). (Baca juga: Luncurkan Startup4industry, Cara Menperin Menekan Dampak Pandemi Lewat Teknologi)
Pelatihan dengan sistem 3 in 1 ini telah dirintis Kementerian Perindustrian sejak 2016 dan telah menghasilkan ratusan ribu tenaga kerja yang terserap bekerja pada berbagai sektor industri manufaktur. Bahkan sejumlah alumni diklat saat ini ada yang bekerja pada industri manufaktur di Jepang atau turut andil dalam membangun dan membesarkan industri kecil dan menengah.
“Pelaksanaan pelatihan 3 in 1 yang pembukaannya dilaksanakan pada hari ini sangat spesial karena dilakukan secara serentak oleh 7 BDI dan diikuti oleh berbagai sektor industri dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Dan ini merupakan kali ketiga di tahun ini kita melaksanakan pembukaan pelatihan 3 in 1 secara serentak, yaitu sebelumnya dilaksanakan tanggal 25 Agustus 2020 dan tanggal 10 September 2020 yang diikuti oleh seluruh BDI di lingkungan Kementerian Perindustrian,” kata Kepala BPSDMI Kemenperin Eko S.A. Cahyanto.
Perusahaan industri yang menjadi lokasi pelatihan dipastikan telah memiliki Izin Operasional Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI). Selain wajib menerapkan protokol kesehatan baik pada saat pelatihan maupun diluar pelatihan, kegiatan pelatihan juga dipantau secara terus menerus hingga berakhirnya masa pelatihan. (Baca juga: Kemenperin Pede Program Diklat 3 in 1 Tekan Angka Pengangguran)
Eko mengatakan, pelatihan 3 in 1 saat ini diikuti 1.602 orang dengan berbagai jenis pelatihan. Pertama, BDI Medan sebanyak 190 orang untuk pelatihan operator mesin dan peralatan produksi pabrik kelapa sawit dan operator produksi olahan makanan dan keamanan pangan.
Kedua, BDI Padang sebanyak 130 orang untuk pelatihan pembuatan hiasan busana dengan mesin border manual dan pembuatan hiasan busana dengan alat jahit tangan. Ketiga, BDI Jakarta sebanyak 250 orang untuk pelatihan operator garmen dan batik.
Keempat, BDI Yogyakarta sebanyak 444 orang untuk pelatihan jahit upper alas kaki dan assembling alas kaki. Kelima, BDI Surabaya sebanyak 251 orang untuk pelatihan operator, supervisor dan quality control garmen serta fiber optik.
Keenam, BDI Denpasar sebanyak 117 orang untuk pelatihan animasi. Ketujuh, BDI Makassar sebanyak 220 orang untuk pelatihan desain kemasan produk pangan dan aneka olahan berbasis rumput laut.
“Tujuan dari pelaksanaan pelatihan ini adalah untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta sikap kerja calon tenaga kerja yang akan bekerja dan menyiapkan tenaga kompeten serta memiliki daya saing,” ungkapnya.
Sebagai tindak lanjut, BPSDMI juga telah melakukan kunjungan ke industri untuk memonitor dan mengevaluasi efektivitas kegiatan pelatihan. Kunjungan di antaranya dilakukan ke PT. Kreasi Garmen, Cirebon dan PT Sumber Masanda Jaya serta PT. Tah Sung Hung, Brebes, pada 24 September 2020. Keduanya pada 15 Oktober 2020 ke PT Nokha Internasional Group untuk diklat alas kaki yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat.
(poe)