Kredit Bank Mandiri Tembus Rp873 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) terus menjaga kontribusi untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19.
Hal tersebut terlihat dari laju penyaluran kredit Bank Mandiri secara konsolidasi, yang meningkat 3,79% secara year on year (yoy) menjadi Rp873,73 triliun pada akhir September 2020. (Baca: Bolehkah Seorang Istri Menunda Kehamilan)
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, penyaluran kredit produktif perseroan secara bank only tumbuh sebesar 3,88% yoy menjadi Rp616,37 triliun pada September 2020, yang terdiri atas kredit modal kerja sebesar Rp314,82 triliun dan kredit investasi sebesar Rp301,55 triliun.
“Diharapkan, penyaluran kredit produktif ini dapat membantu menggerakkan perekonomian di tengah wabah pandemi Covid-19,” kata Darmawan saat konferensi pers virtual di Jakarta kemarin.
Untuk penyaluran kredit ke segmen wholesale, masih menjadi motor pembiayaan perseroan dengan komposisi sebesar 65,3% atau Rp492,63 triliun. Nilai tersebut tumbuh 9,73% dari periode yang sama tahun lalu.
Adapun pembiayaan ke sektor usaha mikro, menjadi kontributor lainnya, dengan mencatat pertumbuhan sebesar 13,03% secara tahunan menjadi Rp49,07 triliun.
Dia mengungkapkan, saat ini salah satu fokus penyaluran kredit perseroan adalah membantu para pelaku usaha terdampak Covid-19, khususnya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mengembalikan usaha yang sempat menurun akibat pandemi Covid-19.
“Kami berharap inisiatif ini dapat ikut mengembalikan optimisme dan memulihkan denyut nadi perekonomian Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19,” kata Darmawan. (Baca juga: Bantuan Kuota Internet tersendat, Perhimpunan Guru: Kemendikbud Tak Serius)
Dalam mendukung pemulihan ekonomi Indonesia juga terlihat pada penyaluran kredit dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), yang mencapai Rp42,6 triliun per 30 September 2020 kepada 132.979 debitur. Dari jumlah tersebut, sebanyak 132.939 debitur atau 99% di antaranya pelaku UMKM.
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo menambahkan, perseroan juga telah merestrukturisasi kredit 406.434 debitur UMKM terdampak Covid-19 dengan nilai outstanding Rp47,7 triliun per 30 September 2020 untuk mendukung keberlangsungan usaha.
Secara keseluruhan, total kredit yang direstrukturisasi sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 11/POJK.03/2020 mencapai Rp116,4 triliun dari 525.665 debitur. “Dorongan kepada pelaku UMKM juga diberikan melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR),” ujarnya.
Hingga September 2020, Bank Mandiri telah menyalurkan Rp14,74 triliun atau 83,28% dari target penyaluran tahun ini yang mencapai Rp17,7 triliun dengan jumlah penerima sebanyak 175.140 debitur. “Dengan demikian, outstanding KUR Bank Mandiri sejak tahun 2015 hingga saat ini mencapai Rp36,0 triliun kepada 1,74 juta debitur,” paparnya. (Baca juga: Tips Tetap Sehat Selama Libur Panjang di Tengah Pandemi)
Darmawan menambahkan, pihaknya terus memastikan strategi pertumbuhan yang berkesinambungan melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan analisis sektor yang cermat dalam penyaluran kredit. Rasio non performing loan (NPL) secara gross masih terjaga di level 3,33% secara konsolidasi.
Guna mengantisipasi potensi ketidakpastian ekonomi ke depan, perseroan juga membangun pencadangan untuk memastikan terjaganya kualitas aset. “Per September 2020, rasio coverage CKPN konsolidasi kami berada di kisaran 205,15% sebagai antisipasi penurunan kualitas kredit akibat pandemi Covid-19,“ jelas Darmawan.
Meski meningkatkan pencadangan, Bank Mandiri memastikan bahwa likuiditas perseroan berada pada level yang aman. Hal ini didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) konsolidasi yang mencapai 14,92% secara tahunan, menjadi Rp1.024,2 triliun, di mana komposisi dana murah mencapai 61,9%.
“Dengan berbagai strategi bisnis tersebut, Bank Mandiri pun mampu menjaga kinerja perseroan dengan pencapaian aset konsolidasi sebesar Rp1.407 triliun atau meningkat 10,27% yoy dan membukukan laba bersih konsolidasi triwulan III-2020 sebesar Rp14,028 triliun,” bebernya. (Lihat videonya: Pemprov DKI Putuskan Perpanjang Masa PSBB Transisi)
Sepanjang tahun ini Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit antara 3% hingga 4% pada akhir 2020. “Kalau kita lihat tren yang kita peroleh sampai kuartal ketiga ada peningkatan produktivitas dan ini akan tetap kita jaga di kuartal IV 2020. Pertumbuhan kredit kita targetkan sekitar 3% hingga 4% di akhir tahun 2020,” kata Darmawan. (Kunthi Fahmar Sandy)
Hal tersebut terlihat dari laju penyaluran kredit Bank Mandiri secara konsolidasi, yang meningkat 3,79% secara year on year (yoy) menjadi Rp873,73 triliun pada akhir September 2020. (Baca: Bolehkah Seorang Istri Menunda Kehamilan)
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, penyaluran kredit produktif perseroan secara bank only tumbuh sebesar 3,88% yoy menjadi Rp616,37 triliun pada September 2020, yang terdiri atas kredit modal kerja sebesar Rp314,82 triliun dan kredit investasi sebesar Rp301,55 triliun.
“Diharapkan, penyaluran kredit produktif ini dapat membantu menggerakkan perekonomian di tengah wabah pandemi Covid-19,” kata Darmawan saat konferensi pers virtual di Jakarta kemarin.
Untuk penyaluran kredit ke segmen wholesale, masih menjadi motor pembiayaan perseroan dengan komposisi sebesar 65,3% atau Rp492,63 triliun. Nilai tersebut tumbuh 9,73% dari periode yang sama tahun lalu.
Adapun pembiayaan ke sektor usaha mikro, menjadi kontributor lainnya, dengan mencatat pertumbuhan sebesar 13,03% secara tahunan menjadi Rp49,07 triliun.
Dia mengungkapkan, saat ini salah satu fokus penyaluran kredit perseroan adalah membantu para pelaku usaha terdampak Covid-19, khususnya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mengembalikan usaha yang sempat menurun akibat pandemi Covid-19.
“Kami berharap inisiatif ini dapat ikut mengembalikan optimisme dan memulihkan denyut nadi perekonomian Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19,” kata Darmawan. (Baca juga: Bantuan Kuota Internet tersendat, Perhimpunan Guru: Kemendikbud Tak Serius)
Dalam mendukung pemulihan ekonomi Indonesia juga terlihat pada penyaluran kredit dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), yang mencapai Rp42,6 triliun per 30 September 2020 kepada 132.979 debitur. Dari jumlah tersebut, sebanyak 132.939 debitur atau 99% di antaranya pelaku UMKM.
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo menambahkan, perseroan juga telah merestrukturisasi kredit 406.434 debitur UMKM terdampak Covid-19 dengan nilai outstanding Rp47,7 triliun per 30 September 2020 untuk mendukung keberlangsungan usaha.
Secara keseluruhan, total kredit yang direstrukturisasi sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 11/POJK.03/2020 mencapai Rp116,4 triliun dari 525.665 debitur. “Dorongan kepada pelaku UMKM juga diberikan melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR),” ujarnya.
Hingga September 2020, Bank Mandiri telah menyalurkan Rp14,74 triliun atau 83,28% dari target penyaluran tahun ini yang mencapai Rp17,7 triliun dengan jumlah penerima sebanyak 175.140 debitur. “Dengan demikian, outstanding KUR Bank Mandiri sejak tahun 2015 hingga saat ini mencapai Rp36,0 triliun kepada 1,74 juta debitur,” paparnya. (Baca juga: Tips Tetap Sehat Selama Libur Panjang di Tengah Pandemi)
Darmawan menambahkan, pihaknya terus memastikan strategi pertumbuhan yang berkesinambungan melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan analisis sektor yang cermat dalam penyaluran kredit. Rasio non performing loan (NPL) secara gross masih terjaga di level 3,33% secara konsolidasi.
Guna mengantisipasi potensi ketidakpastian ekonomi ke depan, perseroan juga membangun pencadangan untuk memastikan terjaganya kualitas aset. “Per September 2020, rasio coverage CKPN konsolidasi kami berada di kisaran 205,15% sebagai antisipasi penurunan kualitas kredit akibat pandemi Covid-19,“ jelas Darmawan.
Meski meningkatkan pencadangan, Bank Mandiri memastikan bahwa likuiditas perseroan berada pada level yang aman. Hal ini didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) konsolidasi yang mencapai 14,92% secara tahunan, menjadi Rp1.024,2 triliun, di mana komposisi dana murah mencapai 61,9%.
“Dengan berbagai strategi bisnis tersebut, Bank Mandiri pun mampu menjaga kinerja perseroan dengan pencapaian aset konsolidasi sebesar Rp1.407 triliun atau meningkat 10,27% yoy dan membukukan laba bersih konsolidasi triwulan III-2020 sebesar Rp14,028 triliun,” bebernya. (Lihat videonya: Pemprov DKI Putuskan Perpanjang Masa PSBB Transisi)
Sepanjang tahun ini Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit antara 3% hingga 4% pada akhir 2020. “Kalau kita lihat tren yang kita peroleh sampai kuartal ketiga ada peningkatan produktivitas dan ini akan tetap kita jaga di kuartal IV 2020. Pertumbuhan kredit kita targetkan sekitar 3% hingga 4% di akhir tahun 2020,” kata Darmawan. (Kunthi Fahmar Sandy)
(ysw)