Seberapa Berbahaya BBM Oktan Rendah Diungkapkan Walhi

Minggu, 01 November 2020 - 16:40 WIB
loading...
Seberapa Berbahaya BBM Oktan Rendah Diungkapkan Walhi
Diingatkan bahwa BBM Oktan Rendah berdampak dari mulai pencemaran udara hingga gangguan kesehatan, termasuk penurunan tingkat kecerdasan hingga perekonomian. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Dampak buruk penggunaan bahan bakar minyak (BBM) beroktan atau RON rendah dipaparkan oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) . Diingatkan bahwa BBM Oktan Rendah berdampak dari mulai pencemaran udara hingga gangguan kesehatan, termasuk penurunan tingkat kecerdasan hingga perekonomian.

“Dampaknya sangat buruk,” kata Manajer Kampanye Perkotaan dan Energi Walhi Nasional Dwi Sawung dalam keterangan kepada media di Jakarta.

(Baca Juga: Awas Efek BBM RON Rendah ke Kesehatan dan Ekonomi, Sama Saja dengan Bencana )

Selain membuat pembakaran tidak sempurna dalam ruang bakar yang menyebabkan peningkatan emisi, lanjutnya, BBM RON rendah juga berdampak buruk terhadap kesehatan. Di antaranya gangguan pada paru-paru yang membuat gangguan pada organ pernapasan.

“Terutama pada golongan rentan, seperti orang tua dan anak-anak. Dampak ini banyak ditemui di perkotaan. Mereka yang berjalan kaki pun bisa terpapar,” katanya.

Bahkan, menurut dia, begitu berbahayanya BBM RON rendah sampai-sampai pengguna mobil pribadi ber-AC dengan kaca tertutup pun, tak luput dari ancaman polusi di jalanan. “Masih bisa masuk ke dalam mobil. Ada partikel tertentu yang tetap masih bisa masuk ke dalam kendaraan,” katanya.

Ia menyatakan tidak hanya lingkungan dan kesehatan, BBM RON rendah juga berdampak buruk terhadap sisi ekonomi. Kerugian akibat penurunan kualitas udara dan gangguan kesehatan, misalnya, memiliki kompensasi biaya yang sangat mahal. “Betapa besar kerugian ekonomi akibat penurunan kecerdasan anak-anak dan juga gangguan.kesehatan terhadap masyarakat,” ujarnya.

(Baca Juga: Kurangi Emisi Karbon Tak Cuma Soal BBM Oktan Tinggi, Perlu Pembenahan Transportasi )

Dampak buruk tersebut, lanjutnya, karena sektor transportasi memang menjadi penyumbang yang cukup signifkan terhadap polusi udara. Sekitar 40% total emisi, merupakan kontribusi dari sektor tersebut. Dampak buruk makin dirasakan di berbagai kota besar, seperti Jakarta.

“Dengan BBM RON rendah tentu polusi makin tinggi. Ada sulfur dan juga hidrokarbon yang jauh lebih banyak dibandingkan BBM RON tinggi,” katanya.

Mengingat berbagai dampak buruk itulah, menurut dia, mau tidak mau peralihan penggunaan BBM RON rendah menuju RON tinggi memang harus segera diimplementasikan. Apalagi secara aturan, sebenarnya penerapan sudah harus dilakukan pada tahun lalu. “Kita sudah sangat terlambat. Aturan sudah dibuat, tetapi penegakan aturan yang sangat lemah bahkan tidak ada,” paparnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2580 seconds (0.1#10.140)