Blakblakan ala Menteri Erick: Mulai dari Kesiapannya Dicopot Hingga 'Kisruh' di BNI

Minggu, 01 November 2020 - 22:56 WIB
loading...
Blakblakan ala Menteri...
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, dirinya siap dicopot dari posisinya saat ini. Pencopotan dilakukan bila key performance indicator (KPI) terhadap dirinya dinilai tidak maksimal.

"Kan saya sudah cukup terbuka saat menjabat menteri. Posisi menteri itu saya bilang jangan siap diangkat, tapi nggak siap dicopot, karena kita pembantu Presiden," ujar Erick Thohir Jakarta, Minggu (1/11/2020). ( Baca juga:Listrik Jabodetabek Padam, Menteri Erick: Sebagian Sudah Menyala )

Pernyataan tersebut merupakan penegasan Erick terhadap langkah transformasi perseroan pelat merah dengan melakukan pencopotan dan perombakan sejumlah direksi dan komisaris BUMN. Dengan kata lain, pencopotan komisaris dan direksi didasarkan atas performa mereka dalam menjalankan roda bisnis perusahaan.

"Roadmap transformasi yang kita inginkan, figur-figur (komisaris/direksi) ini yang kita pertahankan kalau KPI-nya sesuai. Sama, di kementerian (BUMN) sendiri kalau mau transformasi besar-besaran ya dari kementerian sendiri yang intropeksi diri. Enggak bisa hanya menyalahi BUMN," kata dia.

Dia juga membantah jika direksi dan komisaris yang dia copot adalah orang-orang yang diangkat oleh eks Menteri BUMN Rini Soemarno. Erick menegaskan isu tersebut tidak benar. Dia bilang masih banyak direksi BUMN yang diangkat Rini yang masih menjabat.

"Saya kira kalau mengaca dari Ibu Menteri (Rini) masih banyak direksi itu masih menjabat, contohnya Ibu Nicke (Dirut Pertamina) masih menjabat. Saya sih enggak liat itu, tapi kalau road map-nya, strategi transformasinya, dan disepakati KPI-nya jalan, tapi kalau perjalanannya view per bulan nggak sure janganlah," ujar dia. ( Baca juga:150 Juta Orang Terancam Jatuh ke Jurang Kemiskinan karena Covid-19 )

Mantan bos Inter Milan itu juga memberikan alasan perihal perombakan manajemen PT Bank BNI (Persero). Erick menyebut, perombakan dilakukan semata-mata untuk menjaga solidaritas antara direksi dan komisaris.

"Manajemen itu tak solid dengan komisaris karena tak mungkin kita mendapatkan KPI kalau tak ada kekompakan di situ. Apalagi dengan kalau dilihat dengan Covid berkaitan dengan moneter. Kemarin kita sibuk, kalau tiba-tiba perbankannya sendiri bisa kena, apalagi Himbara yang besar ini kan bisa shifting lift. Tapi saya melihat bukan dari suka atau tidak suka, ini bagian dari yang dipertanggungjawabkan," katanya.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1707 seconds (0.1#10.140)