Setelah Rebound, Ekonomi AS Diprediksi Susut Lagi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tren yang sangat jelas selama musim panas akan penguatan ekuitas, pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) , imbal hasil obligasi pemerintah yang sangat rendah, kurva imbal hasil yang lebih curam dan harga emas yang menyentuh rekor, telah memberikan volatilitas pasar keuangan.
Head of Investment Strategy, Bank of Singapore Eli Lee mengatakan, investor menjadi lebih berhati-hati karena risiko jangka pendek yang lebih besar akan kemungkinan terjadi.
“Meskipun ada ancaman jangka pendek, kami melihat prospek makro ekonomi terus mendukung aset berisiko. Kami memperkirakan ekonomi global akan pulih lebih jauh di tahun 2021 dan suku bunga tetap rendah karena The Fed yang kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuan setidaknya sampai akhir 2025 untuk mendukung ekonomi AS," kata Eli di Jakarta, Senin (2/11/2020).
( )
Sementara itu ketidakmampuan Kongres Amerika untuk menyetujui stimulus fiskal lebih lanjut meningkatkan kekhawatiran bahwa ekonomi AS akan mengalami pertumbuhan yang jauh lebih lemah pada kuartal IV/2020 setelah rebound yang kuat pada kuartal III/2020.
Menruut Eli, hal ini dikarenakan USD1,5 triliun dari bantuan darurat federal sebesar USD3 triliun yang besar yang disahkan awal tahun ini untuk mendukung ekonomi pada awal pandemi telah kedaluarsa.
"Sejauh ini, anggota parlemen AS tidak dapat menyetujui dukungan fiskal dan tidak mungkin melakukannya, terutama menjelang pemilihan presiden pada 3 November," beber dia.
( )
Namun, kurangnya dukungan tambahan dari pemerintah mungkin sudah menahan pertumbuhan dan dengan demikian memperlambat pemulihan pasar tenaga kerja AS.
Disamping itu klaim tunjangan pengangguran melonjak pada awal pandemi dari sekitar 200 ribu aplikasi dalam seminggu menjadi hampir 7 juta. Setelah Kongres mengesahkan bantuan darurat pada bulan Maret dan April, pekerjaan mulai pulih, dan klaim pengangguran terus mencatatkan penurunan.
Tetapi, baru-baru ini, aplikasi telah berhenti memperlihatkan penurunan dan tetap tinggi berada di bawah 900 ribu dalam seminggu. Demikian juga, klaim yang terus berlanjut total angka pengangguran menunjukkan lebih dari 12 juta pekerja terus mengajukan permohonan tunjangan pengangguran.
( )
Dia menuturkan pasar keuangan juga telah menjadi lebih khawatir bahwa hasil pemilu AS yang dekat pada 3 November tidak pasti dan mengakibatkan pengulangan pemungutan suara dan kasus pengadilan dapat berlangsung selama berminggu-minggu.
Hasil pemilu yang diperebutkan bahkan dapat menyebabkan krisis konstitusional besar jika Presiden Donald Trump atau lawannya dari Partai Demokrat Joe Biden tidak menerima hasilnya.
Head of Investment Strategy, Bank of Singapore Eli Lee mengatakan, investor menjadi lebih berhati-hati karena risiko jangka pendek yang lebih besar akan kemungkinan terjadi.
“Meskipun ada ancaman jangka pendek, kami melihat prospek makro ekonomi terus mendukung aset berisiko. Kami memperkirakan ekonomi global akan pulih lebih jauh di tahun 2021 dan suku bunga tetap rendah karena The Fed yang kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuan setidaknya sampai akhir 2025 untuk mendukung ekonomi AS," kata Eli di Jakarta, Senin (2/11/2020).
( )
Sementara itu ketidakmampuan Kongres Amerika untuk menyetujui stimulus fiskal lebih lanjut meningkatkan kekhawatiran bahwa ekonomi AS akan mengalami pertumbuhan yang jauh lebih lemah pada kuartal IV/2020 setelah rebound yang kuat pada kuartal III/2020.
Menruut Eli, hal ini dikarenakan USD1,5 triliun dari bantuan darurat federal sebesar USD3 triliun yang besar yang disahkan awal tahun ini untuk mendukung ekonomi pada awal pandemi telah kedaluarsa.
"Sejauh ini, anggota parlemen AS tidak dapat menyetujui dukungan fiskal dan tidak mungkin melakukannya, terutama menjelang pemilihan presiden pada 3 November," beber dia.
( )
Namun, kurangnya dukungan tambahan dari pemerintah mungkin sudah menahan pertumbuhan dan dengan demikian memperlambat pemulihan pasar tenaga kerja AS.
Disamping itu klaim tunjangan pengangguran melonjak pada awal pandemi dari sekitar 200 ribu aplikasi dalam seminggu menjadi hampir 7 juta. Setelah Kongres mengesahkan bantuan darurat pada bulan Maret dan April, pekerjaan mulai pulih, dan klaim pengangguran terus mencatatkan penurunan.
Tetapi, baru-baru ini, aplikasi telah berhenti memperlihatkan penurunan dan tetap tinggi berada di bawah 900 ribu dalam seminggu. Demikian juga, klaim yang terus berlanjut total angka pengangguran menunjukkan lebih dari 12 juta pekerja terus mengajukan permohonan tunjangan pengangguran.
( )
Dia menuturkan pasar keuangan juga telah menjadi lebih khawatir bahwa hasil pemilu AS yang dekat pada 3 November tidak pasti dan mengakibatkan pengulangan pemungutan suara dan kasus pengadilan dapat berlangsung selama berminggu-minggu.
Hasil pemilu yang diperebutkan bahkan dapat menyebabkan krisis konstitusional besar jika Presiden Donald Trump atau lawannya dari Partai Demokrat Joe Biden tidak menerima hasilnya.
(ind)