Kementan Ekspor Bahan Baku Obat Hewan Sediaan Premiks ke Eropa dan Asia
loading...
A
A
A
Namun, ia mengingatkan, kualitas, kuantitas dan kontinyunitas harus dipenuhi dalam mengisi peluang ekspor. Menteri SYL menilai perlu adanya jaminan kualitas yang dapat bersaing, kemampuan memenuhi kuantitas yang dibutuhkan negara importir, dan kontinyuitas pasokan.
"Disamping itu, yang tidak kalah penting yaitu efisiensi usaha agar produk kita semakin kompetitif," imbuh dia.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, Nasrullah memaparkan, komoditas peternakan Indonesia hingga saat ini memang telah mampu menembus pasar internasional. Terbukti dari beberapa ekspor daging ayam olahan, sarang burung walet, pakan ternak, obat hewan, susu olahan, ternak babi, kambing dan domba hidup sampai ke larva kering.
"Total negara tujuan ekspor produk peternakan dan kesehatan hewan sampai saat ini telah ke 97 negara," ungkap Nasrullah.
Ternak hidup yang telah diekspor di antaranya ke negara Singapura, Pakistan, Malaysia, Uni Emirat Arab dan Timor Leste seperti sapi, kambing, domba, ayam, kelinci dan babi. Sedangkan, negara tujuan ekspor produk pangan segar dan olahan asal ternak di antaranya adalah Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Jepang, Hongkong, Vietnam, dan Timor Leste.
Adapun negara tujuan ekspor produk non pangan asal ternak seperti Tiongkok, Jepang, Timor Leste, Singapura, Inggris, dan Amerika. Sementara bibit dan benih ternak telah kita ekspor ke Malaysia, Myanmar, Kamboja, Timor Leste, Kyrgyzstan, Afganistan, dan Madagaskar.
"Khusus untuk obat hewan, ekspor Indonesia dilakukan ke banyak negara baik di benua Asia Pasifik, Afrika, Eropa dan Amerika," jelasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor komoditas peternakan pada tahun 2020 periode bulan Januari sampai September (angka sementara) sudah tercatat mencapai 235.728 ton dengan nilai USD 632.085.614 atau setara Rp 9,48 triliun.
Catatan ini meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019 (year on year) yang hanya mencapai 199.135 ton dengan nilai setara Rp7,05 triliun. Peningkatan volume ekspor sebesar 18,38% dan nilai ekspor meningkat sebesar 34,32%.
"Nah, lewat program GRATIEKS kami menargetkan pertumbuhan volume ekspor peternakan pada tahun 2024 naik 300 persen menjadi 884.212 ton ke 100 negara tujuan," ucap Nasrullah.
"Disamping itu, yang tidak kalah penting yaitu efisiensi usaha agar produk kita semakin kompetitif," imbuh dia.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, Nasrullah memaparkan, komoditas peternakan Indonesia hingga saat ini memang telah mampu menembus pasar internasional. Terbukti dari beberapa ekspor daging ayam olahan, sarang burung walet, pakan ternak, obat hewan, susu olahan, ternak babi, kambing dan domba hidup sampai ke larva kering.
"Total negara tujuan ekspor produk peternakan dan kesehatan hewan sampai saat ini telah ke 97 negara," ungkap Nasrullah.
Ternak hidup yang telah diekspor di antaranya ke negara Singapura, Pakistan, Malaysia, Uni Emirat Arab dan Timor Leste seperti sapi, kambing, domba, ayam, kelinci dan babi. Sedangkan, negara tujuan ekspor produk pangan segar dan olahan asal ternak di antaranya adalah Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Jepang, Hongkong, Vietnam, dan Timor Leste.
Adapun negara tujuan ekspor produk non pangan asal ternak seperti Tiongkok, Jepang, Timor Leste, Singapura, Inggris, dan Amerika. Sementara bibit dan benih ternak telah kita ekspor ke Malaysia, Myanmar, Kamboja, Timor Leste, Kyrgyzstan, Afganistan, dan Madagaskar.
"Khusus untuk obat hewan, ekspor Indonesia dilakukan ke banyak negara baik di benua Asia Pasifik, Afrika, Eropa dan Amerika," jelasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor komoditas peternakan pada tahun 2020 periode bulan Januari sampai September (angka sementara) sudah tercatat mencapai 235.728 ton dengan nilai USD 632.085.614 atau setara Rp 9,48 triliun.
Catatan ini meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019 (year on year) yang hanya mencapai 199.135 ton dengan nilai setara Rp7,05 triliun. Peningkatan volume ekspor sebesar 18,38% dan nilai ekspor meningkat sebesar 34,32%.
"Nah, lewat program GRATIEKS kami menargetkan pertumbuhan volume ekspor peternakan pada tahun 2024 naik 300 persen menjadi 884.212 ton ke 100 negara tujuan," ucap Nasrullah.