Barito Pacific Raih Pendapatan Bersih USD1,666 miliar
loading...
A
A
A
JAKARTA-PT Barito Pacific Tbk (BRPT) berhasil meraih pendapatan bersih konsolidasi sebesar USD1,666 miliar hingga akhir September 2020. Sedangkan pada kuartal III/2020 perseroan berhasil membukukan EBITDA sebesar USD386 juta, serta laba bersih konsolidasian sekitar USD76 juta.
BRPT juga mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada perusahaan sebesar USD11,3 juta untuk periode sembilan bulan tahun 2020, dari yang sebelumnya mencatatkan kerugian bersih sebesar USD8,9 juta pada semester I/2020.
Direktur Keuangan BRPT David Kosasih mengatakan, peningkatan kinerja BRPT ini didorong oleh rebound pertumbuhan industri petrokimia. Hal ini membuat kinerja lini bisnis petrokimia BRPT terus menunjukkan tren positif pada kuartal ketiga 2020 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
“Selain itu, bisnis anak perusahaan di sektor energi juga terus memberikan kontribusi yang besar dan stabil pada perolehan pendapatan dan laba secara konsolidasi,” ujar David di Jakarta, kemarin. (Baca juga:Chandra Asri Raih Pendapatan USD1,268 Miliar)
Dia menuturkan, di tengah pandemi Covid-19, anak usaha BRPT yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) telah menyelesaikan pabrik MTBE dan Butene-1 pertama di Indonesia tepat waktu, sesuai anggaran dan memenuhi spesifikasi, meningkatkan total kapasitas produksi sebesar 128KTA untuk MTBE dan 43KTA untuk Butene-1. Pembangunan pabrik tersebut menjadikan kapasitas total produksi TPIA keseluruhan menjadi 4,2 MTA dan menandai keberhasilan pelaksanaan dan penyelesaian Integrasi TPIA 2015-2020.
TPIA juga telah menyelesaikan pembangunan Enclosed Ground Flare baru yakni teknologi suar tanpa asap di komplek pabriknya di Cilegon dengan nilai investasi USD14 juta juga diselesaikan tepat waktu untuk mendukung komitmen kuat kami terhadap faktor Lingkungan, Sosial.
David menambahkan, peningkatan kinerja Barito Pacific juga dibantu oleh performa anak usaha di sektor energi terbarukan, Star Energy (SE) yang terus memberikan stabilitas bagi kinerja perseroan. Untuk periode ini, terjadi peningkatan pendapatan bersih yang diraih oleh SE yang mencapai USD394 juta atau tumbuh 4,2% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD378 juta. "Kami optimistis ke depan, kontribusi SE pada BRPT akan semakin besar seiring perkembangan bisnis SE di Indonesia. Saat ini, Star Energy merupakan perusahaan pengelola panas bumi terbesar di Indonesia dengan kapasitas sebesar 875 Megawatt (MW) dan berencana untuk menambah kapasitas sampai dengan 1200 MW dalam 10 tahun mendatang," jelasnya.
(bai)