Jaga Kinerja, BRI Terapkan Nilai Sosial dan Ekonomi
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. berkomitmen terus menjunjung penerapan nilai-nilai sosial (social values) dan ekonomi (economic values) dalam menjalankan bisnisnya. Karena itu, BRI tidak akan mundur dalam memberi pelayanan terhadap masyarakat, terutama segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Penerapan nilai sosial dan ekonomi dalam berkegiatan bisa dilakukan secara bersamaan tanpa dikotomi. Hal ini sudah dibuktikan BRI yang sukses menghadirkan layanan keuangan terbaik bagi nasabah kecil dan di pelosok, serta di sisi lain terjaga profitabilitasnya.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo berkata, penerapan nilai sosial dan ekonomi secara bersamaan membuat kinerja perusahaan sustain. Di saat bersamaan, penerapan nilai-nilai ini berdampak pada bergeraknya perekonomian masyarakat, sehingga berujung pada meningkatkan kesejahteraan mereka untuk jangka panjang.
“BRI ke depan akan lebih spesifik turun melayani nasabah mikro dan ultra mikro, karena ternyata memang masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki rekening bank. Kami harap dengan melayani dan penetrasi lebih dalam kepada pelaku usaha bisa memberikan kepastian untuk naik kelas. Hal ini juga bisa memastikan kelangsungan usaha ultra mikro serta UMKM,” ujar Haru di Jakarta, Rabu (4/11/2020).
Menurut Haru, pemberian layanan keuangan formal harus dimasifkan dan menjadi kunci untuk mendorong kesejahteraan masyarakat. Apalagi, saat ini masih terdapat puluhan juta masyarakat Indonesia yang belum terjangkau akses layanan keuangan formal. Berdasarkan survei Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) 2018, tercatat baru 55,7 persen orang dewasa yang memiliki akun lembaga keuangan formal. Kemudian, hanya 38,4 persen orang dewasa yang memiliki akun bank hingga tahun 2018. Mayoritas warga masih terbiasa mengakses layanan keuangan formal atau perbankan menggunakan akun orang lain.
“Dalam catatan statistik, kurang lebih separuh pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah belum dilayani perbankan. Mungkin mereka sudah sudah dilayani oleh lembaga keuangan yang non-formal. Kami selalu mendorong supaya mereka segera masuk ke perbankan, sehingga bank bisa membantu mereka untuk tumbuh, dan menjaga keberlanjutan untuk menjadi lebih besar di masa yang akan datang,” ujarnya.
Selama ini, BRI banyak menggunakan nilai-nilai sosial dalam berkegiatan yang salah satunya terlihat dari besarnya jumlah nasabah UMKM perusahaan. Komitmen BRI memajukan kesejahteraan masyarakat juga terlihat dari keterlibatan aktif penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang sejak 2015 hingga September 2020 nilainya mencapai Rp422,7 triliun.
Penerapan nilai sosial dan ekonomi dalam berkegiatan bisa dilakukan secara bersamaan tanpa dikotomi. Hal ini sudah dibuktikan BRI yang sukses menghadirkan layanan keuangan terbaik bagi nasabah kecil dan di pelosok, serta di sisi lain terjaga profitabilitasnya.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo berkata, penerapan nilai sosial dan ekonomi secara bersamaan membuat kinerja perusahaan sustain. Di saat bersamaan, penerapan nilai-nilai ini berdampak pada bergeraknya perekonomian masyarakat, sehingga berujung pada meningkatkan kesejahteraan mereka untuk jangka panjang.
“BRI ke depan akan lebih spesifik turun melayani nasabah mikro dan ultra mikro, karena ternyata memang masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki rekening bank. Kami harap dengan melayani dan penetrasi lebih dalam kepada pelaku usaha bisa memberikan kepastian untuk naik kelas. Hal ini juga bisa memastikan kelangsungan usaha ultra mikro serta UMKM,” ujar Haru di Jakarta, Rabu (4/11/2020).
Menurut Haru, pemberian layanan keuangan formal harus dimasifkan dan menjadi kunci untuk mendorong kesejahteraan masyarakat. Apalagi, saat ini masih terdapat puluhan juta masyarakat Indonesia yang belum terjangkau akses layanan keuangan formal. Berdasarkan survei Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) 2018, tercatat baru 55,7 persen orang dewasa yang memiliki akun lembaga keuangan formal. Kemudian, hanya 38,4 persen orang dewasa yang memiliki akun bank hingga tahun 2018. Mayoritas warga masih terbiasa mengakses layanan keuangan formal atau perbankan menggunakan akun orang lain.
“Dalam catatan statistik, kurang lebih separuh pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah belum dilayani perbankan. Mungkin mereka sudah sudah dilayani oleh lembaga keuangan yang non-formal. Kami selalu mendorong supaya mereka segera masuk ke perbankan, sehingga bank bisa membantu mereka untuk tumbuh, dan menjaga keberlanjutan untuk menjadi lebih besar di masa yang akan datang,” ujarnya.
Selama ini, BRI banyak menggunakan nilai-nilai sosial dalam berkegiatan yang salah satunya terlihat dari besarnya jumlah nasabah UMKM perusahaan. Komitmen BRI memajukan kesejahteraan masyarakat juga terlihat dari keterlibatan aktif penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang sejak 2015 hingga September 2020 nilainya mencapai Rp422,7 triliun.
(nng)