Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Isuzu Bidik Sektor Logistik

Kamis, 05 November 2020 - 10:35 WIB
loading...
Genjot Pertumbuhan Ekonomi,...
Dunia usaha perlu menyiapkan strategi khusus guna menciptakan peluang seiring menggeliatnya perekonomian nasional. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Dunia usaha perlu menyiapkan strategi khusus guna menciptakan peluang seiring menggeliatnya perekonomian nasional . Ketika perekonomian membaik, pelaku usaha tidak ketinggalan dan kehilangan momentum untuk memacu kinerja mereka.

Optimisme terhadap pemulihan ekonomi nasional ini sempat dilontarkan Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto bahwa indikator terbaru Indonesia telah menunjukkan sinyal pemulihan ekonomi. (Baca: Waspada dengan Virus Kejahilan)

Hal ini terlihat dari Purchasing Manager’s Index (PMI) pada Agustus 2020 yang tercatat sebesar 51 atau lebih baik dari PMI Maret 2020, yakni 28. Indeks di atas 50 poin mengindikasikan sektor manufaktur tumbuh, sementara skor di bawah 50 poin menunjukkan sektor tersebut terkontraksi.

Indikasi lainnya, neraca perdagangan Indonesia berada dalam tren perbaikan. Data terbaru menunjukkan pada September 2020, surplus neraca perdagangan mencapai USD2,44 miliar, naik dari USD2,3 miliar dolar AS pada Agustus 2020.

Bahkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis perekonomian nasional akan berangsur membaik pada triwulan III dan IV setelah tumbuh minus 5,23% pada triwulan II. Dengan begitu, diharapkan pula akselerasi pemulihan ekonomi akan mulai terjadi pada kuartal pertama tahun depan.

Sri Mulyani memproyeksikan perekonomian tumbuh 5,0% pada 2021, lebih baik dibandingkan perkiraan tahun ini yang telah revisi di kisaran minus 1,7% hingga minus 0,6%. (Baca juga: Banyak Persoalan, MPR inta kemendikbud Evaluasi Pelaksanaan PJJ)

Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Ernando Emily mengatakan saat menghadapi pandemi, banyak pelaku bisnis hanya berfokus pada strategi reaction, seperti penerapan protokol kesehatan, tetapi melupakan tiga strategi lainnya, yakni recession, rebound, dan reimagine.

Dia pun mengatakan krisis ekonomi dan kesehatan akibat pandemi Covid-19 telah mengubah tidak hanya pola hidup masyarakat, tetapi juga pola bisnis. “Pandemi yang membuat masyarakat harus bekerja dari rumah dan sebisa mungkin tidak keluar rumah telah mendorong industri e-commerce berkembang pesat. Dampaknya, industri logistik juga mengalami pertumbuhan di masa pandemi Covid-19,” ujarnya.

Data Kementerian Keuangan menyebutkan selama pandemi, transaksi pembelian lewat e-commerce meningkat 18,1% menjadi 98,3 juta transaksi dengan total nilai transaksinya meningkat 9,9% menjadi Rp20,7 triliun.

Pengamat ekonomi dari Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy memproyeksikan pada 2025 ukuran pasar e-commerce di Indonesia mencapai USD50 miliar, lebih besar dibandingkan negara ASEAN lainnya seperti Malaysia, Singapura, ataupun Vietnam.

“Proyeksi saya kira tidak berlebihan mengingat jumlah penduduk Indonesia yang relatif besar selalu menjadi potensi market bagi industri apa pun,” katanya. (Baca juga: Kabar Baik Pasien Sembuh Covid-19 Terus Meningkat)

Menurut dia, dengan berkembangnya industri teknologi digital seperti e-commerce, tentu ada efek multiplier yang dirasakan industri lain termasuk di dalamnya industri logistik.

Karena itu, sebagai salah satu agen tunggal pemegang merek (ATPM), Isuzu mencoba membidik sektor logistik. “Kami dari Isuzu mencoba menghadirkan solusi komprehensif dengan meningkatkan produktivitas unit kendaraan yang digunakan oleh pelaku usaha, termasuk sektor logistik,” ujar Ernando.

Dia pun menjelaskan ada sejumlah hal yang dilakukan Isuzu untuk mendukung produktivitas pelaku usaha, mulai dari penyediaan armada yang irit bahan bakar dan siap dengan Euro-4 hingga menyediakan solusi biaya kepemilikan dan operasional yang paling kompetitif.

“Peningkatan produktivitas unit ini penting karena menjadi salah satu kunci untuk menyeimbangkan kenaikan biaya operasional dan investasi,” ujarnya. (Lihat videonya: Warga Lebak Pangul Motor Menerobos Banjir)

Alhasil, kata dia, pangsa pasar Isuzu mulai meningkat mulai Juni 2020. Pangsa pasar Isuzu pada Juni 2020 tercatat 25,7%, lalu naik menjadi 28,6% pada Juli, sedikit melemah di Agustus menjadi 25,1%, kemudian meningkat menjadi 26,3% pada September 2020.

Sementara itu, data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menunjukkan penjualan mobil wholesales di Indonesia berangsur membaik pada Juni, yakni 12.623, lalu Juli 25.283, Agustus naik lagi menjadi 37.277, dan September menjadi yang tertinggi selama pandemi Covid-19, yakni 48.554 unit. (Hatim Varabi)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0836 seconds (0.1#10.140)