Menteri Basuki Bongkar Alasan Bangun Banyak Bendungan
loading...
Proyek Bendungan Way Sekampung. Foto. Istimewa
A
A
A
JAKARTA – Pemerintah menekankan pentingnya membangun bendungan. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan bendung-bendung di sungai sangat dibutuhkan, khususnya untuk penyediaan air irigasi agar tepat waktu saat tanam.
(Baca juga:Akan Rampung Desember Ini, Yuk Intip 2 Bendungan Garapan Brantas Abipraya)
Irigasi tersebut harus bisa diatur dan diukur kapan kebutuhan dan berapa banyak air diperlukan. “Ini semata-mata dalam rangka mendukung ketahanan pangan yang sesuai dengan rencana kebijakan Pak Jokowi,” ujar Basuki dalam video virtual, Rabu (18/11/2020).
(Baca juga:Bendungan Tapin Rampung, Dukung Peningkatan Produksi Pangan di Kalsel)
Basuki mencontohkan saat mulai menanam padi hingga keluar bulirnya tentu kebutuhan air bisa berbeda. Sehingga harus bisa diukur. “Tanpa prasarana bendungan, jaringan irigasi, maka air irigasinya tidak akan bisa diatur dan diukur. Itu yang namanya irigasi teknis,” tuturnya.
(Baca juga:Bendungan Ladongi Siap Wujudkan Mimpi Petani)
Menurutnya, air menjadi komponen dalam satu siklus pertanian atau mempengaruhi 18%. Pasalnya, tanpa air maka proses tanam bisa gagal. Sehingga pihaknya juga fokus dalam pengadaan air untuk ketahanan pangan. “Air ini menurut kami sangat rentan pada climate change. Itulah tugas kami untuk menyediakan air di lahan irigasi,” tandasnya.
(Baca juga:Akan Rampung Desember Ini, Yuk Intip 2 Bendungan Garapan Brantas Abipraya)
Irigasi tersebut harus bisa diatur dan diukur kapan kebutuhan dan berapa banyak air diperlukan. “Ini semata-mata dalam rangka mendukung ketahanan pangan yang sesuai dengan rencana kebijakan Pak Jokowi,” ujar Basuki dalam video virtual, Rabu (18/11/2020).
(Baca juga:Bendungan Tapin Rampung, Dukung Peningkatan Produksi Pangan di Kalsel)
Basuki mencontohkan saat mulai menanam padi hingga keluar bulirnya tentu kebutuhan air bisa berbeda. Sehingga harus bisa diukur. “Tanpa prasarana bendungan, jaringan irigasi, maka air irigasinya tidak akan bisa diatur dan diukur. Itu yang namanya irigasi teknis,” tuturnya.
(Baca juga:Bendungan Ladongi Siap Wujudkan Mimpi Petani)
Menurutnya, air menjadi komponen dalam satu siklus pertanian atau mempengaruhi 18%. Pasalnya, tanpa air maka proses tanam bisa gagal. Sehingga pihaknya juga fokus dalam pengadaan air untuk ketahanan pangan. “Air ini menurut kami sangat rentan pada climate change. Itulah tugas kami untuk menyediakan air di lahan irigasi,” tandasnya.
(dar)
Explore More