Sukseskan Sejuta Rumah, BTN Gandeng Himpunan Pengembang dari Komunitas Nahdliyin
loading...
A
A
A
JAKARTA - Setelah sukses menggelar Santri Developer pada bulan Ramadhan lalu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN bersama Perkumpulan Masyarakat Profesional Nahdliyin (Nusantara Utama Cita/NU Circle) dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) mendukung Himpunan Pengembang Nusantara (HIPNU) mempercepat pencapaian target program Sejuta Rumah .
Khususnya dalam penyelenggaraan pembangunan perumahan berbasis komunitas. HIPNU merupakan komunitas Nahdliyin yang terbentuk dari program BTN Santri Developer yang diadakan BTN sebelumnya.
(Baca Juga: Semakin Kuat, Ini Komitmen Bank BTN dalam Program Sejuta Rumah )
Pada peresmian pembukaan Sarasehan dan Seminar HIPNU bertajuk Mewujudkan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia – Sektor Perumahan Rakyat, Wakil Presiden Republik Indonesia, KH Ma'ruf Amin dalam sambutannya menilai pembangunan perumahan tidak hanya berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi.
Tapi juga kualitas hidup masyakarat karena melibatkan merupakan satu kluster yang melibatkan 150 jenis usaha dan industri dan menyerap tenaga kerja yang besar. Oleh karena itu pembangunan perumahan harus didukung, sebagai pengungkit pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
“Sehingga diperlukan ada upaya percepatan dalam mewujudkan perumahan yang layak bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Saat ini pemerintah mengkaji lebih lanjut skema susbidi dan intervensi sisa anggaran Subisidi Selisih Bungan dan Subsidi Bantuan Uang Muka, penggunaan tanah negara untuk perumahan rakyat, pemanfaatan Tapera, serta reformasi perumnas,” kata Ma’ruf Amin.
(Baca Juga: Realisasi Program Sejuta Rumah Capai 601.637 Unit hingga Oktober 2020 )
Adapun Seminar dan Sarasehan Nasional HIPNU 2020 diselenggarakan sebagai community response dan tanggung jawab sosial atas permasalahan yang terjadi dalam pemenuhan kebutuhan perumahan masyarakat.
“HIPNU diharapkan menjadi wadah berkumpulnya para pengembang perumahan Nahdliyin untuk membangun kerjasama, transfer knowledge dan sharing session seputar industri properti nasional,” kata Direktur Utama Bank BTN, Pahala Nugraha Mansury dalam sambutannya di acara Sarasehan Nasional HIPNU di Jakarta.
Menurut Pahala, ada sejumlah masalah di industri properti yang membutuhkan dukungan seluruh stakeholder di antaranya (keterjangkauan) yakni adanya keterbatasan daya beli masyarakat terutama masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR), masih kurangnya pemenuhan terhadap standar keandalan bangunan dan keserasian dengan lingkungan.
Ditambah Perumahan dan permukiman semakin jauh dari pusat kota tanpa dukungan jaringan infrastruktur dan tidak sesuai dengan rencana tata ruang (urban sprawl), dan banyak hunian yang kurang layak.
(Baca Juga: KPR Subsidi Banjir Peminat, BTN Siap Serap Tambahan Kuota FLPP )
Bank BTN sendiri dalam Program Sejuta Rumah untuk Rakyat sampai dengan 31 Oktober 2020 berkontribusi dalam merealisasikan KPR untuk: 107.762 unit untuk KPR dan memberikan dukungan kreidt kontruksi terhadap 311.138 unit rumah.
Bank BTN, kata Pahala juga turut ambil bagian dalam mendukung pertumbuhan sektor properti baik dari sisi supply and demand melalui produk dan jasa layanan perbankan Bank BTN. Dari sisi supply, BTN membuka Housing Finance Center (HFC) untuk merintis para kontraktor yang siap terjun di dunia properti, termasuk dengan menggelar Santri Developer dengan NU Circle dan IAEI.
“Kami berencana mengembangkan kembali program Santri Developer pada tahun 2021 dengan menyelenggarakan di pesantren-pesantren binaan NU guna memberi pembekalan kepada kalangan santri dan alumni pesantren mengenai dunia pengembang perumahan di Indonesia,” kata Pahala.
Sebagai informasi, program BTN Santri Developer telah sukses dilaksanakan secara online pada tanggal 11-16 Mei 2020 yang telah menjaring peserta eligible sebanyak 1.161 peserta dengan output yang dihasilkan skill dasar ilmu menjadi developer properti pemula dengan materi, seperti Kebijakan Perumahan di Indonesia, Kewirausahaan dalam Perspektif Teologi Islam, Aspek Ekonomi dan Kebijakan di Sektor Properti, Pengantar Menjadi Developer, serta Manajemen Proyek Perumahan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Perkumpulan Masyarakat Profesional Nahdlatul Ulama (NU-Circle), Gatot Prio Utomo menyampaikan, rekomendasi langkah dan kebijakan dari NU circle untuk menjawab permasalahan pemenuhan kebutuhan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Rekomendasi tersebut antara lain, adalah melibatkan partisipasi masyarakat terutama kelompok masyarakat yang memiliki akar budaya yang kuat. Dalam hal ini Nahdliyin yang memiliki akses pada lahan cukup dapat berkolaborasi dengan pengembang dengan akar Nahdliyin untuk penyediaan lahan perumahan.
Rekomendasi lainnya adalah memastikan alokasi dana subsidi perumahan bagi MBR, simplifikasi prosedur perijinan pembangunan perumahan. Menurutnya, diperlukan berbagai ketrampilan dan pendampingan sehingga masyarakat menengah bawah yang lebih proporsinya adalah Nahdliyin sehingga tidak lagi menjadi objek dan target bagi pengembang.
“BTN dan NU Circle dalam bulan puasa 2020 sudah melakukan pelatihan awal dan akan melakukan pelatihan lanjutan di pesantren di Temu Ireng sehingga ada generasi baru santri yang akan menjadi aktor aktif dalam penyediaan perumahan bagi masyarakat," kata Gatot.
Khususnya dalam penyelenggaraan pembangunan perumahan berbasis komunitas. HIPNU merupakan komunitas Nahdliyin yang terbentuk dari program BTN Santri Developer yang diadakan BTN sebelumnya.
(Baca Juga: Semakin Kuat, Ini Komitmen Bank BTN dalam Program Sejuta Rumah )
Pada peresmian pembukaan Sarasehan dan Seminar HIPNU bertajuk Mewujudkan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia – Sektor Perumahan Rakyat, Wakil Presiden Republik Indonesia, KH Ma'ruf Amin dalam sambutannya menilai pembangunan perumahan tidak hanya berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi.
Tapi juga kualitas hidup masyakarat karena melibatkan merupakan satu kluster yang melibatkan 150 jenis usaha dan industri dan menyerap tenaga kerja yang besar. Oleh karena itu pembangunan perumahan harus didukung, sebagai pengungkit pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
“Sehingga diperlukan ada upaya percepatan dalam mewujudkan perumahan yang layak bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Saat ini pemerintah mengkaji lebih lanjut skema susbidi dan intervensi sisa anggaran Subisidi Selisih Bungan dan Subsidi Bantuan Uang Muka, penggunaan tanah negara untuk perumahan rakyat, pemanfaatan Tapera, serta reformasi perumnas,” kata Ma’ruf Amin.
(Baca Juga: Realisasi Program Sejuta Rumah Capai 601.637 Unit hingga Oktober 2020 )
Adapun Seminar dan Sarasehan Nasional HIPNU 2020 diselenggarakan sebagai community response dan tanggung jawab sosial atas permasalahan yang terjadi dalam pemenuhan kebutuhan perumahan masyarakat.
“HIPNU diharapkan menjadi wadah berkumpulnya para pengembang perumahan Nahdliyin untuk membangun kerjasama, transfer knowledge dan sharing session seputar industri properti nasional,” kata Direktur Utama Bank BTN, Pahala Nugraha Mansury dalam sambutannya di acara Sarasehan Nasional HIPNU di Jakarta.
Menurut Pahala, ada sejumlah masalah di industri properti yang membutuhkan dukungan seluruh stakeholder di antaranya (keterjangkauan) yakni adanya keterbatasan daya beli masyarakat terutama masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR), masih kurangnya pemenuhan terhadap standar keandalan bangunan dan keserasian dengan lingkungan.
Ditambah Perumahan dan permukiman semakin jauh dari pusat kota tanpa dukungan jaringan infrastruktur dan tidak sesuai dengan rencana tata ruang (urban sprawl), dan banyak hunian yang kurang layak.
(Baca Juga: KPR Subsidi Banjir Peminat, BTN Siap Serap Tambahan Kuota FLPP )
Bank BTN sendiri dalam Program Sejuta Rumah untuk Rakyat sampai dengan 31 Oktober 2020 berkontribusi dalam merealisasikan KPR untuk: 107.762 unit untuk KPR dan memberikan dukungan kreidt kontruksi terhadap 311.138 unit rumah.
Bank BTN, kata Pahala juga turut ambil bagian dalam mendukung pertumbuhan sektor properti baik dari sisi supply and demand melalui produk dan jasa layanan perbankan Bank BTN. Dari sisi supply, BTN membuka Housing Finance Center (HFC) untuk merintis para kontraktor yang siap terjun di dunia properti, termasuk dengan menggelar Santri Developer dengan NU Circle dan IAEI.
“Kami berencana mengembangkan kembali program Santri Developer pada tahun 2021 dengan menyelenggarakan di pesantren-pesantren binaan NU guna memberi pembekalan kepada kalangan santri dan alumni pesantren mengenai dunia pengembang perumahan di Indonesia,” kata Pahala.
Sebagai informasi, program BTN Santri Developer telah sukses dilaksanakan secara online pada tanggal 11-16 Mei 2020 yang telah menjaring peserta eligible sebanyak 1.161 peserta dengan output yang dihasilkan skill dasar ilmu menjadi developer properti pemula dengan materi, seperti Kebijakan Perumahan di Indonesia, Kewirausahaan dalam Perspektif Teologi Islam, Aspek Ekonomi dan Kebijakan di Sektor Properti, Pengantar Menjadi Developer, serta Manajemen Proyek Perumahan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Perkumpulan Masyarakat Profesional Nahdlatul Ulama (NU-Circle), Gatot Prio Utomo menyampaikan, rekomendasi langkah dan kebijakan dari NU circle untuk menjawab permasalahan pemenuhan kebutuhan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Rekomendasi tersebut antara lain, adalah melibatkan partisipasi masyarakat terutama kelompok masyarakat yang memiliki akar budaya yang kuat. Dalam hal ini Nahdliyin yang memiliki akses pada lahan cukup dapat berkolaborasi dengan pengembang dengan akar Nahdliyin untuk penyediaan lahan perumahan.
Rekomendasi lainnya adalah memastikan alokasi dana subsidi perumahan bagi MBR, simplifikasi prosedur perijinan pembangunan perumahan. Menurutnya, diperlukan berbagai ketrampilan dan pendampingan sehingga masyarakat menengah bawah yang lebih proporsinya adalah Nahdliyin sehingga tidak lagi menjadi objek dan target bagi pengembang.
“BTN dan NU Circle dalam bulan puasa 2020 sudah melakukan pelatihan awal dan akan melakukan pelatihan lanjutan di pesantren di Temu Ireng sehingga ada generasi baru santri yang akan menjadi aktor aktif dalam penyediaan perumahan bagi masyarakat," kata Gatot.
(akr)