Indonesia Sudah Terapkan Kecerdasan Buatan di Sektor Energi, Apa Saja?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menekankan pentingnya pengembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam sektor energi.
Hal ini dikemukakan pada the ASEAN Workshop on 4th Industrial Revolution Artificial Intelligence: Implementation In Energy Efficiency, Cyber Security and Agriculture.
"Saat ini, Indonesia menerapkan metode yang lebih cerdas dan efisien dalam bisnis energi, sehingga industri energi nasional siap memasuki pasar global industri 4.0. Antara lain melalui penggunaan dan pengembangan artificial intelligence," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (24/11/2020).
( )
Menurut dia, sektor energi modern menjadi semakin saling terhubung dengan adanya teknologi digital yang memfasilitasi dan mempercepat transisi energi. Transisi energi yang saat ini berlangsung menyebabkan runtuhnya hambatan, membawa perubahan pasar, dan kemunculan pemain baru.
Salah satu penerapan AI sektor energi yang cukup menonjol adalah teknologi smart grid. "Smart grid mencakup informasi modern dan mutakhir, serta teknologi komunikasi yang akan meningkatkan kualitas jaringan listrik kita menjadi lebih efisien, lebih andal, serta meningkatkan partisipasi konsumen dan integrasi energi terbarukan di sistem kelistrikan," papar Arifin.
Pengembangan smart grid mirip dengan perkembangan Revolusi Industri 4.0 di mana artificial intelligence, otomatisasi, dan internet mengubah praktik industri konvensional.
( )
Saat ini, teknologi ini telah diterapkan antara lain di Sumbawa Barat, Bali, dan Nusa Tenggara Timur, serta akan mulai diaplikasikan di sistem ketenagalistrikan Jawa Bali. Smart grid juga sudah masuk dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028.
Penerapan AI lainnya adalah pemantauan PV secara otomatis. Untuk meningkatkan porsi Variable Renewable Energy (VRE) dalam sistem kelistrikan, Pemerintah telah mulai memasukkan PLTS Terapung di PLTA yang ada untuk mengatasi masalah intermittency. Salah satunya PLTS Terapung di PLTA Cirata.
Hal ini dikemukakan pada the ASEAN Workshop on 4th Industrial Revolution Artificial Intelligence: Implementation In Energy Efficiency, Cyber Security and Agriculture.
"Saat ini, Indonesia menerapkan metode yang lebih cerdas dan efisien dalam bisnis energi, sehingga industri energi nasional siap memasuki pasar global industri 4.0. Antara lain melalui penggunaan dan pengembangan artificial intelligence," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (24/11/2020).
( )
Menurut dia, sektor energi modern menjadi semakin saling terhubung dengan adanya teknologi digital yang memfasilitasi dan mempercepat transisi energi. Transisi energi yang saat ini berlangsung menyebabkan runtuhnya hambatan, membawa perubahan pasar, dan kemunculan pemain baru.
Salah satu penerapan AI sektor energi yang cukup menonjol adalah teknologi smart grid. "Smart grid mencakup informasi modern dan mutakhir, serta teknologi komunikasi yang akan meningkatkan kualitas jaringan listrik kita menjadi lebih efisien, lebih andal, serta meningkatkan partisipasi konsumen dan integrasi energi terbarukan di sistem kelistrikan," papar Arifin.
Pengembangan smart grid mirip dengan perkembangan Revolusi Industri 4.0 di mana artificial intelligence, otomatisasi, dan internet mengubah praktik industri konvensional.
( )
Saat ini, teknologi ini telah diterapkan antara lain di Sumbawa Barat, Bali, dan Nusa Tenggara Timur, serta akan mulai diaplikasikan di sistem ketenagalistrikan Jawa Bali. Smart grid juga sudah masuk dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028.
Penerapan AI lainnya adalah pemantauan PV secara otomatis. Untuk meningkatkan porsi Variable Renewable Energy (VRE) dalam sistem kelistrikan, Pemerintah telah mulai memasukkan PLTS Terapung di PLTA yang ada untuk mengatasi masalah intermittency. Salah satunya PLTS Terapung di PLTA Cirata.