Arcandra Tahar Bongkar Rahasia Sukses Gojek, Facebook, Tesla, Spotify, dan Alibaba

Rabu, 25 November 2020 - 20:55 WIB
loading...
Arcandra Tahar Bongkar...
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKART - Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengungkapkan pentingnya mengoptimalkan trapped values untuk mewujudkan sebuah inovasi bisnis sekaligus solusi dari kebutuhan masyarakat masa saat ini. Kemampuan untuk mengoptimalkan trapped value yang bisa ditemukan di lingkungan sekitar bisa menghadirkan aset bisnis yang bernilai tinggi.

Arcandra kemudian menjadikan UBER sebagai salah satu contohnya. Bisnis yang muncul sebelas tahun lalu itu, dalam waktu singkat sukses menjadi salah satu startup dengan pertumbuhan yang sangat dahsyat dan valuasi paling tinggi di dunia.

"Mereka sukses karena jeli dan mampu mengoptimalkan trapped values," ungkap Arcandra Tahar seperti dikutip dari laman instagramnya @arcandra.tahar, Rabu (25/11).

Melongok ke Indonesia, penemu lima paten teknologi migas ini kemudian "menyamakannya" dengan Gojek. Hanya dalam waktu sepuluh tahun, Gojek mampu menjaring lebih dari dua juta mitra driver dan lebih dari 750 ribu para pengusaha kuliner lewat layanan Go Food. Valuasi Gojek pun telah melewati angka USD10 miliar sehingga masuk dalam startup berstatus decacorn.

Menurut mantan Wamen ESDM ini, para pendiri UBER dan Gojek berhasil memaksimalkan aset-aset tersembunyi menjadi aset yang produktif dan semakin bernilai. Inilah yang disebut sebagai trapped values, sebuah nilai yang terjebak dalam sistem kehidupan masyarakat. ( Baca juga:Kolaborasi Telkomsel-Gojek Bakal Bikin Konsumen Makin Untung )

Kelahiran UBER di Amerika terjadi pada saat rumah tangga di Amerika menghabiskan lebih banyak uang untuk transportasi daripada makanan. Sementara mobil-mobil menghabiskan 95% waktunya di area parkir, sehingga jadi aset yang pemanfaatannya minim.

"Dengan adanya UBER, mobil-mobil tersebut dapat dimanfaatkan sebagai aset produktif yang menghasilkan revenue. Bahkan dalam waktu singkat berhasil mendorong berbagai perubahan perilaku masyarakat dunia untuk mengoptimalkan aset yang sebelumnya termasuk dalam trapped values tersebut," tambahnya.

Begitu juga Gojek. Nadiem Makariem pendiri Gojek kerap menyatakan bahwa kelahiran Gojek di tahun 2010 itu berawal dari seringnya ia menggunakan angkutan ini. Namun dia melihat tukang ojek lebih banyak menunggu penumpang, sehingga aset kendaraannya kurang optimal.

Menurut Arcandra tidak hanya UBER dan Gojek. Banyak startup besar lainnya, yang kebanyakan 'mbrojol' di garasi, seperti Facebook, Tesla, Spotify, Tokopedia, Bukalapak, Alibaba dan sebagainya itu muncul karena kemampuan pendirinya untuk mengoptimalkan trapped values menjadi sebuah solusi.

Lima Tahapan

Lalu bagaimana menemukan trapped values dan melahirkan solusinya? Arcandra membaginya dalam lima tahapan. Pertama Empati. Ketika ingin menciptakan sesuatu, harus dipahami bahwa kita melakukannya bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk kebutuhan dan keinginan orang lain.

Ia lalu mencontohkan kehadiran spotify. Sebelum aplikasi musik itu lahir tentu ada proses empati, karena saat itu di hampir semua negara penyanyi-penyanti independen tidak bisa menjual karyanya secara langsung. Supply chain di industri musik dalam kontrol penuh perusahaan rekaman.

"Di sinilah empati itu lahir karena kreatifitas jutaan penyanyi di dunia terhambat oleh sistem yang mengontrol industri musik. Empati itu menjadi dasar bagi terciptanya karya dengan mengoptimalkan trapped values," ujarnya.

Kedua, definisikan masalahnya. Ketika banyak artis independen gagal menjual karyanya karena tidak ada label rekaman yang mendukung, inilah yang sebenarnya jadi titik masalah.

Ketiga, Melahirkan Ide. Setelah empati dan menentukan masalah, tahap berikutnya adalah melahirkan sebuah ide yang bisa menjadi solusi atas masalah tersebut. ( Baca juga:Transfer Suap Terakhir Diterima Edhy Prabowo di Luar Negeri, Terpakai Rp1 Miliar )

Keempat membangun prototipe. Solusi butuh sistem, temuan baru dan karena itu prototipe menjadi bagian dari proses solusi yang akan dilahirkan. Aplikasi Gojek merupakan sebuah sistem yang lahir dari ide dan dikembangkan menjadi sebuah propotipe sebelum akhirnya diluncurkan.

Kelima adalah test dan feedback. Ini adalah fase terpenting sebelum solusi yang ditawarkan dapat berkompetisi di pasar dan melayani konsumen. Pengujian dan berbagai masukan dari berbagai pihak harus menjadi prioritas. Karena ini akan menjadi salah satu kunci produk yang dilahirkan memenuhi kebutuhan pasar dan mampu mengoptimalkan trapped values yang ada.

Di Indonesia, baik di pemerintahan, BUMN, swasta tentu banyak sekali trapped values yang bisa ditemukan. Apakah kita bisa mengoptimalkannya menjadi sebuah aset produktif dan solusi? Tentu akan bergantung pada diri kita untuk berani keluar dari kenyamanan dan melahirkan cara-cara baru yang lebih baik, lebih efisien, lebih akuntabel dan tentunya lebih memberi manfaat bagi masyarakat banyak.

"Untuk semua itu maka harus berani gagal dan terus mencoba sampai sukses. Seperti halnya Thomas Alfa Edison yang gagal 1.000 kali sebelum melahirkan lampu pijar. Silakan semua mencoba dan melahirkan karya yang bisa mengoptimalkan trapped values di sekitar Anda," tutup Arcandra.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1861 seconds (0.1#10.140)