Juragan Kebon Sirih Ungkap 1P+5S untuk Pulihkan Ekonomi Tahun Depan

Kamis, 03 Desember 2020 - 13:44 WIB
loading...
Juragan Kebon Sirih Ungkap 1P+5S untuk Pulihkan Ekonomi Tahun Depan
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) optimistis pemulihan ekonomi nasional pada tahun 2021 dapat terwujud dengan penguatan sinergi melalui satu prasyarat dan lima strategi. Satu prasyarat tersebut adalah vaksinasi dan disiplin protokol Covid-19 .

Sementara kelima strategi itu adalah pembukaan sektor produktif dan aman (1), percepatan stimulus fiskal atau realisasi anggaran (2), peningkatan kredit dari sisi permintaan dan penawaran (3), stimulus moneter dan kebijakan makroprudensial (4). Lalu yang terakhir adalah digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya UMKM. ( Baca juga:Bos BI Pede Kredit Bisa Tumbuh 9% di 2021 )

"Pelaksanaan protokol kesehatan harus terus dilakukan dengan disiplin dan terus waspada serta tidak lengah agar tidak ada gelombang kedua pandemi yang akan merugikan upaya dan pengorbanan yang telah dilakukan," kata Perry di Jakarta, Rabu (3/12/2020).

Kata dia, pemulihan ekonomi nasional yang tengah berlangsung diprakirakan semakin meningkat. Terutama, peningkatan ekonomi di tahun depan.

"Pada tahun 2021, ekonomi Indonesia diprakirakan tumbuh mencapai 4,8-5,8%, didukung oleh peningkatan kinerja ekspor, konsumsi swasta dan pemerintah, serta investasi baik dari belanja modal pemerintah maupun dari masuknya PMA sebagai respons positif terhadap UU Cipta Kerja," tandasnya. ( Baca juga:Bertugas Amankan Pilkada di DIY, 665 Polisi Dirapid Test )

Pertumbuhan di seluruh wilayah juga akan meningkat, khususnya Jawa serta wilayah Sulawesi-Maluku-Papua. Stabilitas makroekonomi terjaga dengan inflasi yang akan terkendali sesuai sasaran 3±1% serta nilai tukar rupiah yang akan bergerak stabil dan berpotensi menguat.

Stabilitas eksternal terjaga, dengan surplus neraca pembayaran didukung defisit transaksi berjalan yang rendah di sekitar 1,0-2,0% PDB. Stabilitas sistem keuangan juga semakin membaik, dengan rasio permodalan yang tinggi, NPL yang rendah, serta pertumbuhan DPK dan kredit yang masing-masing meningkat ke sekitar 7-9% pada 2021.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1390 seconds (0.1#10.140)