Saatnya Industri Kreatif Rebut Pasar Global

Selasa, 08 Desember 2020 - 10:11 WIB
loading...
Saatnya Industri Kreatif Rebut Pasar Global
Dengan program percepatan transformasi digital, industri kreatif nasional seharusnya merebut pasar global. Foto/dok
A A A
JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa transaksi perdagangan offline mengalami penurunan drastis. Sementara transaksi online meningkat cukup signifikan.

Dia mengatakan jangan sampai pasar online Indonesia dibanjiri produk impor. “Jangan sampai perdagangan online didominasi oleh pembelian produk impor. Jangan sampai marketplace yang ada lebih banyak dimanfaatkan oleh para pelaku industri kreatif global,” kata Jokowi, dalam sambutannya di acara ‘Anugerah Bangga Buatan Indonesia Tahun 2020’ yang digelar secara virtual, kemarin. (Baca: Pemerintah Perlu beri Akses Pasar Khusus Produk Dalam Negeri)

Jokowi meminta agar pasar online Indonesia didominasi oleh produk-produk dalam negeri. Khususnya produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)

“Kita harus bisa membaliknya. Produk-produk UMKM Indonesia harus menjadi tuan rumah di negaranya sendiri, harus membanjiri berbagai marketplace dengan produk yang berkualitas dan kompetitif,” ujarnya.

Jokowi menyebut dengan program percepatan transformasi digital, industri kreatif nasional seharusnya merebut pasar global. “Mampu bersaing dengan negara-negara lain dan sekaligus menjadi duta dan branding Indonesia di masyarakat internasional,” ungkapnya.

Jokowi juga mengatakan bahwa kecintaan rakyat Indonesia terhadap produk dalam negeri adalah kunci mendorong kemajuan produk dalam negeri. Bahkan, dia menyebut hal ini bisa menekan defisit transaksi berjalan.

“Jika 270 juta rakyat Indonesia bangga mencintai membeli dan menggunakan produk-produk buatan Indonesia maka akan membantu menekan defisit transaksi berjalan. Akan membuat industri kreatif nasional berkembang cepat dan pesat,” katanya. (Baca juga: Penanganan Terkini Kanker Usus Besar)

Dia mengatakan hal ini akan berdampak sangat besar bagi perekonomian Indonesia. Rantai pasok yang panjang akan membuka industri turunan terutama sektor UMKM .

“Ini akan membuka lapangan kerja baru yang semakin banyak dan berkontribusi pada percepatan pemulihan ekonomi nasional,” tuturnya.

Lebih lanjut Jokowi meminta agar Gerakan Bangga Buatan Indonesia harus disertai dengan gerakan peningkatan kualitas dan daya saing. “Dua gerakan harus dilakukan secara bersama melalui pengembangan ekosistem dan rasa percaya diri sebagai bangsa yang besar, yang mencintai negerinya,” tandasnya.

Sementara itu, upaya pemerintah meringankan beban UMKM melalui restrukturisasi kredit, subsidi bunga dan pinjaman baru melalui perbankan mulai berdampak positif. Setelah bisa bertahan, sebagian UMKM mulai menunjukkan perbaikan kinerja keuangan. (Baca juga: 14 SMP Gelar Simulasi Sekolah Tatap Muka Bersama Siswa)

Ekonom Senior BRI Anton Hendranata mengatakan, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019 menunjukkan hasil positif.

“Sejumlah indikator menunjukkan aktivitas bisnis UMKM selama kuartal III/2020 semakin membaik dibandingkan kuartal II/2020, meskipun masih relatif rendah dibandingkan sebelum pandemi,” sebut Anton.

Padahal, selama pandemi, pelaku UMKM sangat terdampak signifikan. Sebanyak 84,7% UMKM di Indonesia merasakan dampak negatif dari pandemi Covid-19 dan sebanyak 13% netral. Hanya 2,3% masih positif. Pandemi menyebabkan pendapatan UMKM anjlok rata-rata 53%.

Data OJK menunjukkan, restrukturisasi kredit hingga 26 Oktober 2020 mencapai Rp932,4 triliun untuk 7,53 juta debitur perbankan. Sebanyak Rp369,8 triliun untuk 5,84 juta debitur berasal dari pelaku UMKM. (Baca juga: Turki Tegaskan Tidak Akan Tunduk Pada Ancaman UE)

Kondisi tersulit yang dialami UMKM di Indonesia selama pandemi Covid-19 diyakini sudah berakhir sehingga salah satu sektor yang menjadi ujung tombak perekonomian nasional ini diharapkan semakin optimistis menatap kuartal IV/2020.

Survei Kegiatan Usaha dan Sentimen Bisnis UMKM Tahun 2020 (BRI MICRO & SME INDEX/BMSI) per November 2020 menunjukkan mayoritas atau sebanyak 61,1% responden menilai dampak stimulus restrukturisasi dan subsidi bunga terhadap kinerja usaha debitur sudah memadai. (Dita Angga)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4103 seconds (0.1#10.140)