Masih Berat, Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi -2,4% di 2020

Selasa, 08 Desember 2020 - 14:25 WIB
loading...
Masih Berat, Pertumbuhan...
Pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun ini diprediksi masih dalam teritori negatif akibat melonjaknya kasus Covid-19 November-Desember ini. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memaparkan perkiraan dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) mengenai pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2020 yang masih berada di teritori negatif. Pertumbuhan ekonomi diprediksi sekitar -2,4% atau lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yakni antara -1,1% sampai 0,2%.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengaku masih sulit mendorong ekonomi Indonesia untuk tumbuh positif akhir tahun ini. Hal itu dikarenakan adanya lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi pada November-Desember ini.

(Baca Juga: Vaksinasi Diyakini Signifikan Pacu Pertumbuhan Ekonomi)

"Untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 sekitar -2,4%. Ini adalah tugas yang berat bagi kami semua untuk melakukan pemulihan di triwulan IV/2020 terutama karena kita melihat peningkatan penularan Covid-19 di awal Desember," kata Sri Mulyani dalam siaran video, Selasa (8/12/2020).

Dia mengatakan, pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19 tidak bisa hanya ditopang oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sehingga, pemerintah berupaya untuk mendorong sektor keuangan dan korporasi untuk kembali bergerak. "Pemerintah akan menghitung risiko antara kebutuhan memulihkan ekonomi dan kemungkinan terjadinya moral hazard," imbuhnya.

Kendati demikian, Sri Mulyani optimistis pada 2021 dapat mendorong ekonomi agar tumbuh sekitar 5,3%. Namun, Sri Mulyani menyebut hal itu tergantung pada vaksin untuk mengendalikan Covid-19.

(Baca Juga: Sama-sama Tahan Diri, Sri Mulyani Pecut Perbankan dan Korporasi)

"Untuk 2021 pemerintah lebih optimis. Tapi tetap berhati-hati karena tentunya perekonomian diharapkan tumbuh sekitar 5%, tapi ini tergantung dari Covid, vaksin dan kemampuan kita untuk terus memperkuat pemulihan perekonomian," tandasnya.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Dosen 29 Kampus Ini...
Dosen 29 Kampus Ini Bakal Dapat Tukin dari Sri Mulyani, Berikut Daftar Universitasnya
Gara-gara Tarif, Pertumbuhan...
Gara-gara Tarif, Pertumbuhan Ekonomi Tetangga Indonesia Ini Bisa 0%
Sri Mulyani dan Suami...
Sri Mulyani dan Suami Ucapkan Selamat Idulfitri: Harapan untuk Kesejahteraan Berkeadilan
Danone dan PBNU Kolaborasi...
Danone dan PBNU Kolaborasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif
Prabowo: Fundamental...
Prabowo: Fundamental Ekonomi Kita Kuat, Harga-harga Sembako Terkendali
Sampoerna Dorong Pertumbuhan...
Sampoerna Dorong Pertumbuhan UMKM Capai Target Ekonomi 8%
BI Proyeksikan Ekonomi...
BI Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 4,7% hingga 5,5% di 2025
Sri Mulyani: Saya di...
Sri Mulyani: Saya di Sini, Berdiri dan Tidak Mundur
Makin Suram, OECD Pangkas...
Makin Suram, OECD Pangkas Proyeksi Ekonomi Indonesia Jadi 4,9% di 2025
Rekomendasi
TNI Lahir dari Rahim...
TNI Lahir dari Rahim Rakyat, Jadikan Pilar Persatuan dan Pembangunan Bangsa
1 dari 10 Bom yang Dijatuhkan...
1 dari 10 Bom yang Dijatuhkan Israel di Jalur Gaza Gagal Meledak
Karya Seni Kelas Dunia...
Karya Seni Kelas Dunia Hadir di Central Park Jakbar
Berita Terkini
Lindungi Aset Bisnis,...
Lindungi Aset Bisnis, Nawakara Tawarkan Sistem ISS Berbasis Risiko
5 jam yang lalu
Tarif Trump Bikin Banyak...
Tarif Trump Bikin Banyak Negara Makin Semangat Gabung BRICS
6 jam yang lalu
Strategi Investasi Penting...
Strategi Investasi Penting Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global
6 jam yang lalu
Jaga Pertumbuhan Ekonomi...
Jaga Pertumbuhan Ekonomi Biru, Kadin-KKP Mitigasi Dampak Tarif Trump
7 jam yang lalu
Pemerintah Bentuk Satgas...
Pemerintah Bentuk Satgas PHK Hadapi Dampak Perang Tarif
8 jam yang lalu
Asbanda Luncurkan SP2D...
Asbanda Luncurkan SP2D Online, Bank Jatim Teken PKS Bersama Kemendagri
9 jam yang lalu
Infografis
6 Taman di Jakarta Buka...
6 Taman di Jakarta Buka 24 Jam, Dapat Ciptakan Lapangan Kerja
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved