Mau Keuangan Tetap Aman Saat Liburan? Perhatikan 5 Hal Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pergi berlibur tampaknya menjadi rencana bagi banyak orang di akhir tahun ini. Namun, dalam kondisi pandemi dan ekonomi yang belum pulih dari guncangan, ada baiknya liburan akhir tahun Anda dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.
Menurut Survei Perilaku Masyarakat di Masa Pandemi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 19,3% responden merasa sangat mungkin terjangkit virus Corona. Sementara itu, 29,4% responden merasa dirinya mungkin terinfeksi Covid-1. Kemudian, sebanyak 34,3% lainnya mengatakan cukup mungkin, 12,5% merasa tidak mungkin terkena, dan 4,5% merasa sangat tidak mungkin terkena.
(Baca Juga: Menparekraf Pastikan Penerapan CHSE di Bali Sebelum Liburan Akhir Tahun)
Kekhawatiran ini memengaruhi jumlah masyarakat yang bepergian untuk berlibur. Hal ini tentunya sangat berdampak terhadap pendapatan sektor usaha yang berkaitan dengan pariwisata. BPS menyebutkan bahwa kunjungan wisatawan ke Indonesia belum pulih, dan cukup banyak kegiatan rapat atau training yang umumnya diselenggarakan di hotel, kini beralih ke virtual.
Meski masih ada kekhawatiran, kondisi-kondisi ini juga memunculkan kesempatan yang bisa dimanfaatkan buat mereka yang ingin berlibur akhir tahun ini. Berikut adalah tips cerdas yang dikutip dari Lifepal.co.id bagi Anda yang ingin mengadakan liburan akhir tahun ke luar luar kota, agar keuangan tetap terjaga.
1. Staycation di luar kota saja
BPS juga melaporkan bahwa, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Oktober 2020 adalah 37,48%. Angka ini disebut meningkat 5,36 poin ketimbang September 2020, namun masih dinyatakan menurun 19,29 poin dari periode yang sama di tahun 2019.
Dengan belum pulihnya kunjungan wisatawan ke Indonesia, maka peluang terhadap harga diskon kamar masih terbuka lebar. Anda pun bisa menemukan diskon-diskon tersebut di aplikasi booking tiket pesawat, hotel, wisata, dan kuliner yang ada, atau dengan penawaran khusus travel agent.
Staycation dengan keluarga di luar kota tentu menjadi pilihan yang cerdas. Pasalnya, Anda berkesempatan merasakan pengalaman menginap di hotel mewah dengan harga yang lebih murah dari pasaran.
Di samping itu, staycation pun cenderung lebih aman terhadap risiko terjangkitnya virus Covid-19 ketimbang Anda harus mengunjungi destinasi wisata dan bertemu dengan banyak orang.
Jikalau Anda berniat keluar hotel dan mengunjungi pusat perbelanjaan atau tempat makan sesekali, tetaplah untuk taat dengan protokol kesehatan.
2. Pakai kendaraan pribadi
Jika memang destinasi kota yang Anda tuju tidak terlalu jauh, gunakan saja transportasi darat yaitu mobil pribadi. Modal utama yang harus Anda persiapkan adalah bahan bakar, uang untuk tol, serta persediaan makanan selama di perjalanan.
Namun bila mobil Anda belum terlindungi asuransi mobil, maka alangkah lebih baik untuk menggunakan pesawat saja ketimbang kendaraan pribadi.
Risiko akan kecelakaan di tol tetap ada. Risiko mobil yang kita gunakan tidak mengalami tabrakan hingga rusak total tentu bukannya tidak ada. Tanpa asuransi, maka beban perbaikan kendaraan yang mahal sepenuhnya ditanggung sendiri, sehingga akan sangat membahayakan kesehatan keuangan Anda.
Prosedur bepergian dengan pesawat di masa pandemi juga tidak rumit. Paling tidak, Anda harus melakukan rapid test terlebih dulu dan mengisi data di aplikasi eHac, yang difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan sebelum naik ke pesawat.
3. Tentukan, mau belanja atau wisata kuliner?
Sangat mungkin melakukan dua aktivitas ini bersamaan jika bujet liburan Anda cukup besar. Namun bagi yang memiliki bujet terbatas, maka ada baiknya untuk lebih bijak dalam menentukan tujuan liburan Anda di kota lain. Tentukan saja di awal, apa yang ingin Anda lakukan di sana, apakah ingin belanja atau hanya wisata kuliner?
Ketika Anda ingin berbelanja, maka tidak ada salahnya untuk membeli makanan empat sehat lima sempurna saja selama di sana. Atau membawa beberapa bahan makanan dari rumah untuk perbekalan saat liburan.
Namun jika tujuannya adalah berwisata kuliner, maka buatlah daftar tempat makan yang ingin Anda kunjungi dari sekarang dan lakukan riset terhadap harga-harga makanan di sana. Jangan kalap dalam belanja pernak-pernik selama liburan.
(Baca Juga: Gelar We Love Bali, Kemenparekraf Ajak Libur Akhir Tahun di Indonesia Saja)
4. Tentukan biaya liburan sebelum berangkat
Setelah Anda melakukan riset terhadap biaya hidup dan rekreasi di sana. Setelah itu, tentukanlah berapa jumlah ingin Anda keluarkan untuk aktivitas ini.
Anggap saja pengeluaran Anda selama berlibur yang direncanakan adalah, Rp5.000.000, maka alokasikan tambahan dana sebesar Rp500 ribu atau 10% dari total biaya liburan untuk kebutuhan darurat selama di sana.
Kebutuhan darurat yang dimaksud bisa berupa kebutuhan akan bahan bakar jikalau Anda membawa mobil pribadi, dan terjadi macet total di jalan yang akhirnya membuat konsumsi BBM Anda meningkat. Dana tersebut juga dapat dialokasikan sebagai biaya transportasi darurat selama liburan bila Anda pergi menggunakan pesawat.
5. Tidak berutang demi liburan
Tidaklah baik untuk memaksakan diri berlibur jika memang keuangan Anda belum sehat. Sebelum berlibur, ada baiknya untuk mengetahui terlebih dulu apakah jumlah ketersediaan dana darurat Anda sudah cukup, apakah Anda sudah memiliki asuransi sebagai bentuk dari manajemen risiko, dan apakah jumlah utang Anda tergolong pada porsinya.
Berutang untuk kepentingan liburan bukanlah hal yang baik dilakukan. Utang liburan adalah utang bersifat konsumtif yang hanya akan menambah pengeluaran pasif dan mengurangi kekayaan bersih kita.
Bila memang dana liburan Anda tidak cukup, maka pilihlah destinasi wisata atau aktivitas lain yang bisa Anda lakukan di akhir tahun ketimbang harus memaksakan diri liburan ke luar kota. Nah, itulah hal-hal yang sebaiknya Anda ketahui terlebih dulu sebelum memutuskan berlibur di akhir tahun.
Menurut Survei Perilaku Masyarakat di Masa Pandemi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 19,3% responden merasa sangat mungkin terjangkit virus Corona. Sementara itu, 29,4% responden merasa dirinya mungkin terinfeksi Covid-1. Kemudian, sebanyak 34,3% lainnya mengatakan cukup mungkin, 12,5% merasa tidak mungkin terkena, dan 4,5% merasa sangat tidak mungkin terkena.
(Baca Juga: Menparekraf Pastikan Penerapan CHSE di Bali Sebelum Liburan Akhir Tahun)
Kekhawatiran ini memengaruhi jumlah masyarakat yang bepergian untuk berlibur. Hal ini tentunya sangat berdampak terhadap pendapatan sektor usaha yang berkaitan dengan pariwisata. BPS menyebutkan bahwa kunjungan wisatawan ke Indonesia belum pulih, dan cukup banyak kegiatan rapat atau training yang umumnya diselenggarakan di hotel, kini beralih ke virtual.
Meski masih ada kekhawatiran, kondisi-kondisi ini juga memunculkan kesempatan yang bisa dimanfaatkan buat mereka yang ingin berlibur akhir tahun ini. Berikut adalah tips cerdas yang dikutip dari Lifepal.co.id bagi Anda yang ingin mengadakan liburan akhir tahun ke luar luar kota, agar keuangan tetap terjaga.
1. Staycation di luar kota saja
BPS juga melaporkan bahwa, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Oktober 2020 adalah 37,48%. Angka ini disebut meningkat 5,36 poin ketimbang September 2020, namun masih dinyatakan menurun 19,29 poin dari periode yang sama di tahun 2019.
Dengan belum pulihnya kunjungan wisatawan ke Indonesia, maka peluang terhadap harga diskon kamar masih terbuka lebar. Anda pun bisa menemukan diskon-diskon tersebut di aplikasi booking tiket pesawat, hotel, wisata, dan kuliner yang ada, atau dengan penawaran khusus travel agent.
Staycation dengan keluarga di luar kota tentu menjadi pilihan yang cerdas. Pasalnya, Anda berkesempatan merasakan pengalaman menginap di hotel mewah dengan harga yang lebih murah dari pasaran.
Di samping itu, staycation pun cenderung lebih aman terhadap risiko terjangkitnya virus Covid-19 ketimbang Anda harus mengunjungi destinasi wisata dan bertemu dengan banyak orang.
Jikalau Anda berniat keluar hotel dan mengunjungi pusat perbelanjaan atau tempat makan sesekali, tetaplah untuk taat dengan protokol kesehatan.
2. Pakai kendaraan pribadi
Jika memang destinasi kota yang Anda tuju tidak terlalu jauh, gunakan saja transportasi darat yaitu mobil pribadi. Modal utama yang harus Anda persiapkan adalah bahan bakar, uang untuk tol, serta persediaan makanan selama di perjalanan.
Namun bila mobil Anda belum terlindungi asuransi mobil, maka alangkah lebih baik untuk menggunakan pesawat saja ketimbang kendaraan pribadi.
Risiko akan kecelakaan di tol tetap ada. Risiko mobil yang kita gunakan tidak mengalami tabrakan hingga rusak total tentu bukannya tidak ada. Tanpa asuransi, maka beban perbaikan kendaraan yang mahal sepenuhnya ditanggung sendiri, sehingga akan sangat membahayakan kesehatan keuangan Anda.
Prosedur bepergian dengan pesawat di masa pandemi juga tidak rumit. Paling tidak, Anda harus melakukan rapid test terlebih dulu dan mengisi data di aplikasi eHac, yang difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan sebelum naik ke pesawat.
3. Tentukan, mau belanja atau wisata kuliner?
Sangat mungkin melakukan dua aktivitas ini bersamaan jika bujet liburan Anda cukup besar. Namun bagi yang memiliki bujet terbatas, maka ada baiknya untuk lebih bijak dalam menentukan tujuan liburan Anda di kota lain. Tentukan saja di awal, apa yang ingin Anda lakukan di sana, apakah ingin belanja atau hanya wisata kuliner?
Ketika Anda ingin berbelanja, maka tidak ada salahnya untuk membeli makanan empat sehat lima sempurna saja selama di sana. Atau membawa beberapa bahan makanan dari rumah untuk perbekalan saat liburan.
Namun jika tujuannya adalah berwisata kuliner, maka buatlah daftar tempat makan yang ingin Anda kunjungi dari sekarang dan lakukan riset terhadap harga-harga makanan di sana. Jangan kalap dalam belanja pernak-pernik selama liburan.
(Baca Juga: Gelar We Love Bali, Kemenparekraf Ajak Libur Akhir Tahun di Indonesia Saja)
4. Tentukan biaya liburan sebelum berangkat
Setelah Anda melakukan riset terhadap biaya hidup dan rekreasi di sana. Setelah itu, tentukanlah berapa jumlah ingin Anda keluarkan untuk aktivitas ini.
Anggap saja pengeluaran Anda selama berlibur yang direncanakan adalah, Rp5.000.000, maka alokasikan tambahan dana sebesar Rp500 ribu atau 10% dari total biaya liburan untuk kebutuhan darurat selama di sana.
Kebutuhan darurat yang dimaksud bisa berupa kebutuhan akan bahan bakar jikalau Anda membawa mobil pribadi, dan terjadi macet total di jalan yang akhirnya membuat konsumsi BBM Anda meningkat. Dana tersebut juga dapat dialokasikan sebagai biaya transportasi darurat selama liburan bila Anda pergi menggunakan pesawat.
5. Tidak berutang demi liburan
Tidaklah baik untuk memaksakan diri berlibur jika memang keuangan Anda belum sehat. Sebelum berlibur, ada baiknya untuk mengetahui terlebih dulu apakah jumlah ketersediaan dana darurat Anda sudah cukup, apakah Anda sudah memiliki asuransi sebagai bentuk dari manajemen risiko, dan apakah jumlah utang Anda tergolong pada porsinya.
Berutang untuk kepentingan liburan bukanlah hal yang baik dilakukan. Utang liburan adalah utang bersifat konsumtif yang hanya akan menambah pengeluaran pasif dan mengurangi kekayaan bersih kita.
Bila memang dana liburan Anda tidak cukup, maka pilihlah destinasi wisata atau aktivitas lain yang bisa Anda lakukan di akhir tahun ketimbang harus memaksakan diri liburan ke luar kota. Nah, itulah hal-hal yang sebaiknya Anda ketahui terlebih dulu sebelum memutuskan berlibur di akhir tahun.
(fai)