Dukung Ketahanan Pangan, BNI Uji Coba Smartfarming di 5 Provinsi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketahanan pangan nasional menjadi salah satu fokus utama pemerintah Presiden Joko Widodo. Pandemi Covid-19 yang entah kapan berakhirnya semakin mendorong pemerintah untuk menggalang program pertanian guna ketahanan pangan nasional.
Sebagai dukungan atas gerakan tersebut, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menggelar program BNI Smartfarming. Direktur Bisnis UMKM BNI Muhammad Iqbal mengatakan, program BNI smartfarming ini lebih menekankan nilai tambah pada peranan BNI dalam memastikan agar para petani mendapatkan akses pembiayaan yang murah dan mudah, disertai pendampingan yang memanfaatkan teknologi pertanian digital selama proses budidaya.
(Baca Juga: Nasabah Emerald BNI Tumbuh 12% Didukung Layanan Wealth Manajemen)
Dalam program tersebut, BNI bekerja sama dengan berbagai pihak terkait seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. BNI juga turut melibatkan startup agri teknologi salah satunya PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (PT MSMB) dalam menginisiasi program Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 sebagai program kegiatan untuk membantu petani meningkatkan hasil budidayanya.
"Program BNI smartfarming yang dihadirkan telah dipersiapkan agar sejak awal modal kerja pertanian diterima akan mendapat rekomendasi pertanian yang tepat, sistem pemupukan yang presisi, hingga penanganan hama dan pemanenan," ungkap Muhammad Iqbal dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/1/2021).
Di sisi lain, kata dia, perbankan juga memanfaatkan smartfarming melalui dashboard dari aplikasi bertani untuk monitoring onfarm, pendampingan pertanian, yang muaranya untuk dapat memastikan kualitas kredit bank yang lebih baik dan inklusi keuangan di sektor pertanian.
"Memasuki musim panen, telah disiapkan fitur di dalam aplikasi agar mengakomodir hasil produksi petani diserap oleh offtaker mitra BNI. Dengan menempatkan alat sensor di lahan, maka kondisi tanaman sejak sebelum, saat tanam, pemeliharaan, hingga pemanenan dapat terpantau secara real time. Rekomendasi diperoleh dari alat sensor yang dapat menjangkau area hingga seluas 100 Ha akan terkoneksi dengan aplikasi yang disematkan ke dalam gadget berbasis android milik petani sehingga, kondisi lahan khususnya yang berkaitan dengan curah hujan, suhu, kondisi tanah (Ph), hingga kebutuhan pupuk dapat terdeteksi dengan mudah," ujar Iqbal.
Dari sisi cost efficiency, lanjut dia, maka rekomendasi dari sensor yang disematkan kedalam aplikasi di genggaman petani tidak hanya akan memudahkan petani, tetapi juga memberikan pola pertanian yang paling baik termasuk intensitas penggunaan pupuk.
Dengan demikian, petani akan menjadi lebih produktif, lebih efisien dan efektif, hasil lahan/ladangnya mudah dijangkau pasar, serta akhirnya menjadi petani yang profesional dan berkualitas. Dengan volume hasil panen yang meningkat dan kualitas hasil yang lebih baik maka kesejahteraan petani akan semakin terjamin.
Selama tahun 2020, beberapa kegiatan program smartfarming ini diimplementasikan di 6 titik di 5 provinsi di Indonesia dan manfaatnya telah dirasakan oleh para petani. Salah satu petani dari Situbondo Fero Kamahendra menceritakan bahwa di daerahnya petani telah merasakan manfaat yang positif dari kehadiran program smartfarming ini, dimana selain mendapat dukungan permodalan untuk bertani, petani di daerahnya telah didukung dengan alat sensor, BNI benar-benar memperhatikan masyarakat pertanian di daerah kami.
Di tempat terpisah, Pujiono, petani di Malang menceritakan bahwa dengan kehadiran BNI ke daerahnya, semangat petani semakin meningkat, bahkan lahan tidur yang sebelumnya kurang produktif telah dimanfaatkan sebagai lahan hijau untuk ditanami tanaman pangan dan hortikultura.
Ribut, petani lainnya di Banyuwangi, menceritakan dengan dukungan seperti ini petani juga semakin mudah mendapat rekomendasi pertanian yang paling akurat dan hasilnya terlihat saat panen, dimana saat panen terakhir kami volume dan kualitas hasil panen meningkat.
Iqbal mengatakan, BNI diberbagai kegiatan juga memberikan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) berupa Soil and Weather Sensor yang digunakan untuk merekam kondisi lahan secara realtime dan memprediksi cuaca dan diharapkan mampu memberikan data pertanian yang lebih terukur serta presisi sehingga dapat membantu petani dalam meningkatkan efisiensi serta meningkatkan produktivitasnya.
(Baca Juga: Top! Cash Management BNI Juara 1 Survei Euromoney)
BNI smartfarming mensinergikan berbagai macam program dan produk seperti agen lakupandai (Agen46), penyaluran KUR Tani digital dengan BNI Move Agriculture, penyediaan kartu tani BNI untuk mendorong cashless transaction, dan digitalisasi budidaya pertanian presisi dan menghubungkan petani dengan offtaker.
Sebagai kelanjutan dari rangkaian kegiatan, BNI juga menggelar berbagai webinar online dengan tujuan memberikan informasi kepada berbagai stakeholder terkait optimalisasi program BNI Smartfarming.
Komitmen BNI dalam mengembangkan smartfarming akan terus dioptimalkan pada tahun 2021, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani penerima KUR di sektor pertanian. Langkah itu juga diharapkan akan menambah portofolio penyaluran KUR oleh BNI. Hingga saat ini, BNI telah menyalurkan KUR pada sektor pertanian sebanyak Rp7,21 triliun serta menyentuh lebih dari 285 ribu petani di seluruh Indonesia.
"Ke depannya program smartfarming akan dikembangkan melalui ekosistem pertanian digital agar penyaluran KUR dapat lebih ekspansif menyentuh petani seluruh nusantara sehingga dapat mendorong program ketahanan pangan nasional," tutup Iqbal.
Sebagai dukungan atas gerakan tersebut, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menggelar program BNI Smartfarming. Direktur Bisnis UMKM BNI Muhammad Iqbal mengatakan, program BNI smartfarming ini lebih menekankan nilai tambah pada peranan BNI dalam memastikan agar para petani mendapatkan akses pembiayaan yang murah dan mudah, disertai pendampingan yang memanfaatkan teknologi pertanian digital selama proses budidaya.
(Baca Juga: Nasabah Emerald BNI Tumbuh 12% Didukung Layanan Wealth Manajemen)
Dalam program tersebut, BNI bekerja sama dengan berbagai pihak terkait seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. BNI juga turut melibatkan startup agri teknologi salah satunya PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (PT MSMB) dalam menginisiasi program Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 sebagai program kegiatan untuk membantu petani meningkatkan hasil budidayanya.
"Program BNI smartfarming yang dihadirkan telah dipersiapkan agar sejak awal modal kerja pertanian diterima akan mendapat rekomendasi pertanian yang tepat, sistem pemupukan yang presisi, hingga penanganan hama dan pemanenan," ungkap Muhammad Iqbal dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/1/2021).
Di sisi lain, kata dia, perbankan juga memanfaatkan smartfarming melalui dashboard dari aplikasi bertani untuk monitoring onfarm, pendampingan pertanian, yang muaranya untuk dapat memastikan kualitas kredit bank yang lebih baik dan inklusi keuangan di sektor pertanian.
"Memasuki musim panen, telah disiapkan fitur di dalam aplikasi agar mengakomodir hasil produksi petani diserap oleh offtaker mitra BNI. Dengan menempatkan alat sensor di lahan, maka kondisi tanaman sejak sebelum, saat tanam, pemeliharaan, hingga pemanenan dapat terpantau secara real time. Rekomendasi diperoleh dari alat sensor yang dapat menjangkau area hingga seluas 100 Ha akan terkoneksi dengan aplikasi yang disematkan ke dalam gadget berbasis android milik petani sehingga, kondisi lahan khususnya yang berkaitan dengan curah hujan, suhu, kondisi tanah (Ph), hingga kebutuhan pupuk dapat terdeteksi dengan mudah," ujar Iqbal.
Dari sisi cost efficiency, lanjut dia, maka rekomendasi dari sensor yang disematkan kedalam aplikasi di genggaman petani tidak hanya akan memudahkan petani, tetapi juga memberikan pola pertanian yang paling baik termasuk intensitas penggunaan pupuk.
Dengan demikian, petani akan menjadi lebih produktif, lebih efisien dan efektif, hasil lahan/ladangnya mudah dijangkau pasar, serta akhirnya menjadi petani yang profesional dan berkualitas. Dengan volume hasil panen yang meningkat dan kualitas hasil yang lebih baik maka kesejahteraan petani akan semakin terjamin.
Selama tahun 2020, beberapa kegiatan program smartfarming ini diimplementasikan di 6 titik di 5 provinsi di Indonesia dan manfaatnya telah dirasakan oleh para petani. Salah satu petani dari Situbondo Fero Kamahendra menceritakan bahwa di daerahnya petani telah merasakan manfaat yang positif dari kehadiran program smartfarming ini, dimana selain mendapat dukungan permodalan untuk bertani, petani di daerahnya telah didukung dengan alat sensor, BNI benar-benar memperhatikan masyarakat pertanian di daerah kami.
Di tempat terpisah, Pujiono, petani di Malang menceritakan bahwa dengan kehadiran BNI ke daerahnya, semangat petani semakin meningkat, bahkan lahan tidur yang sebelumnya kurang produktif telah dimanfaatkan sebagai lahan hijau untuk ditanami tanaman pangan dan hortikultura.
Ribut, petani lainnya di Banyuwangi, menceritakan dengan dukungan seperti ini petani juga semakin mudah mendapat rekomendasi pertanian yang paling akurat dan hasilnya terlihat saat panen, dimana saat panen terakhir kami volume dan kualitas hasil panen meningkat.
Iqbal mengatakan, BNI diberbagai kegiatan juga memberikan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) berupa Soil and Weather Sensor yang digunakan untuk merekam kondisi lahan secara realtime dan memprediksi cuaca dan diharapkan mampu memberikan data pertanian yang lebih terukur serta presisi sehingga dapat membantu petani dalam meningkatkan efisiensi serta meningkatkan produktivitasnya.
(Baca Juga: Top! Cash Management BNI Juara 1 Survei Euromoney)
BNI smartfarming mensinergikan berbagai macam program dan produk seperti agen lakupandai (Agen46), penyaluran KUR Tani digital dengan BNI Move Agriculture, penyediaan kartu tani BNI untuk mendorong cashless transaction, dan digitalisasi budidaya pertanian presisi dan menghubungkan petani dengan offtaker.
Sebagai kelanjutan dari rangkaian kegiatan, BNI juga menggelar berbagai webinar online dengan tujuan memberikan informasi kepada berbagai stakeholder terkait optimalisasi program BNI Smartfarming.
Komitmen BNI dalam mengembangkan smartfarming akan terus dioptimalkan pada tahun 2021, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani penerima KUR di sektor pertanian. Langkah itu juga diharapkan akan menambah portofolio penyaluran KUR oleh BNI. Hingga saat ini, BNI telah menyalurkan KUR pada sektor pertanian sebanyak Rp7,21 triliun serta menyentuh lebih dari 285 ribu petani di seluruh Indonesia.
"Ke depannya program smartfarming akan dikembangkan melalui ekosistem pertanian digital agar penyaluran KUR dapat lebih ekspansif menyentuh petani seluruh nusantara sehingga dapat mendorong program ketahanan pangan nasional," tutup Iqbal.
(fai)