Vaksin Disebar, Ekonomi Diyakini Membaik di Semester II

Rabu, 06 Januari 2021 - 16:06 WIB
loading...
Vaksin Disebar, Ekonomi Diyakini Membaik di Semester II
Dampak vaksinasi Covid-19 terhadap ekonomi diyakini baru akan terasa di semester II/2021. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Dampak dari distribusi vaksin Corona pada ekonomi Indonesia diperkirakan mulai terasa paling cepat di semester II/2021. Namun, itu dengan asumsi bahwa sebagian besar warga di zona merah sudah mendapatkan vaksin.

(Baca Juga: Ditantang Jokowi Tuntaskan Vaksinasi Selama Setahun, Begini Jawaban Menkes)

Pengamat Ekonomi Josua Pardede menilai, titik vital dari penanganan pandemi saat ini ialah kembalinya aktivitas ekonomi normal. Hal tersebut hanya dapat tercapai melalui distribusi vaksin serta pencegahan perluasan penularan Covid-19 yang mendorong terjadinya herd immunity.

"Demi pemulihan di jangka panjang tersebut, langkah pemerintah untuk melanjutkan PSBB transisi dirasa tepat, tanpa perlu mengorbankan perekonomian lebih dalam," kata Josua saat dihubungi di Jakarta, Rabu (6/1/2021).

(Infografik: Presiden Awali Vaksinasi Serentak Mulai Pekan Depan)

Sementara, pemulihan ekonomi domestik pada kuartal I/2021 diperkirakan masih belum cukup signifikan meskipun pemerintah akan mulai program vaksinasi pada awal tahun 2021 ini. Vaksinasi, tegas dia, merupakan kondisi prasyarat yang perlu dipenuhi untuk dapat mendorong pemulihan ekonomi lebih lanjut di tahun ini.

Di satu sisi, inflasi pada awal tahun ini cenderung meningkat sejalan dengan kebijakan kenaikan tarif cukai hasil tembakau serta kenaikan iuran BPJS Kesehatan pada kelas III, meskipun pemerintah juga akan mengakselerasi penyaluran bansos dalam rangka menjaga supaya daya beli masyarakat tidak lebih terpuruk.

(Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Ditentukan Keberhasilan Distribusi Vaksin)

"Oleh sebab itu, pemulihan konsumsi masyarakat diperkirakan akan cenderung terbatas sedemikian sehingga sektor riil pun diperkirakan masih akan menghadapi lemahnya permintaan sehingga produktivitas belum akan meningkat cukup signifikan," tuturnya.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1773 seconds (0.1#10.140)