Erick Thohir Sebut BUMN Masih Butuh Dana Segar di 2021, Awas Terlilit Utang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengakui, sejumlah perusahaan pelat merah masih membutuhkan anggaran untuk merealisasikan aksi korporasi sepanjang 2021. Dalam memperoleh dana segar tersebut, ada sejumlah skema pendanaan yang nantinya ditempuh manajemen perseroan.
Erick menyebut, skema itu bisa melalui Penyertaan Modal Negara (PMN), Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Rights Issue) di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan metode lain yang memungkinkan manajemen memperoleh anggaran segar.
"Kita juga masih cari pendanaan BUMN , apakah melalui PMN, right issue, ataupun apa, ini yang terus kita (siapkan) di 2021, corporate action harus kita lakukan, salah satunya kita memperkuat merger bank-bank syariah," ujar Erick dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR, dikutip Kamis (21/1/2021).
Meski begitu, kebutuhan anggaran baru tersebut akan menambah daftar utang sejumlah BUMN. Mantan Bos Inter Milan itu bahkan mengakui setidaknya ada sejumlah perseroan yang tengah terlilit utang. Misalnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, BUMN Karya, serta Holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN).
BUMN karya yang dimaksud adalah PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT PP Tbk (PTPP). Saat ini utang BUMN karya tengah direstrukturisasi.
Utang perusahaan negara di sektor konstruksi itu disebabkan adanya kebutuhan dana untuk menggenjot proyek-proyek strategis yang tengah digodok saat ini. "Sekarang ini suka tidak suka pembangunannya butuh dana sangat besar, tetapi karena masih Covid-19 penurunannya sangat signifikan," katanya.
Baca juga: Jokowi Beberkan Industri yang Bertahan dari Pandemi, tapi Masih Impor
Di pasar modal, akumulasi dana terus diupayakan melalui Initial Public Offering (IPO). Tercatat ada 27 emiten negara yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia. Erick bahkan menyebut, kapitalisasi saham BUMN di BEI pun mengungguli saham perusahaan lainnya.
Upaya itu tak lain untuk memperoleh biaya dari para investor baik dalam dan luar negeri. Pendiri Mahaka Group itu mencatat harga saham BUMN di pasar modal pun diapresiasi para investor.
"Kapitalisasi pasar BUMN karena value (nilai) BUMN ada 27 yang sudah go public, Alhamdulillah kemarin saham-saham BUMN sendiri sangat positif di bursa. Yang tidak lain karena ada dua hal. satu, good corporate governance yang sangat terbuka. kedua, kita melakukan proyek-proyek masa depan, seperti EV battery," tutur Erick.
Erick menyebut, skema itu bisa melalui Penyertaan Modal Negara (PMN), Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Rights Issue) di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan metode lain yang memungkinkan manajemen memperoleh anggaran segar.
"Kita juga masih cari pendanaan BUMN , apakah melalui PMN, right issue, ataupun apa, ini yang terus kita (siapkan) di 2021, corporate action harus kita lakukan, salah satunya kita memperkuat merger bank-bank syariah," ujar Erick dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR, dikutip Kamis (21/1/2021).
Meski begitu, kebutuhan anggaran baru tersebut akan menambah daftar utang sejumlah BUMN. Mantan Bos Inter Milan itu bahkan mengakui setidaknya ada sejumlah perseroan yang tengah terlilit utang. Misalnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, BUMN Karya, serta Holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN).
BUMN karya yang dimaksud adalah PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT PP Tbk (PTPP). Saat ini utang BUMN karya tengah direstrukturisasi.
Utang perusahaan negara di sektor konstruksi itu disebabkan adanya kebutuhan dana untuk menggenjot proyek-proyek strategis yang tengah digodok saat ini. "Sekarang ini suka tidak suka pembangunannya butuh dana sangat besar, tetapi karena masih Covid-19 penurunannya sangat signifikan," katanya.
Baca juga: Jokowi Beberkan Industri yang Bertahan dari Pandemi, tapi Masih Impor
Di pasar modal, akumulasi dana terus diupayakan melalui Initial Public Offering (IPO). Tercatat ada 27 emiten negara yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia. Erick bahkan menyebut, kapitalisasi saham BUMN di BEI pun mengungguli saham perusahaan lainnya.
Upaya itu tak lain untuk memperoleh biaya dari para investor baik dalam dan luar negeri. Pendiri Mahaka Group itu mencatat harga saham BUMN di pasar modal pun diapresiasi para investor.
"Kapitalisasi pasar BUMN karena value (nilai) BUMN ada 27 yang sudah go public, Alhamdulillah kemarin saham-saham BUMN sendiri sangat positif di bursa. Yang tidak lain karena ada dua hal. satu, good corporate governance yang sangat terbuka. kedua, kita melakukan proyek-proyek masa depan, seperti EV battery," tutur Erick.
(akr)