Jelang Launching Legal Merger BSI, Saham BRIS Jadi Idola
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menjelang peluncuran legal merger BSI pada 1 Februari mendatang sebagai entitas baru membuat saham PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) sebagai entitas penerima mengalami penguatan. Saham BRIS pada perdagangan sesi pertama Kamis (28/1/21) menguat 0,36% ke posisi Rp 2.820/saham di tengah pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Saham BRIS sudah termasuk cukup tinggi. Peluangnya cukup besar lagi dengan dikukuhkan merger nanti," ujar Equity Analyst NH Korindo Sekuritas Putu Chantika dalam IDX Channel Live Market Opening di Jakarta, Kamis(28/1/2021).
Menurut dia harga saham BRIS diperkirakan terus menguat dan biasanya ada sentimen pasar yang melakukan apresiasi terlebih dahulu. Pasalnya industri syariah memiliki prospek cerah di masa depan. "Industri syariah memiliki prospek cukup bagus dan sangat berkembang. Prospek jangka panjangnya juga cukup bagus," tambahnya.
Dia mengatakan bahwa support BRIS di jangka pendek berada di level 2.565 dan resistancenya di jangka pendek di kisaran 3.310. Namun secara jangka panjang saham masih wait and see masih menguji support atau berbalik arah. "Ini masih bombastis, kalau punya BRIS saat ini lebih baik profit taking terlebih dahulu," kata dia.
Sebagai informasi, komposisi pemegang saham BSI nantinya yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) 51,2%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) 25,0%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4%, DPLK BRI-Saham Syariah 2%, dan investor publik 4,4%.
"Saham BRIS sudah termasuk cukup tinggi. Peluangnya cukup besar lagi dengan dikukuhkan merger nanti," ujar Equity Analyst NH Korindo Sekuritas Putu Chantika dalam IDX Channel Live Market Opening di Jakarta, Kamis(28/1/2021).
Menurut dia harga saham BRIS diperkirakan terus menguat dan biasanya ada sentimen pasar yang melakukan apresiasi terlebih dahulu. Pasalnya industri syariah memiliki prospek cerah di masa depan. "Industri syariah memiliki prospek cukup bagus dan sangat berkembang. Prospek jangka panjangnya juga cukup bagus," tambahnya.
Dia mengatakan bahwa support BRIS di jangka pendek berada di level 2.565 dan resistancenya di jangka pendek di kisaran 3.310. Namun secara jangka panjang saham masih wait and see masih menguji support atau berbalik arah. "Ini masih bombastis, kalau punya BRIS saat ini lebih baik profit taking terlebih dahulu," kata dia.
Sebagai informasi, komposisi pemegang saham BSI nantinya yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) 51,2%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) 25,0%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4%, DPLK BRI-Saham Syariah 2%, dan investor publik 4,4%.
(nng)