Terdampak Pandemi, Industri Pariwisata Harus Mampu Berinovasi
loading...
A
A
A
BANDUNG - Industri pariwisata harus mampu menghasilkan berbagai macam terobosan, akselerasi, dan inovasi , mengatasi tantangan pandemi saat ini. Pengembangan industri pariwisata diharapkan dapat membantu mengangkat ekonomi masyarakat.
Guru Besar Fakultas Ekonomi Unpad Arief Anshori Yusuf mengatakan, bahwa pengembangan bisnis dan industri kreatif dalam sektor pariwisata dapat membantu memulihkan ekonomi masyarakat akibat Covid-19, yaitu dengan menciptakan berbagai macam terobosan, akselerasi, dan inovasi dari semua stakeholder terkait.
Walaupun, saat ini situasinya sedang tidak mudah karena pandemi, sehingga menjadi tantangan berbagai pihak untuk mencari cara atau solusi untuk menghadapi krisis saat ini. Namun, sektor pariwisata tidak akan lepas dari industri dan inovasi.
"Di dalam SDGs, tujuan ke-9 disebutkan, sebuah industri harus berkelanjutan dan inklusif dengan mendukung pada pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia, salah satunya dengan membuka lapangan pekerjaan," kata Arief saat menjadi keynote speaker webinar Marketing Tourism, akhir pekan ini.
Menurut dia, sebuah industri harus melakukan efisiensi penggunaan sumber daya dan mengadopsi teknologi inovasi yang ramah lingkungan. Industri pariwisata yang berkelanjutan akan mementingkan kelestarian alam karena dibutuhkan dalam pembangunan di masa yang akan datang.
Sementara itu, Kadisparbud Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik menegaskan perlu adanya sinergi bersama dalam mengatasi sektor yang terdampak oleh Covid-19. Dedi melanjutkan, program CHSE telah diterapkan di seluruh destinasi wisata yang berada di Jawa Barat. Hal bertujuan agar setiap wisatawan yang masuk ke destinasi wisata di Provinsi Jawa Barat dapat melaksanakan protokol kesehatan.
"Kami terus berupaya menjalin kerja sama dengan semua pihak untuk menghidupkan kembali pariwisata yang menghadapi kesulitan sebagai dampak dari Covid-19," ungkap Dedi.
Menurut Presiden Indonesia Marketing Association (IMA) Bandung Lina Auliana, salah satu faktor yang terdampak adalah Sektor Pariwisata. Dimana, Sektor Pariwisata merupakan sektor industri yang paling terpukul terkait perannya sebelum pandemik ini dicanangkan sebagai Lokomotif Perekonomian baik di level Nasional ataupun Jawa Barat Pariwisata sangat erat kaitannya dengan SDG’s.
Organisasi Pariwisata Dunia PBB menyatakan bahwa Pariwisata merupakan bagian dari Sustainable Developmen Goals. Dalam konteks inilah marketing tourism menjadi sangat penting untuk membangun keberlanjutan serta dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat.
VP SDGs IMA Bandung Ade Kadarisman mengatakan, potensi desa wisata, seperti sumber daya alam dan sosial budaya akan membantu dalam meningkatkan potensi pariwisata berbasis SDGs. "Potensi desa wisata dengan memprioritaskan pada kelestarian alam dan budaya lokal akan dirasakan manfaatnya secara berkelanjutan", papar Ade.
Menurut Ade saat ini yang terpenting adalah kolaborasi, komunikasi, dan koordinasi yang intensif dari seluruh pemangku terkait, termasuk masyarakat desa, sehingga akan terwujud ekosistem desa wisata yang memberikan kebermanfaatan seluas-luasnya untuk kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan alam desa.
Guru Besar Fakultas Ekonomi Unpad Arief Anshori Yusuf mengatakan, bahwa pengembangan bisnis dan industri kreatif dalam sektor pariwisata dapat membantu memulihkan ekonomi masyarakat akibat Covid-19, yaitu dengan menciptakan berbagai macam terobosan, akselerasi, dan inovasi dari semua stakeholder terkait.
Walaupun, saat ini situasinya sedang tidak mudah karena pandemi, sehingga menjadi tantangan berbagai pihak untuk mencari cara atau solusi untuk menghadapi krisis saat ini. Namun, sektor pariwisata tidak akan lepas dari industri dan inovasi.
"Di dalam SDGs, tujuan ke-9 disebutkan, sebuah industri harus berkelanjutan dan inklusif dengan mendukung pada pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia, salah satunya dengan membuka lapangan pekerjaan," kata Arief saat menjadi keynote speaker webinar Marketing Tourism, akhir pekan ini.
Menurut dia, sebuah industri harus melakukan efisiensi penggunaan sumber daya dan mengadopsi teknologi inovasi yang ramah lingkungan. Industri pariwisata yang berkelanjutan akan mementingkan kelestarian alam karena dibutuhkan dalam pembangunan di masa yang akan datang.
Sementara itu, Kadisparbud Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik menegaskan perlu adanya sinergi bersama dalam mengatasi sektor yang terdampak oleh Covid-19. Dedi melanjutkan, program CHSE telah diterapkan di seluruh destinasi wisata yang berada di Jawa Barat. Hal bertujuan agar setiap wisatawan yang masuk ke destinasi wisata di Provinsi Jawa Barat dapat melaksanakan protokol kesehatan.
"Kami terus berupaya menjalin kerja sama dengan semua pihak untuk menghidupkan kembali pariwisata yang menghadapi kesulitan sebagai dampak dari Covid-19," ungkap Dedi.
Menurut Presiden Indonesia Marketing Association (IMA) Bandung Lina Auliana, salah satu faktor yang terdampak adalah Sektor Pariwisata. Dimana, Sektor Pariwisata merupakan sektor industri yang paling terpukul terkait perannya sebelum pandemik ini dicanangkan sebagai Lokomotif Perekonomian baik di level Nasional ataupun Jawa Barat Pariwisata sangat erat kaitannya dengan SDG’s.
Organisasi Pariwisata Dunia PBB menyatakan bahwa Pariwisata merupakan bagian dari Sustainable Developmen Goals. Dalam konteks inilah marketing tourism menjadi sangat penting untuk membangun keberlanjutan serta dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat.
VP SDGs IMA Bandung Ade Kadarisman mengatakan, potensi desa wisata, seperti sumber daya alam dan sosial budaya akan membantu dalam meningkatkan potensi pariwisata berbasis SDGs. "Potensi desa wisata dengan memprioritaskan pada kelestarian alam dan budaya lokal akan dirasakan manfaatnya secara berkelanjutan", papar Ade.
Menurut Ade saat ini yang terpenting adalah kolaborasi, komunikasi, dan koordinasi yang intensif dari seluruh pemangku terkait, termasuk masyarakat desa, sehingga akan terwujud ekosistem desa wisata yang memberikan kebermanfaatan seluas-luasnya untuk kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan alam desa.
(fai)