Erick Thohir Akui Kemarahannya Bisa Berujung pada Pemecatan Bos BUMN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seperti atasan pada umumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir , juga kerap mengekspresikan kemarahannya. Sebab utama yang membuat dia jengkel adalah kinerja direksi perseroan pelat merah yang dinilai tidak maksimal.
"Cuman keseharian saya jarang marah. Saya sangat akomodatif. Cuman ada kerjaan yang belum selesai biasanya ya saya (marah)," ujarnya saat diwawancara salah satu stasiun TV nasional, dikutip Senin (15/2/2021).
( )
Ada tahapan yang membuat Menteri BUMN mengekspresikan kekesalannya. Hal itu terkait dengan tenggat waktu kerja yang dia berikan kepada bos-bos BUMN.
"Marahnya saya ada tahapan, biasanya tentu kita kasih kesempatan satu kali nggak bisa, dua kali nggak bisa, ya kita sebagai pimpinan ya marahnya salah satunya harus mengganti orang tersebut," kata dia.
( )
Dalam kesempatan itu, mantan bos Inter Milan itu juga mengutarakan bersih-bersih pejabat Kementerian dan perusahaan BUMN. Dalam catatan MNC Portal Indonesia, selama satu tahun kepemimpinannya, gerakan bersih-bersih bos BUMN menjadi fokus kerja Erick Thohir. Pun salah satunya berkaitan dengan bersih-bersih deputi dan Sekertaris di Kementerian BUMN.
Meski begitu, langkah bersih-bersih bos perusahaan negara dan Kementerian BUMN memiliki landasan atau alasan kuat. Alasan itu terkait dengan akuntabilitas, Key Performance Indicators (KPI), dan profesionalitas.
( )
"Bersih bersih itu maksudnya begini, transformasi BUMN kalau sukses itu harus ada dasarnya. Dasar itu ya itu transparansi. Semua itu kalau buka, transparan, pasti lebih enak. Lalu akuntabilitas, semua ada hitungannya. Yang terakhir ada profesionalitasnya. Ini kalau kita dasari dengan tiga hal ini ya bersih-bersih yang kita lakukan ada pondasinya, bukan bersih-bersih suka dan tidak suka," tutur dia.
"Cuman keseharian saya jarang marah. Saya sangat akomodatif. Cuman ada kerjaan yang belum selesai biasanya ya saya (marah)," ujarnya saat diwawancara salah satu stasiun TV nasional, dikutip Senin (15/2/2021).
( )
Ada tahapan yang membuat Menteri BUMN mengekspresikan kekesalannya. Hal itu terkait dengan tenggat waktu kerja yang dia berikan kepada bos-bos BUMN.
"Marahnya saya ada tahapan, biasanya tentu kita kasih kesempatan satu kali nggak bisa, dua kali nggak bisa, ya kita sebagai pimpinan ya marahnya salah satunya harus mengganti orang tersebut," kata dia.
( )
Dalam kesempatan itu, mantan bos Inter Milan itu juga mengutarakan bersih-bersih pejabat Kementerian dan perusahaan BUMN. Dalam catatan MNC Portal Indonesia, selama satu tahun kepemimpinannya, gerakan bersih-bersih bos BUMN menjadi fokus kerja Erick Thohir. Pun salah satunya berkaitan dengan bersih-bersih deputi dan Sekertaris di Kementerian BUMN.
Meski begitu, langkah bersih-bersih bos perusahaan negara dan Kementerian BUMN memiliki landasan atau alasan kuat. Alasan itu terkait dengan akuntabilitas, Key Performance Indicators (KPI), dan profesionalitas.
( )
"Bersih bersih itu maksudnya begini, transformasi BUMN kalau sukses itu harus ada dasarnya. Dasar itu ya itu transparansi. Semua itu kalau buka, transparan, pasti lebih enak. Lalu akuntabilitas, semua ada hitungannya. Yang terakhir ada profesionalitasnya. Ini kalau kita dasari dengan tiga hal ini ya bersih-bersih yang kita lakukan ada pondasinya, bukan bersih-bersih suka dan tidak suka," tutur dia.
(ind)