Prospek Industri Nikel Akan Stabil dalam Jangka Pendek Menengah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Prospek industri nikel di Indonesia diperkirakan stabil dalam jangka pendek ke menengah. Hal ini didukung oleh kombinasi dari permintaan yang tinggi untuk stainless steel dan baterai kendaraan listrik dalam jangka menengah.
"Menurut pandangan kami, ini didukung oleh kombinasi dari permintaan yang tinggi terhadap berbagai produk nikel untuk memenuhi kebutuhan global terhadap stainless steel dan juga baterai kendaraan listrik dalam jangka menengah, serta posisi Indonesia sebagai produsen terbesar nikel primer," ujar Analis PT Pefindo Martin Pandiangan pada Market Review IDX Channel, Senin (22/2/2021).
Martin melanjutkan, dorongan dalam bentuk regulasi pemerintah untuk menciptakan industri hilir nikel juga menegaskan bahwa industri nikel domestik adalah salah satu prioritas pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Kami memandang posisi Indonesia dalam pasar nikel global adalah penting, mengingat Indonesia berada di jalur yang tepat saat ini untuk menggantikan China sebagai produsen nickel pig iron (NPI) terbesar di dunia dengan cakupan 27% terhadap pasar global," jelasnya.
Menurut dia, implementasi dari larangan ekspor bijih nikel di awal tahun 2020 dan berlakunya Omnibus Law belakangan ini telah mengganggu pasokan logam global. Namun hal tersebut diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi di dalam proyek hilir yang akan mendorong sumber sumber baru pasokan nikel global.
Di sisi lain, pemulihan ekonomi global pasca pandemi Covid-19 dapat membatasi permintaan dan menghambat beberapa ekspansi proyek yang sedang dikerjakan. "Kami juga melihat beberapa tindakan strategis dari beberapa pemain untuk mengamankan pasokan bahan baku di masa mendatang akan cenderung lebih ketat dalam jangka menengah panjang," tandasnya.
Lihat Juga: Produsen EV dan Baterai Ngemis Minta Trump untuk Pertahankan Subisidi Pajak Mobil Listrik
"Menurut pandangan kami, ini didukung oleh kombinasi dari permintaan yang tinggi terhadap berbagai produk nikel untuk memenuhi kebutuhan global terhadap stainless steel dan juga baterai kendaraan listrik dalam jangka menengah, serta posisi Indonesia sebagai produsen terbesar nikel primer," ujar Analis PT Pefindo Martin Pandiangan pada Market Review IDX Channel, Senin (22/2/2021).
Martin melanjutkan, dorongan dalam bentuk regulasi pemerintah untuk menciptakan industri hilir nikel juga menegaskan bahwa industri nikel domestik adalah salah satu prioritas pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Kami memandang posisi Indonesia dalam pasar nikel global adalah penting, mengingat Indonesia berada di jalur yang tepat saat ini untuk menggantikan China sebagai produsen nickel pig iron (NPI) terbesar di dunia dengan cakupan 27% terhadap pasar global," jelasnya.
Menurut dia, implementasi dari larangan ekspor bijih nikel di awal tahun 2020 dan berlakunya Omnibus Law belakangan ini telah mengganggu pasokan logam global. Namun hal tersebut diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi di dalam proyek hilir yang akan mendorong sumber sumber baru pasokan nikel global.
Di sisi lain, pemulihan ekonomi global pasca pandemi Covid-19 dapat membatasi permintaan dan menghambat beberapa ekspansi proyek yang sedang dikerjakan. "Kami juga melihat beberapa tindakan strategis dari beberapa pemain untuk mengamankan pasokan bahan baku di masa mendatang akan cenderung lebih ketat dalam jangka menengah panjang," tandasnya.
Lihat Juga: Produsen EV dan Baterai Ngemis Minta Trump untuk Pertahankan Subisidi Pajak Mobil Listrik
(fai)