Vision+ Disebut Akan Gabungkan Bisnis dengan Malacca Strait SPAC

Kamis, 25 Februari 2021 - 14:03 WIB
loading...
Vision+ Disebut Akan Gabungkan Bisnis dengan Malacca Strait SPAC
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Dilansir dari Bloomberg, PT MNC Vision Networks Tbk sedang dalam pembicaraan perihal menggabungkan Vision+ , bisnis televisi streaming yang dikenal konsumen sebagai "Netflix Indonesia", dengan perusahaan SPAC Malacca Straits Acquisition Co.

Vision+, yang juga dikenal sebagai over-the-top atau layanan media OTT, MNC Play, broadband dan penyedia TV box Indonesia, juga merupakan bagian dari MNC Vision Networks, ditetapkan menjadi bagian dalam transaksi. Hal ini berdasarkan pernyataan dari beberapa narasumber pribadi yang tidak ingin disebutkan identitasnya. ( Baca juga:Berkembang Pesat di 2020, Vision + Optimis Makin Solid Tahun In i)

Berdasarkan informasi dari mereka, MNC yang dipimpin oleh pengusaha Indonesia, Hary Tanoesoedibjo, siap untuk memasukkan ekuitasnya ke dalam transaksi. Kemudian menjadikannya pemegang saham terbesar dari entitas gabungan terdebut.

"Malacca Straits juga telah memulai diskusi dengan para investor, termasuk Tiga Investments dari Ray Zage yang berupaya mengumpulkan ekuitas baru senilai USD50 jutaan atau lebih untuk mendukung transaksi tersebut yang akan berkontribusi ke nilai perusahaan gabungan dengan total USD600 juta," terang mereka pada Kamis(25/2/2021).

Mereka menyampaikan, bahwa bisa jadi transaksi diumumkan secepatnya bulan depan, tetapi dengan adanya kesepakatan yang belum diselesaikan, kemungkinan persyaratan dan perbincangannya bisa berubah sewaktu-waktu.

Untuk saat ini, perwakilan dari ketiga pihak, yakni MNC, Malacca Straits, dan Tiga masih menolak untuk berkomentar.

Vision+, yang diluncurkan pada tahun 2019, memiliki 1,6 juta pelanggan berbayar dan lebih dari 32 juta pengguna aktif bulanan, sedangkan MNC Play memiliki sekitar 300 ribu pelanggan, berdasarkan data MNC bulan ini.

Kedua bisnis tersebut berhasil membukukan pendapatan kolektif sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi, atau ebitda, dan pendapatan sekitar USD46 juta dan USD77 juta masing-masing pada tahun 2020.

Angka tarif tahunannya tersebut diproyeksikan tumbuh sebesar 39% dan 45% hingga 2025 menjadi USD293 juta dan USD400 juta berdasarkan basis pelanggan berbayar yang ditargetkan sekitar 6,6 juta orang.

Berdasarkan data MNC, penetrasi video langganan on demand ke total populasi di Indonesia termasuk yang terendah di kawasan Asia Pasifik, yakni sebesar 2% pada tahun 2020. MNC menargetkan peningkatan dari 5,1 juta pelanggan pada tahun 2020 menjadi 21,6 juta pada tahun 2025, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 33%. ( Baca juga:OJK Beberkan Berbagai Kelemahan Perbankan Syariah )

Malacca Straits SPAC, yang dipimpin oleh CEO Kenneth Ng, memasukkan investor situasi khusus pan-Asia, Argyle Street Management Ltd. sebagai sponsor bersama. Pihaknya mengumpulkan sebesar USD144 juta pada awal Juli lalu untuk IPO-nya dan akan memfokuskan pencarian targetnya di kawasan Asia Tenggara.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0946 seconds (0.1#10.140)