Imbal Hasil Obligasi AS Naik, Rupiah Diprediksi Tertekan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah berpeluang melemah terhadap dolar AS (USD) hari ini seiring dengan melonjaknya kembali tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS, terutama yang bertenor 10 tahun.
Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra mengatakan, yield obligasi AS tenor 10 tahun ini kemarin membentuk level tertinggi baru tahun ini di kisaran 1,75%.
"Ini merupakan level tertinggi dalam 14 bulan. Pagi ini yield masih bertengger di angka 1,71%," kata Ariston di Jakarta, Jumat (19/3/2021).
Ekspektasi kenaikan inflasi di atas 2% di AS menurutnya menjadi pemicu kenaikan yield tersebut. Selanjutnya, Kenaikan yield tersebut mendorong penguatan dolar AS.
"Karenannya, hari ini rupiah berpotensi tertekan ke area Rp14.465 per dolar AS dengan support di kisaran Rp14.400 per dolar AS," jelasnya.
Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra mengatakan, yield obligasi AS tenor 10 tahun ini kemarin membentuk level tertinggi baru tahun ini di kisaran 1,75%.
"Ini merupakan level tertinggi dalam 14 bulan. Pagi ini yield masih bertengger di angka 1,71%," kata Ariston di Jakarta, Jumat (19/3/2021).
Ekspektasi kenaikan inflasi di atas 2% di AS menurutnya menjadi pemicu kenaikan yield tersebut. Selanjutnya, Kenaikan yield tersebut mendorong penguatan dolar AS.
"Karenannya, hari ini rupiah berpotensi tertekan ke area Rp14.465 per dolar AS dengan support di kisaran Rp14.400 per dolar AS," jelasnya.
(fai)