Pelaku Usaha Keluhkan Pasokan Udang Minim, Ini Kata Menteri Trenggono
loading...
A
A
A
BEKASI - Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mengunjungi sejumlah unit pengolahan ikan (UPI) yang ada di kawasan Tangerang, Banten dan Bekasi, Jawa Barat. Kunjungan tersebut untuk menjaring masukan pelaku usaha yang sekaligus menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan industri perikanan dari hulu hingga hilir.
Salah satu kendala yang disampaikan pelaku usaha adalah minimnya pasokan udang di pasaran. Menyikapi itu, Menteri Trenggono menyarankan agar pelaku usaha memiliki tambak binaan. Dengan begitu, pasokan bahan baku menjadi lebih terjamin dan pembudidaya juga punya kepastian produknya terserap. Harga udang juga menjadi lebih stabil.
Udang merupakan komoditas perikanan yang tengah digenjot produksinya KKP untuk memenuhi pasar lokal juga ekspor, bersamaan dengan rumput laut dan lobster. Volume produksi udang tahun 2020 lebih dari 900 ribu ton (setara USD24 miliar) dan targetnya mencapai 2 juta ton pada 2024.
"Untuk mencapai target itu, sejumlah program telah disusun KKP. Diantaranya membangun shrimp estate di sejumlah daerah yang lahan dan kondisi alamnya mendukung, salah satunya Aceh Timur," ujar dia di Jakarta, Selasa (30/3/2021).
Shrimp estate ini diharapkan menjadi pelopor budidaya udang modern di Indonesia dengan hasil produksi yang melimpah dan berkualitas tinggi. Sebab ada campur tangan teknologi dan perencanaan bisnis yang matang dalam pelaksanaannya.
Dia menjelaskan, berkaca pada target komoditas udang yang ditetapkan tersebut, maka diperlukan konektivitas antara sektor hulu dan hilir untuk meningkatkan daya saing hasil perikanan di pasar luar negeri dan pasar dalam negeri. Kunjungan kerja ini juga untuk memastikan bisa terbangunnya konektivitas tersebut.
Mengenai komoditas udang, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti menyebut, bahwa peningkatan produksi udang sejalan dengan target peningkatan ekspor.
"Nilai dan volume udang ekspor meningkat pada tahun 2020 dibanding 2019 sebesar 19% dan 15%," tutur dia.
Dalam kunjungan kerja di tiga unit pengolahan ikan di Tangerang dan Bekasi, Menteri Trenggono turut melepas ekspor produk perikanan. Meliputi 10,5 ton udang berlapis tepung beku tujuan Jepang dengan nilai Rp900 juta dan 100 ton tuna loin masak beku tujuan Uni Eropa dengan nilai Rp8,7 miliar.
Menteri Trenggono berharap sektor kelautan dan perikanan Indonesia dapat menjadi sektor yang memajukan perekonomian Indonesia.
Salah satu kendala yang disampaikan pelaku usaha adalah minimnya pasokan udang di pasaran. Menyikapi itu, Menteri Trenggono menyarankan agar pelaku usaha memiliki tambak binaan. Dengan begitu, pasokan bahan baku menjadi lebih terjamin dan pembudidaya juga punya kepastian produknya terserap. Harga udang juga menjadi lebih stabil.
Udang merupakan komoditas perikanan yang tengah digenjot produksinya KKP untuk memenuhi pasar lokal juga ekspor, bersamaan dengan rumput laut dan lobster. Volume produksi udang tahun 2020 lebih dari 900 ribu ton (setara USD24 miliar) dan targetnya mencapai 2 juta ton pada 2024.
"Untuk mencapai target itu, sejumlah program telah disusun KKP. Diantaranya membangun shrimp estate di sejumlah daerah yang lahan dan kondisi alamnya mendukung, salah satunya Aceh Timur," ujar dia di Jakarta, Selasa (30/3/2021).
Shrimp estate ini diharapkan menjadi pelopor budidaya udang modern di Indonesia dengan hasil produksi yang melimpah dan berkualitas tinggi. Sebab ada campur tangan teknologi dan perencanaan bisnis yang matang dalam pelaksanaannya.
Dia menjelaskan, berkaca pada target komoditas udang yang ditetapkan tersebut, maka diperlukan konektivitas antara sektor hulu dan hilir untuk meningkatkan daya saing hasil perikanan di pasar luar negeri dan pasar dalam negeri. Kunjungan kerja ini juga untuk memastikan bisa terbangunnya konektivitas tersebut.
Mengenai komoditas udang, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti menyebut, bahwa peningkatan produksi udang sejalan dengan target peningkatan ekspor.
"Nilai dan volume udang ekspor meningkat pada tahun 2020 dibanding 2019 sebesar 19% dan 15%," tutur dia.
Dalam kunjungan kerja di tiga unit pengolahan ikan di Tangerang dan Bekasi, Menteri Trenggono turut melepas ekspor produk perikanan. Meliputi 10,5 ton udang berlapis tepung beku tujuan Jepang dengan nilai Rp900 juta dan 100 ton tuna loin masak beku tujuan Uni Eropa dengan nilai Rp8,7 miliar.
Menteri Trenggono berharap sektor kelautan dan perikanan Indonesia dapat menjadi sektor yang memajukan perekonomian Indonesia.
(akr)