Uang Kartal Belum Hilang Ditelan Transaksi Non-Tunai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perkembangan instrumen pembayaran non-tunai semakin tinggi. Kendati demikian, Bank Indonesia (BI) memastikan penggunaan uang kartal tidak akan dieliminasi.
"Perkembangan instrumen pembayaran non-tunai dan ekonomi digital tidak serta merta mengeliminasi pembayaran tunai," ujar Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti dalam video virtual, Senin (5/4/2021). ( Baca juga:Survive Hadapi Pandemi, Bank Indonesia Dorong UMKM Lokal Naik Kelas )
Kata dia, kebutuhan uang tunai masih tinggi ditengah pesatnya industri keuangan non-tunai. Pertumbuhan uang kartal bisa mencapai 7,4% selama sepuluh tahun. Apalagi, penggunaan pembayaran tunai masih digunakan di beberapa negara maju lainnya.
Menurut Destry, pertumbuhan uang kartal sangat simetris. Dari hasil survei, beberapa negara maju seperti Jepang, Kanada, Australia, Amerika dan negara Uni Eropa masih menggunakan uang kartal sebagai alat pembayaran.
"Permintaan uang kartal masih ada walaupun digitiliasi keuangan sudah cukup pesat," katanya.
Dia menambahkan pencentakan uang kartal masih terus dilakukan. BI sendiri dalam mencetak uang kartal menghitung kebutuhan masyarakat secara nasional. Serta melihat pergerakan nilai tukar rupiah dalam mengedarkan uang kartal. ( Baca juga:Tips Agar Semangat di Bulan Ramadhan, Berikut Pesan Syekh Fikri Thoriq )
"Pencetakan uang itu dilakukan BI dengan menghitung proyeksi kebutuhan nasional dan mengikuti tren dari non-tunai. Kita sinergi kan juga makro dengan Kementerian Keuangan sebagai otoritas fiskal dan kita juga melihat nilai tukar rupiah dari permintaan uang kartal," tandasnya.
"Perkembangan instrumen pembayaran non-tunai dan ekonomi digital tidak serta merta mengeliminasi pembayaran tunai," ujar Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti dalam video virtual, Senin (5/4/2021). ( Baca juga:Survive Hadapi Pandemi, Bank Indonesia Dorong UMKM Lokal Naik Kelas )
Kata dia, kebutuhan uang tunai masih tinggi ditengah pesatnya industri keuangan non-tunai. Pertumbuhan uang kartal bisa mencapai 7,4% selama sepuluh tahun. Apalagi, penggunaan pembayaran tunai masih digunakan di beberapa negara maju lainnya.
Menurut Destry, pertumbuhan uang kartal sangat simetris. Dari hasil survei, beberapa negara maju seperti Jepang, Kanada, Australia, Amerika dan negara Uni Eropa masih menggunakan uang kartal sebagai alat pembayaran.
"Permintaan uang kartal masih ada walaupun digitiliasi keuangan sudah cukup pesat," katanya.
Dia menambahkan pencentakan uang kartal masih terus dilakukan. BI sendiri dalam mencetak uang kartal menghitung kebutuhan masyarakat secara nasional. Serta melihat pergerakan nilai tukar rupiah dalam mengedarkan uang kartal. ( Baca juga:Tips Agar Semangat di Bulan Ramadhan, Berikut Pesan Syekh Fikri Thoriq )
"Pencetakan uang itu dilakukan BI dengan menghitung proyeksi kebutuhan nasional dan mengikuti tren dari non-tunai. Kita sinergi kan juga makro dengan Kementerian Keuangan sebagai otoritas fiskal dan kita juga melihat nilai tukar rupiah dari permintaan uang kartal," tandasnya.
(uka)