Tekan Penyebaran Covid-19, CPI Manfaatkan Solusi Digital
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) memanfaatkan solusi digital secara terintegrasi guna menekan potensi penyebaran Covid-19 di lingkungan perusahaan. Hasilnya, salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terbesar di Indonesia itu mampu menjaga tingkat positivity rate yang rendah di lingkungan kerja.
"Angkanya stabil di bawah ambang batas yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO)," ungkap Acting SVP Corporate Affairs CPI Winu Adiarto melalui siaran pers, Sabtu (10/4/2021).
Dia menjelaskan, positivity rate menunjukkan rasio jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 berbanding dengan total tes yang dilakukan, dimana ambang batas yang ditetapkan WHO adalah 5%.
Winu mengatakan, pemanfaatan teknologi digital dipilih karena memudahkan sistem pemantauan dan menjaga tingkat kepatuhan pekerja terhadap aturan dan prosedur internal. Dengan begitu, potensi penyebaran virus dapat ditekan.
"Selain itu, perusahaan kami juga terus berupaya meningkatkan kesadartahuan tentang Covid-19 melalui berbagai kegiatan edukasi dan komunikasi," imbuhnya. Sebab, lanjut dia, upaya pencegahan Covid-19 berjalan efektif jika didukung dengan kesadaran kolektif dari seluruh pekerja dan keluarganya.
Winu menjelaskan, setelah kasus pertama Covid-19 di Indonesia diumumkan awal Maret 2020, CPI bergerak cepat dengan membentuk sebuah gugus tugas. Tugas utamanya adalah melindungi keselamatan dan kesehatan seluruh pekerja dengan tetap menjaga keberlangsungan operasi hulu migas yang vital bagi negara.
Menurut dia, strategi utama yang dijalankan PT CPI adalah melakukan edukasi; memiminalkan potensi paparan; deteksi dini dan pengelolaan kasus; mengantisipasi kasus positif dengan cara meningkatkan kesiapsiagaan personel dan fasilitas; serta menjaga keberlangsungan operasi.
Terkait pemanfaatan teknologi digital, sejauh ini sebanyak 15 aplikasi yang telah dibuat dan digunakan CPI dalam upaya melindungi pekerja dan menekan risiko penyebaran Covid-19 di lingkungan kerja. Mulai dari penapisan akses (access screening) masuk ke fasilitas perusahaan; pembatasan perjalanan pribadi dan dinas; pemantauan perkembangan kasus; penjadwalan tes berkala; pemantauan kesehatan pekerja secara jarak jauh; hingga analisis pelacakan kontak (contact tracing). "Berbagai aplikasi digital itu dirancang dan dibuat oleh tenaga-tenaga terampil di CPI," terangnya.
Hingga saat ini, CPI masih menerapkan bekerja jarak jauh bagi pekerja dengan jenis pekerjaan kantor. Untuk menjaga kinerja karyawan, perusahaan melakukan beberapa antisipasi di antaranya meningkatkan kapasitas jaringan, menyediakan tambahan cara akses ke sistem IT, meningkatkan sistem keamanan data, dan menjaga serta menambah sistem kolabarasi yang lebih andal.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, kinerja operasi CPI tetap kokoh dan bahkan mampu melampaui target produksi minyak yang ditetapkan pemerintah pada 2020. "Kami senantiasa menjaga kedisipinan terhadap protokol kesehatan dan tetap produktif meski di tengah pandemi," tandasnya.
"Angkanya stabil di bawah ambang batas yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO)," ungkap Acting SVP Corporate Affairs CPI Winu Adiarto melalui siaran pers, Sabtu (10/4/2021).
Dia menjelaskan, positivity rate menunjukkan rasio jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 berbanding dengan total tes yang dilakukan, dimana ambang batas yang ditetapkan WHO adalah 5%.
Winu mengatakan, pemanfaatan teknologi digital dipilih karena memudahkan sistem pemantauan dan menjaga tingkat kepatuhan pekerja terhadap aturan dan prosedur internal. Dengan begitu, potensi penyebaran virus dapat ditekan.
"Selain itu, perusahaan kami juga terus berupaya meningkatkan kesadartahuan tentang Covid-19 melalui berbagai kegiatan edukasi dan komunikasi," imbuhnya. Sebab, lanjut dia, upaya pencegahan Covid-19 berjalan efektif jika didukung dengan kesadaran kolektif dari seluruh pekerja dan keluarganya.
Winu menjelaskan, setelah kasus pertama Covid-19 di Indonesia diumumkan awal Maret 2020, CPI bergerak cepat dengan membentuk sebuah gugus tugas. Tugas utamanya adalah melindungi keselamatan dan kesehatan seluruh pekerja dengan tetap menjaga keberlangsungan operasi hulu migas yang vital bagi negara.
Menurut dia, strategi utama yang dijalankan PT CPI adalah melakukan edukasi; memiminalkan potensi paparan; deteksi dini dan pengelolaan kasus; mengantisipasi kasus positif dengan cara meningkatkan kesiapsiagaan personel dan fasilitas; serta menjaga keberlangsungan operasi.
Terkait pemanfaatan teknologi digital, sejauh ini sebanyak 15 aplikasi yang telah dibuat dan digunakan CPI dalam upaya melindungi pekerja dan menekan risiko penyebaran Covid-19 di lingkungan kerja. Mulai dari penapisan akses (access screening) masuk ke fasilitas perusahaan; pembatasan perjalanan pribadi dan dinas; pemantauan perkembangan kasus; penjadwalan tes berkala; pemantauan kesehatan pekerja secara jarak jauh; hingga analisis pelacakan kontak (contact tracing). "Berbagai aplikasi digital itu dirancang dan dibuat oleh tenaga-tenaga terampil di CPI," terangnya.
Hingga saat ini, CPI masih menerapkan bekerja jarak jauh bagi pekerja dengan jenis pekerjaan kantor. Untuk menjaga kinerja karyawan, perusahaan melakukan beberapa antisipasi di antaranya meningkatkan kapasitas jaringan, menyediakan tambahan cara akses ke sistem IT, meningkatkan sistem keamanan data, dan menjaga serta menambah sistem kolabarasi yang lebih andal.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, kinerja operasi CPI tetap kokoh dan bahkan mampu melampaui target produksi minyak yang ditetapkan pemerintah pada 2020. "Kami senantiasa menjaga kedisipinan terhadap protokol kesehatan dan tetap produktif meski di tengah pandemi," tandasnya.
(fai)