Bitcoin Nyungsep, Rp3.000 Triliun Menguap dari Pasar Mata Uang Kripto

Jum'at, 23 April 2021 - 22:44 WIB
loading...
Bitcoin Nyungsep, Rp3.000...
Mata uang kripto Bitcoin dan lainnya turun akibat kekhawatiran kenaikan pajak oleh Pemerintahan BIden. Foto/Ilustrasi
A A A
NEW YORK - Bitcoin dan mata uang kripto lainnya pada perdagangan hari ini merosot ke zona merah dipicu kekhawatiran bahwa pemerintah AS akan menaikkan pajak dalam waktu dekat.

Berdasarkan data dari CoinMarketCap, kapitalisasi pasar mata uang kripto global turun 11,89% menjadi USD1,81 triliun. Dengan begitu, hanya dalam tempo sehari, sekitar USD215 miliar atau sekira Rp3.000 triliun menguap dari pasar mata uang kripto global.



Tercatat, Bitcoin turun di bawah USD50.000 per koin untuk pertama kalinya sejak awal Maret. Bitcoin telah turun lebih dari 9% ke posisi USD49.759 pada Jumat pagi, menurut platform perdagangan CoinDesk. Mata uang kripto terbesar kedua, Ether, turun lebih dari 12% ke posisi USD2.263 per token.

Penurunan tajam tersebut mengikuti pola yang sama seperti saham AS di sesi sebelumnya. Pada hari Kamis (22/4), pasar keuangan dilanda kekhawatiran atas kenaikan pajak, menyusul laporan berita yang menegaskan kembali niat Pemerintahan Biden untuk menaikkan pajak capital gain.

Gedung Putih telah mengusulkan untuk menaikkan pajak capital gain menjadi 39,6% untuk orang-orang yang berpenghasilan lebih dari USD1 juta per tahun dari hanya 20% saat ini. Ini masih ditambah pula dengan pungutan tambahan yang harus dibayar oleh orang berpenghasilan tinggi untuk mendanai Undang-Undang Perawatan Terjangkau.

Rencana Biden telah lama menjadi pengetahuan publik, tetapi kekhawatiran tentang kenyataan pajak yang lebih tinggi tetap mencengkeram pasar minggu ini.



Investor Crypto khawatir bahwa pajak capital gain yang lebih tinggi akan membatasi permintaan mata uang kripto seperti Bitcoin, yang telah meningkat secara dramatis dalam beberapa bulan terakhir. Namun, kekhawatiran pajak bukanlah satu-satunya faktor yang membebani Bitcoin dan mata uang kripto lainnya.

"kekhawatiran regulasi, kekhawatiran atas penilaian dan kegembiraan bullish di level overbought semuanya menambah tekanan jual," kata Fawad Razaqzada, analis pasar di ThinkMarkets seperti dilansir CNN, Jumat (23/4/2021).

Pada saat yang sama, imbuh dia, aksi jual satu investor adalah peluang bagi yang lain dan penurunan tajam di mata uang kripto terpopuler itu bisa menjadi peluang bagi investor untuk mengumpulkannya dengan harga yang lebih baik.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2013 seconds (0.1#10.140)