KPR Turun Tipis, Harga Properti di Jakarta Relatif Stabil
loading...
A
A
A
JAKARTA - Langkah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50% diapresiasi oleh stakeholder industri properti.
Country Manager Rumah.com, Marine Novita mengatakan, kebijakan tersebut diharapkan bisa mendukung pemulihan ekonomi nasional lebih lanjut, sekaligus mendongkrak pertumbuhan bisnis properti yang sedang mengalami stagnasi di tengah pandemi. Namun, menurut Marine, yang paling penting dari kebijakan BI ini adalah pelaksanaannya.
Pasalnya, selama ini langkah BI menurunkan suku bunga acuannya tidak langsung diikuti oleh perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA). Imbasnya, walaupun suku bunga BI sudah turun tapi industri properti tidak bisa segera langsung merasakan dampaknya.
"Suku bunga KPR dan KPA memang sudah mengalami penurunan, namun masih turun tipis dan relatif tinggi terhadap suku bunga acuan," ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis (29/4/2021).
Marine membeberkan, penurunan suku bunga acuan BI7DRR terus berlangsung selama setahun terakhir, di mana secara tahunan BI7DRR sudah turun sebesar 100 bps dari bulan April 2020 lalu.
"Turunnya BI7DRR telah sedikit mendorong turunnya suku bunga kredit properti. Suku bunga KPR mengalami penurunan tipis dari 8,67% menjadi 8,26% dan KPA dari 8,63% menjadi 8,22% berdasarkan data Bank Indonesia per Februari 2021," paparnya.
Marine berharap, perbankan terus melakukan penyesuaian suku bunga KPR dan KPA agar semakin memudahkan masyarakat untuk memiliki rumah, terutama pada situasi pandemi seperti sekarang ini.
Dia menambahkan, situasi pasar properti saat ini memang terlihat semakin kondusif bagi konsumen. Apalagi sesuai data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) kuartal I/2021, pada kuartal keempat 2020 terjadi penurunan harga properti, kenaikan suplai, dan turunnya permintaan secara nasional.
"Data RIPMI menunjukkan indeks harga kota-kota satelit Jakarta relatif stabil dan hanya mengalami kenaikan atau penurunan secara tipis dibandingkan kuartal sebelumnya," ungkapnya.
Di sisi suplai properti, lanjut Marine, data RIPMI menunjukkan kota-kota di Jabodetabek mengalami kenaikan suplai, hanya Kota Bogor saja yang mengalami penurunan suplai.
Menurut Marine, kenaikan suplai properti di wilayah satelit Jakarta ini menjadi indikasi pengembang fokus pada pembangunan hunian untuk kelas menengah dan menengah atas di kawasan alternatif dengan harga lebih terjangkau.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, tren pencarian properti di kota-kota satelit DKI Jakarta melalui portal properti Rumah.com mengalami penurunan sebesar 14% pada kuartal IV/2020 dibandingkan kuartal sebelumnya.
Turunnya tren pencarian properti pada wilayah-wilayah di Jabodetabek tersebut memang erat kaitannya dengan siklus properti tahunan, di mana kuartal IV merupakan periode rendahnya permintaan properti karena banyaknya pengeluaran orang di akhir tahun.
"Selain itu, pandemi Covid-19 juga belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir, sehingga masyarakat masih menahan diri untuk melakukan transaksi pengeluaran besar," tuturnya.
Country Manager Rumah.com, Marine Novita mengatakan, kebijakan tersebut diharapkan bisa mendukung pemulihan ekonomi nasional lebih lanjut, sekaligus mendongkrak pertumbuhan bisnis properti yang sedang mengalami stagnasi di tengah pandemi. Namun, menurut Marine, yang paling penting dari kebijakan BI ini adalah pelaksanaannya.
Pasalnya, selama ini langkah BI menurunkan suku bunga acuannya tidak langsung diikuti oleh perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA). Imbasnya, walaupun suku bunga BI sudah turun tapi industri properti tidak bisa segera langsung merasakan dampaknya.
"Suku bunga KPR dan KPA memang sudah mengalami penurunan, namun masih turun tipis dan relatif tinggi terhadap suku bunga acuan," ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis (29/4/2021).
Marine membeberkan, penurunan suku bunga acuan BI7DRR terus berlangsung selama setahun terakhir, di mana secara tahunan BI7DRR sudah turun sebesar 100 bps dari bulan April 2020 lalu.
"Turunnya BI7DRR telah sedikit mendorong turunnya suku bunga kredit properti. Suku bunga KPR mengalami penurunan tipis dari 8,67% menjadi 8,26% dan KPA dari 8,63% menjadi 8,22% berdasarkan data Bank Indonesia per Februari 2021," paparnya.
Marine berharap, perbankan terus melakukan penyesuaian suku bunga KPR dan KPA agar semakin memudahkan masyarakat untuk memiliki rumah, terutama pada situasi pandemi seperti sekarang ini.
Dia menambahkan, situasi pasar properti saat ini memang terlihat semakin kondusif bagi konsumen. Apalagi sesuai data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) kuartal I/2021, pada kuartal keempat 2020 terjadi penurunan harga properti, kenaikan suplai, dan turunnya permintaan secara nasional.
"Data RIPMI menunjukkan indeks harga kota-kota satelit Jakarta relatif stabil dan hanya mengalami kenaikan atau penurunan secara tipis dibandingkan kuartal sebelumnya," ungkapnya.
Baca Juga
Di sisi suplai properti, lanjut Marine, data RIPMI menunjukkan kota-kota di Jabodetabek mengalami kenaikan suplai, hanya Kota Bogor saja yang mengalami penurunan suplai.
Menurut Marine, kenaikan suplai properti di wilayah satelit Jakarta ini menjadi indikasi pengembang fokus pada pembangunan hunian untuk kelas menengah dan menengah atas di kawasan alternatif dengan harga lebih terjangkau.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, tren pencarian properti di kota-kota satelit DKI Jakarta melalui portal properti Rumah.com mengalami penurunan sebesar 14% pada kuartal IV/2020 dibandingkan kuartal sebelumnya.
Turunnya tren pencarian properti pada wilayah-wilayah di Jabodetabek tersebut memang erat kaitannya dengan siklus properti tahunan, di mana kuartal IV merupakan periode rendahnya permintaan properti karena banyaknya pengeluaran orang di akhir tahun.
"Selain itu, pandemi Covid-19 juga belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir, sehingga masyarakat masih menahan diri untuk melakukan transaksi pengeluaran besar," tuturnya.
(ind)