Food Estate Kalteng Jadi Percontohan Pertanian Modern
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengembangan food estate Kalimantan Tengah (Kalteng) di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau menjadi percontohan pertanian modern atau kiblat lumbung pangan nasional dalam beberapa tahun ke depan. Guna mencapai tujuan tersebut, gerakan percepatan tanam harus ditopang semangat dan kerja keras.
“Saya bilang food estate Kalteng akan menjadi kiblat lumbung pangan nasional. Kenapa? Karena menyangkut harga diri, makanya kita harus kerja extra ordinary,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Sekjen Kementan) Momon Rusmono saat meninjau lokasi food estate Desa Bentuk Jaya, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa (4/5).
(Baca juga:Warji: Ikuti Panduan Tanam, Panen di Food Estate Kalteng Memuaskan)
Turut dalam kesempatan tersebut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi dan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy.
“Saya datang ke sini untuk memastikan bahwa gerakan percepatan tanam di lokasi food estate Kalteng berjalan baik,” kata Momon Rusmono seraya menyampaikan salam dari Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.
(Baca juga:Mentan Pastikan Tidak Ada Gagal Panen di Food Estate Kalteng)
Menurut Momon, agar food estate ini menjadi kiblat lumbung pangan nasional, harus dikerjakan extra ordinary sebagai percontohan pertanian modern di bawah koordinasi dan kendali Kementerian Pertanian (Kementan).
Dia menambahkan, keberhasilan food estate bisa diukur dari seberapa besar keseriusan semua pihak, khususnya petani dan penyuluh menyelesaikan proses masa tanam dan panen. Hal itu akan terwujud kalau ada kekompakan.
“Fakta membuktikan, pertumbuhan ekonomi nasional ditopang oleh pertanian. Artinya yang lain kebutuhan kerjanya turun, pertanian tidak, yang lain lesu, pertanian maju. Kenapa? Karena kebersamaan,” kata Momon.
(Baca juga:Petani: Tidak Betul Food Estate Kalteng Gagal Panen)
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi menekankan tentang peran food estate menjadi prioritas Presiden Joko Widodo. Harapannya, dengan food estate ini bisa untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional dengan mengembangkan komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan secara terintegrasi (integrated farming).
Menurutnya, pertanian harus dikelola dengan mekanisasi yang esensinya adalah efisiensi dan produktivitas tinggi hulu ke hilir. Dengan demikian akan memberi keuntungan bagi petani.
SDM pertanian, kata Dedi, berkontribusi terbesar pada peningkatan produktivitas, selain inovasi teknologi dan regulasi. “Kementan serius membangun SDM pertanian termasuk di kawasan food estate oleh Komando Strategis Pembangunan Pertanian yang dilaksanakan Balai Penyuluhan Pertanian di tingkat kecamatan selaku BPP Kostratani,” kata Dedi Nursyamsi.
Hal itu sejalan dengan instruksi dan arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo bahwa pengembangan food estate merupakan kerja keras lintas kementerian dan instansi terkait. Food estate ini untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia berbasis korporasi petani yang mengintegrasikan usaha tani on farm dan off farm. Dengan integrasi tersebut akan memberi nilai tambah bagi petani dan usaha tani.
“Pendampingan petani di kawasan food estate berbasis korporasi petani pada prinsipnya adalah penyuluh melakukan pendampingan secara komprehensif dan berkelanjutan sebagai program super prioritas Kementan,” kata Mentan Syahrul.
“Saya bilang food estate Kalteng akan menjadi kiblat lumbung pangan nasional. Kenapa? Karena menyangkut harga diri, makanya kita harus kerja extra ordinary,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Sekjen Kementan) Momon Rusmono saat meninjau lokasi food estate Desa Bentuk Jaya, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa (4/5).
(Baca juga:Warji: Ikuti Panduan Tanam, Panen di Food Estate Kalteng Memuaskan)
Turut dalam kesempatan tersebut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi dan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy.
“Saya datang ke sini untuk memastikan bahwa gerakan percepatan tanam di lokasi food estate Kalteng berjalan baik,” kata Momon Rusmono seraya menyampaikan salam dari Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.
(Baca juga:Mentan Pastikan Tidak Ada Gagal Panen di Food Estate Kalteng)
Menurut Momon, agar food estate ini menjadi kiblat lumbung pangan nasional, harus dikerjakan extra ordinary sebagai percontohan pertanian modern di bawah koordinasi dan kendali Kementerian Pertanian (Kementan).
Dia menambahkan, keberhasilan food estate bisa diukur dari seberapa besar keseriusan semua pihak, khususnya petani dan penyuluh menyelesaikan proses masa tanam dan panen. Hal itu akan terwujud kalau ada kekompakan.
“Fakta membuktikan, pertumbuhan ekonomi nasional ditopang oleh pertanian. Artinya yang lain kebutuhan kerjanya turun, pertanian tidak, yang lain lesu, pertanian maju. Kenapa? Karena kebersamaan,” kata Momon.
(Baca juga:Petani: Tidak Betul Food Estate Kalteng Gagal Panen)
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi menekankan tentang peran food estate menjadi prioritas Presiden Joko Widodo. Harapannya, dengan food estate ini bisa untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional dengan mengembangkan komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan secara terintegrasi (integrated farming).
Menurutnya, pertanian harus dikelola dengan mekanisasi yang esensinya adalah efisiensi dan produktivitas tinggi hulu ke hilir. Dengan demikian akan memberi keuntungan bagi petani.
SDM pertanian, kata Dedi, berkontribusi terbesar pada peningkatan produktivitas, selain inovasi teknologi dan regulasi. “Kementan serius membangun SDM pertanian termasuk di kawasan food estate oleh Komando Strategis Pembangunan Pertanian yang dilaksanakan Balai Penyuluhan Pertanian di tingkat kecamatan selaku BPP Kostratani,” kata Dedi Nursyamsi.
Hal itu sejalan dengan instruksi dan arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo bahwa pengembangan food estate merupakan kerja keras lintas kementerian dan instansi terkait. Food estate ini untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia berbasis korporasi petani yang mengintegrasikan usaha tani on farm dan off farm. Dengan integrasi tersebut akan memberi nilai tambah bagi petani dan usaha tani.
“Pendampingan petani di kawasan food estate berbasis korporasi petani pada prinsipnya adalah penyuluh melakukan pendampingan secara komprehensif dan berkelanjutan sebagai program super prioritas Kementan,” kata Mentan Syahrul.
(dar)