Dilematis, Larangan Mudik Pasti Pangkas Konsumsi Rumah Tangga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah melarang aktivitas mudik Lebaran tahun ini untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19. Sayangnya, kebijakan ini dipastikan bakal menekan konsumsi rumah tangga yang memiliki sumbangan terbesar ke Produk Domestik Bruto (PDB).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, konsumsi rumah tangga umumnya menyumbang 56,9% ke PDB. Dengan adanya larangan mudik, sejumlah komponen konsumsi rumah tangga yang biasanya mengalami peningkatan dipastikan terdampak.
"Ketika Lebaran harusnya ada peningkatan konsumsi makanan minuman, pakaian baru, harusnya ada konsumsi transportasi mudik, yang kalau dia berhenti ini akan berdampak signifikan ke konsumsi rumah tangga," kata dia dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (5/5/2021).
Menurutnya, larangan mudik juga akan membatasi pengeluaran transportasi, rekreasi, hotel, dan restoran yang biasanya meningkat. Padahal komponen ini memiliki porsi hampir 25% terhadap konsumsi rumah tangga, sehingga dampaknya akan sangat terasa.
"Kalau kita jumlahkan, share ketiga ini ke konsumsi rumah tangga hampir 25% dari total konsumsi rumah tangga, sehingga secara keseluruhan larangan mudik akan berpengaruh ke konsumsi rumah tangga," ungkapnya.
Meski begitu, ia mengakui, kebijakan larangan mudik yang diambil pemerintah bertujuan untuk mencegah penyebaran covid-19 semakin luas. Apabila pandemi tidak bisa dikendalikan, tentu dampaknya kepada perekonomian akan lebih besar lagi.
"Tapi pilihan kita adalah di tengah pandemi Covid. Kebijakan ini sangat-sangat bijak. Kalau tidak pandemi Covid akan kembali merajalela," pungkasnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, konsumsi rumah tangga umumnya menyumbang 56,9% ke PDB. Dengan adanya larangan mudik, sejumlah komponen konsumsi rumah tangga yang biasanya mengalami peningkatan dipastikan terdampak.
"Ketika Lebaran harusnya ada peningkatan konsumsi makanan minuman, pakaian baru, harusnya ada konsumsi transportasi mudik, yang kalau dia berhenti ini akan berdampak signifikan ke konsumsi rumah tangga," kata dia dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (5/5/2021).
Menurutnya, larangan mudik juga akan membatasi pengeluaran transportasi, rekreasi, hotel, dan restoran yang biasanya meningkat. Padahal komponen ini memiliki porsi hampir 25% terhadap konsumsi rumah tangga, sehingga dampaknya akan sangat terasa.
"Kalau kita jumlahkan, share ketiga ini ke konsumsi rumah tangga hampir 25% dari total konsumsi rumah tangga, sehingga secara keseluruhan larangan mudik akan berpengaruh ke konsumsi rumah tangga," ungkapnya.
Meski begitu, ia mengakui, kebijakan larangan mudik yang diambil pemerintah bertujuan untuk mencegah penyebaran covid-19 semakin luas. Apabila pandemi tidak bisa dikendalikan, tentu dampaknya kepada perekonomian akan lebih besar lagi.
"Tapi pilihan kita adalah di tengah pandemi Covid. Kebijakan ini sangat-sangat bijak. Kalau tidak pandemi Covid akan kembali merajalela," pungkasnya.
(fai)