Kementan Akan Lakukan Terobosan untuk Peningkatan Ekspor SBW

Jum'at, 28 Mei 2021 - 21:28 WIB
loading...
Kementan Akan Lakukan...
Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) akan segera melakukan terobosan dalam mengupayakan ekspor Sarang Burung Walet (SBW) di Jawa Timur. Daerah ini memiliki potensi tinggi untuk ekspor SBW.
A A A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) akan segera melakukan terobosan dalam mengupayakan ekspor Sarang Burung Walet (SBW) di Jawa Timur. Daerah ini memiliki potensi tinggi untuk ekspor SBW.

Sepanjang 2020, ekspor SBW dari Surabaya yang telah difasilitasi Ditjen PKH sebanyak 1.826 kali ekspor sarang burung walet dengan volumenya mencapai 245.387 ton. Komoditas ini utamanya diekspor ke China dengan harga per kilogram mencapai Rp40 juta.

"Kami harus lakukan langkah terobosan sesegera mungkin, karena ini menyumbang besar devisa negara kita," kata Direktur Jenderal PKH, Nasrullah.

Dia memastikan, kendala yang ada akan diperbaiki agar sarang burung walet dapat menembus pasar internasional. Selain itu, pemerintah juga dipastikan akan hadir untuk mendampingi dan melakukan pembinaan kepada peternak SBW.
Kementan Akan Lakukan Terobosan untuk Peningkatan Ekspor SBW

Terkait hal itu Nasrullah bersama Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang menyempatkan untuk mengunjungi PT Husein Alam Indonesia di Desa Golokan, Kecamatan Sidayu, Gersik dan PT Surya Aviesta di Kertajaya Indah, Surabaya untuk mendengarkan dan melihat secara langsung dari peternak burung walet di Gresik.

"Menteri Pertanian, Pak Syahrul Yasin Limpo juga menginstruksikan untuk melaksanakan pengembangan dan pengawalan secara masif sarang burung walet indonesia sampai dengan proses ekspornya. Maka, kami tegaskan kami akan hadir untuk membantu dan mendukung pengembangan SBW di Indonesia secara masif," tuturnya.



Upaya yang dilakukan ini guna mendukung prediksi adanya peningkatan komoditas SBW tahun depan. Mengingat, saat ini ada beberapa perusahaan yang tengah melakukan asesmen agar bisa melakukan ekspor SBW ke Negeri Tirai Bambu.

Dirjen PKH menjelaskan, negara sasaran ekspor komoditas sarang burung walet asal Jawa Timur adalah China dan non-China. Rinciannya 80 persen China, sisanya 20 persen ke non-China.

Berdasarkan penelitian, sarang burung walet sangat diminati di luar negeri karena memiliki banyak kandungan yang sangat bagus untuk tumbuh kembang dan kecerdasan anak.

Nasrullah mengatakan, pihaknya akan segera merencanakan dan mengembangkan secara masif dengan standar kualitas konsumen. Seiring dengan itu akan membuat cetak biru kualitas sarang burung walet, salah satunya dengan memulai program super prioritas percepatan 1.000 desa walet.

Dia mencontohkan, mulai dari proses pencucian sebelum produksi. Karena tidak butuh banyak alat stainless, penggunaan KUR mereka bisa berkelompok, pencucian, terus masuk produksi. Sehingga masyarakat memiliki pendapatan. Terima barang dengan standar yang diinginkan.

"Tugas kami, budidaya dan produksi. Kami ingin membuat lebih besar dan masif dengan standar kualitas konsumen. Semua PR harus kami selesaikan, harus ada support agar sarang burung walet dapat menembus pasar dunia," ucapnya.

Di sisi lain, ujar Nasrullah, Kementan juga akan mengupayakan pengembangan unit usaha pembersihan dan pengolahan sarang walet (saat ini baru ada 78 Unit Usaha yang memiliki Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner/NKV) serta pendampingan peningkatan Level NKV serta menyusun SNI produk Sarang Burung Walet.

"Karena, setiap unit usaha di bawah Kementan wajib memiliki sertifikat NKV, termasuk komonitas SBW ini. Terlebih, komoditas SBW ini mayoritas diekspor," katanya.

Selain itu, akan ditingkatkan kembali registrasi rumah walet di daerah berkoordinasi dengan pemerintah daerah, dan upaya pemberian insentif terhadap pelaku ekspor melalui penurunan pajak daerah.

Diikuti pula dengan diplomasi ke negara tujuan ekspor yang diperkuat untuk peningkatan volume ekspor dengan melibatkan kementerian dan lembaga terkait. Karena, Tiongkok menjadi pasar terbesar ekspor sarang walet dari Indonesia, baik secara langsung maupun melalui Malaysia, Vietnam dan Hongkong.

"Dan yang terpenting akan ditingkatkan penguatan Regulasi Ekspor SBW berkordinasi dengan Kemendag. Selain itu, ditingkatkan juga promosi SBW antara lain melalui upaya bisnis matching dan kordinasi dengan atase pertanian dan atase perdagangan," tuturnya.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan tren ekspor SBW memang meningkat signifikan dalam lima tahun terakhir. Kurang lebih Indonesia telah mengekspor ke 14 negara selama 2020.

Maka, ia mengaku bersyukur karena Indonesia bisa menjadi pemasok SBW untuk banyak negara. Terlebih, saat ini, SBW yang diperdagangkan dan diekspor merupakan komoditas binaan dari Ditjen PKH Kementan.

"Ini adalah anugerah Tuhan untuk kita, tanpa perawatan khusus walet memberikan sumbangan devisa negara, manfaat kesehatan dan pendapatan bagi petani," tuturnya. CM
(ars)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2282 seconds (0.1#10.140)