Inovasi Kabupaten Klungkung Kembangkan Koperasi dan UKM Mencuri Perhatian Teten
loading...
A
A
A
JAKARTA - Inovasi yang dilakukan Kabupaten Klungkung untuk mengembangkan koperasi dan UMKM berbasis ekonomi kreatif diapresiasi Menteri Koprasi dan UKM, Teten Masduki . Dalam kunjungannya ke Kabupaten Klungkung pada Selasa (8/6), Teten menyampaikan Apresiasi dan dukungannya kepada Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta.
“Saya ingin menyampaikan apresasi yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Kabupaten Klungkung dalam pemberdayaan koperasi dan UKM, khususnya yang berbasis ekonomi kreatif. Sekarang kita bangun koperasi modern. Maksudnya adalah koperasi bisa menjadi agen untuk mengkonsolidasi dan mengagregasi usaha-usaha mikro,” ujar Teten saat pemaparan pada kegiatan kunjungan kerja dengan Agenda pengembangan koperasi dan UMKM berbasis ekonomi kreatif.
Tidak hanya apresiasi, Pemkab Klungkung juga mendapatkan dukungan untuk pembangunan dan pengembangan koperasi serta UMKM. Teten Masduki menyampaikan, bakal memberi bantuan untuk melakukan digitalisasi Kain Endek, agar marketnya lebih luas dan besar.
“Kami sekarang sudah menyiapkan ekosistem, berbagai perizinan sekarang kita permudah melalui UU Cipta Kerja. Kedua, ekosistem dari segi pembiayaan. Tahun ini Pembiayaan Usaha Rakyat (PUR) sudah kita naikan menjadi 253 triliun dengan bunga 3% sampai akhir tahun. Kemudian dari market demand (permintaan pasar) nya juga sudah kita bangun. Akses pasarnya dimana 40% belanja pemerintah sekarang harus menyerap produk UMKM dengan nilai sekitar 460 triliun per tahun. Begitu juga pasar digital BUMN,” pungkasnya.
Konsep lain yang ditawarkan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia tersebut yaitu rantai pasok. Teten menjelaskan, bahwa UMKM harus terintegarsi dengan industri. Oleh kareana itu, menurut Teten apa yang sudah dilakukan Bupati Klungkung sudah tepat untuk menjalin kerja sama dengan anak-anak muda yang melakukan bisnis berbasis ekonomi kreatif.
Kabupaten Klungkung memiliki berbagai macam produk lokal unggulan, di antaranya yaitu Kain Tenun Rangrang, Kain Endek, logam, gong Bali berasal dari Desa Wisata Desa Tihingan, Kain Tenun Songket, wayang klasik, garam beryodium (Uyah Kusamba) dan beras lokal.
Dalam penjualan beras lokal, Inovasi yang dilakukan Bupat Suwirta adalah program Bima Juara atau Beli Mahal, Jual Murah yaitu Koperasi Unit Desa (KUD) akan membeli gabah lebih mahal dari patokan pemerintah, kemudian KUD akan menjualnya kembali dengan harga yang murah.
“Jadi inflasi daerah bisa benar-benar kita atur di sini, sehingga dari saat kita mengembangkan konsep ini, di Klungkung harga beras tidak pernah naik turun, stabil sekali,” jelasnya Suwirta.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung juga membuat program yang bernama entrepreneur masuk desa dan masih dilakukan secara parsial. Inovasi yang dicetuskan lainnya yaitu Rumah Keong.
“Ini kami bekerja sama dengan pemerintah Kanada. Rumah Keong ini merupakan rumput laut, mangga, kelapa dan singkong. Ini sedang kami buat produknya dan siap untuk di launching. Tentu kami sangat membutuhkan bantuan dan dukungan untuk memasarkan produk ini nantinya,” tutur Suwirta.
“Saya ingin menyampaikan apresasi yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Kabupaten Klungkung dalam pemberdayaan koperasi dan UKM, khususnya yang berbasis ekonomi kreatif. Sekarang kita bangun koperasi modern. Maksudnya adalah koperasi bisa menjadi agen untuk mengkonsolidasi dan mengagregasi usaha-usaha mikro,” ujar Teten saat pemaparan pada kegiatan kunjungan kerja dengan Agenda pengembangan koperasi dan UMKM berbasis ekonomi kreatif.
Tidak hanya apresiasi, Pemkab Klungkung juga mendapatkan dukungan untuk pembangunan dan pengembangan koperasi serta UMKM. Teten Masduki menyampaikan, bakal memberi bantuan untuk melakukan digitalisasi Kain Endek, agar marketnya lebih luas dan besar.
“Kami sekarang sudah menyiapkan ekosistem, berbagai perizinan sekarang kita permudah melalui UU Cipta Kerja. Kedua, ekosistem dari segi pembiayaan. Tahun ini Pembiayaan Usaha Rakyat (PUR) sudah kita naikan menjadi 253 triliun dengan bunga 3% sampai akhir tahun. Kemudian dari market demand (permintaan pasar) nya juga sudah kita bangun. Akses pasarnya dimana 40% belanja pemerintah sekarang harus menyerap produk UMKM dengan nilai sekitar 460 triliun per tahun. Begitu juga pasar digital BUMN,” pungkasnya.
Konsep lain yang ditawarkan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia tersebut yaitu rantai pasok. Teten menjelaskan, bahwa UMKM harus terintegarsi dengan industri. Oleh kareana itu, menurut Teten apa yang sudah dilakukan Bupati Klungkung sudah tepat untuk menjalin kerja sama dengan anak-anak muda yang melakukan bisnis berbasis ekonomi kreatif.
Kabupaten Klungkung memiliki berbagai macam produk lokal unggulan, di antaranya yaitu Kain Tenun Rangrang, Kain Endek, logam, gong Bali berasal dari Desa Wisata Desa Tihingan, Kain Tenun Songket, wayang klasik, garam beryodium (Uyah Kusamba) dan beras lokal.
Dalam penjualan beras lokal, Inovasi yang dilakukan Bupat Suwirta adalah program Bima Juara atau Beli Mahal, Jual Murah yaitu Koperasi Unit Desa (KUD) akan membeli gabah lebih mahal dari patokan pemerintah, kemudian KUD akan menjualnya kembali dengan harga yang murah.
“Jadi inflasi daerah bisa benar-benar kita atur di sini, sehingga dari saat kita mengembangkan konsep ini, di Klungkung harga beras tidak pernah naik turun, stabil sekali,” jelasnya Suwirta.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung juga membuat program yang bernama entrepreneur masuk desa dan masih dilakukan secara parsial. Inovasi yang dicetuskan lainnya yaitu Rumah Keong.
“Ini kami bekerja sama dengan pemerintah Kanada. Rumah Keong ini merupakan rumput laut, mangga, kelapa dan singkong. Ini sedang kami buat produknya dan siap untuk di launching. Tentu kami sangat membutuhkan bantuan dan dukungan untuk memasarkan produk ini nantinya,” tutur Suwirta.
(akr)