Giat Lestarikan Alam, BNI Dukung Hutan Organik Megamendung

Sabtu, 19 Juni 2021 - 21:10 WIB
loading...
Giat Lestarikan Alam,...
Pemrakarsa dan pengelola Hutan Organik Yuhan Subrata menunjukkan cara penanaman bibit pohon di salah satu lahan di kawasan Megamendung, Bogor, Sabtu (19/6/2021). Foto/M Faizal
A A A
BOGOR - Upaya pelestarian alam dan lingkungan membutuhkan komitmen kuat serta upaya nan serius sehingga benar-benar terwujud nyata. Hal itu ditunjukkan oleh kelompok pengelola Hutan Organik di kawasan Megamendung, Kabupaten Bogor, yang didukung oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) .

Melalui upaya nyata menanami kembali lahan kritis sejak tahun 2001, kini lahan seluas 22 hektare di kawasan tersebut kembali menjadi hutan rimbun yang tak hanya mendatangkan kembali margasatwa, namun juga mampu menghidupi masyarakat di sekitarnya. Hutan Organik di kawasan Megamendung tersebut layak menjadi simbol keberhasilan kolaborasi antara pecinta lingkungan dengan dunia usaha, dalam melestarikan alam dan memerangi dampak buruk emisi gas rumah kaca.



Pengelolaan Hutan Organik ini menjadi salah satu kisah sukses keterlibatan BNI sebagai bank pelopor Green Banking dalam mengelola dan menjaga kelestarian alam serta lingkungan hidup. Kerja sama ini dimulai pada tahun 2019 dan 2020 lalu, dimana BNI melalui program CSR-nya terlibat langsung dalam pengelolaan hutan dengan memasok kebutuhan kebun bibit (nursery) dan pengembangan sarana dan prasarana bagi Kelompok Hutan Organik.

Selain melakukan rehabilitasi lahan kritis dengan penanaman 10 ribu pohon, BNI juga memberikan bantuan dalam bentuk pembangunan sarana dan prasarana serta penamanan dan pemeliharaan pohon.

"Kami sangat berterima kasih atas keterlibatan BNI dalam upaya rehabilitasi lahan kritis di kawasan Megamendung, juga atas bantuan pembiayaan untuk pertanian organik," ujar Pemrakarsa dan Pengelola Hutan Organik Megamendung Yuhan Subrata di Megamendung, Bogor, Sabtu (19/6/2021).

Yuhan menuturkan, Hutan Organik dikembangkan sejak tahun 2001 dengan melakukan rehabilitasi ekosistem dan lahan kritis di kawasan hutan Megamendung. Kini, tak hanya kembali menghijau, lahan tersebut kembali pulih dan menjadi daerah resapan air yang efektif, dibuktikan dengan mengalirnya kembali sejumlah mata air di kawasan tersebut.

Dia menambahkan, konsep Hutan Organik ini selain sebagai upaya pelestarian lingkungan, juga untuk menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar. Karena itu, tidak hanya ditanami pepohonan asli Jawa Barat untuk penghijauan, tetapi juga beragam tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti durian, alpukat, mangga, rambutan, cengkeh hingga pala. "Masyarakat sekitar kini sudah bisa merasakan langsung hasil panen tanaman buah-buahan tersebut," ujarnya.

Terkait kolaborasi Hutan Organik dan BNI, Yuhan mengatakan, dari 10 ribu pohon yang ditanam selama 2019, secara riil diperhitungkan mampu menyerap 45,9 ton karbondioksida. Begitu pula dengan 10 ribu pohon lainnya yang ditanam pada tahun 2020. "Ini akan terus lestari dengan adanya pembibitan di lokasi penanaman," tambahnya.



Terpisah, Corporate Secretary BNI Mucharom mengungkapkan, mengingat besarnya manfaat penghijauan maka BNI menghibahkan sejumlah dana yang diperuntukan bagi pembiayaan sarana prasarana air, geo tagging, penanaman, dan pemeliharaan pertanian organik.

Diketahui, penanaman pohon dengan konsep geo tagging memungkinkan posisi pohon yang ditanam dapat diketahui lokasinya. Dengan demikian, BNI dapat mengetahui perkembangan proses penanaman pohon yang telah dilakukan.

Mucharom mengatakan, pertanian organik bisa menjadi ujung tombak dalam rehabilitasi lahan kritis dan ekosistem. Karena itu BNI sangat mendukung upaya kelompok pengelola Hutan Organik dalam upaya rehabilitasi lahan kritis dan pengembangan pertanian organik.

"Kami berharap kegiatan ini dapat membangkitkan animo masyarakat luas untuk ikut serta melestarikan hutan dan ekosistem yang ada. BNI selaku pelopor Gerakan Green Banking telah melakukan berbagai kegiatan CSR yang salah satunya fokus pada pelestarian lingkungan pada berbagai tempat di tanah air. Memasuki usia 75 tahun pada Juli tahun ini, BNI semakin menyadari bahwa keberlangsungan usaha tidak akan terlepas dari kelestarian alam," ujarnya.

Untuk itulah, lanjut dia, dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75, BNI terus mendekat dengan alam. Perseroan, kata dia, mengajak para pegawainya atau BNI Hi-Movers menanam 7.500 pohon sebagai bagian dari aksi Change Movement dalam program inisiatif One Tree One Employee. Setiap pegawai BNI akan menanam pohon di rumahnya masing-masing, bibit pohon disediakan di kantor pusat atau wilayah.



Setiap penukaran bibitnya harus disertakan dengan 10 sampah plastik yang nantinya akan di daur ulang oleh Recycling Centre agar dapat menjadi barang yang bermanfaat dan bernilai ekonomi. Selain itu, pegawai juga dapat berinisiatif untuk membeli sendiri tanaman yang ingin tanam.

Mucharom menyebut, pelaksanaan kegiatan ini sengaja dibuat semudah mungkin sekaligus menyenangkan. Karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19, penanaman pohon dapat dilakukan di rumah, sehingga tetap terjaga penegakan protokol kesehatan.

"Setiap pohon memiliki nomor, sehingga jumlah pohon yang ditanam benar-benar bisa diketahui. Change Movement ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk mendukung gerakan pengurangan emisi karbon," jelasnya.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2165 seconds (0.1#10.140)