Gara-Gara Pandemi, Emiten Pengelola KFC Jadi 'Buntung' Rp377 Miliar

Jum'at, 25 Juni 2021 - 08:09 WIB
loading...
Gara-Gara Pandemi, Emiten Pengelola KFC Jadi Buntung Rp377 Miliar
Foto/ilustrasi
A A A
JAKARTA - Sepanjang 2020 PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) mencatatkan rugi bersih Rp377,18 miliar. Kondisi itu berbanding terbalik dengan tahun 2019 ketika perseroan masih mencatatkan laba sebesar Rp241,54 miliar.

Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan perseroan di tahun 2020 tercatat sebesar Rp4,84 triliun atau turun 27,82% dari tahun sebelumnya. Saat itu pendapatan FAST tembus sebesar Rp6,70 triliun.

Adapun penjualan bersih pengelola restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) ini terdiri atas makanan dan minuman, komisi atas penjualan konsinyasi, dan jasa layanan antar. Makanan dan minuman menjadi penyumbang pendapatan tertinggi sebesar Rp4,81 triliun atau lebih rendah dari sebelumnya Rp6,60 triliun.

Baca juga:Sambangi Posko PPKM Mikro, Anies Harapkan Informasi Soal Data Covid-19 Valid

Kemudian, komisi atas penjualan konsinyasi CD dari PT Jagonya Musik dan Sport Indonesia tercatat Rp57,78 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp94,71 miliar, dan jasa layanan antar tercatat Rp5,97 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp6,59 miliar. Sementara itu, potongan penjualan tercatat Rp35,17 miliar.

Manajemen Fast Food Indonesia menjelaskan, melemahnya daya beli pelanggan, dan kebijakan publik yang diberlakukan untuk menahan penyebaran Covid-19 mengakibatkan gangguan operasional yang menyebabkan penurunan penjualan yang tidak diperkirakan sebelumnya.

"Akibatnya, perusahaan mengalami pertumbuhan penjualan yang negatif untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2020 dan mengalami kerugian bersih sebagaimana diungkapkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain," tulis manajemen Fast Food Indonesia pada laporan keuangan.

Menanggapi kondisi di atas, tindakan yang telah dan akan diambil oleh perseroan di antaranya adalah pengurangan kegiatan pemasaran dan dukungan dana, penurunan biaya dan memperbaiki efisiensi biaya. Di sisi lain, perseroan telah menawarkan berbagai promosi penjualan ke pelanggan secara signifikan untuk memulihkan tingkat penjualan.

Selain itu,tingginya tingkat ketidakpastian karena hasil yang tidak dapat diduga dari pandemi ini dapat mempersulit untuk memperkirakan dampak terhadap keuangan dari pandemi tersebut.

Baca juga:Tak Ingin Berdamai, Proses Hukum Pengerebekan Istri dengan Pria Lain di Hotel Dilanjutkan

"Saat ini, tidak praktis untuk mengungkapkan sejauh mana dampak yang mungkin terjadi dari asumsi atau sumber ketidakpastian estimasi lainnya pada akhir periode pelaporan termasuk dampak apa pun terhadap pendapatan, arus kas dan kondisi keuangan perusahaan di masa mendatang," tulis manajemen Fast Food Indonesia.

FAST mencatatkan adanya penurunan beban pokok penjualan di tahun 2020 menjadi Rp1,97 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp2,51 triliun. Beban penjualan dan distribusi turun menjadi Rp2,76 triliun dari sebelumnya Rp3,20 triliun. Sementara itu, beban keuangan meningkat menjadi Rp42,16 miliar dari sebelumnya sebesar Rp18,49 miliar.

Fast Food Indonesia mencatatkan liabilitas sebesar Rp2,48 triliun dan ekuitas sebesar Rp1,24 triliun. Adapun total aset perseroan meningkat menjadi Rp3,72 triliun dibanding tahun 2019 sebesar Rp3,40 triliun.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1701 seconds (0.1#10.140)