Masih Berpotensi Menguat, IHSG Diprediksi Bergerak di Kisaran 5.978-6.041
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diyakini berpotensi kembali menguat pada perdagangan hari ini. Pergerakan indeks diperkirakan berada di kisaran 5.978-6.041.
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, pergerakan IHSG secara teknikal kembali uji moving Average 5 hari dan 50 hari sebagai gerakan perlawanan momentum bearish yang terbentuk sebelumnnya akibat gagal break out resistance bearish trend line.
Dia menambahkan, pergerakan selanjutnya IHSG menguji resistance moving Average 20 hari dan angka psikologis 6.000 sebagai konfirmasi arah pergerakan. Indikasi Stochastic dan RSI memberikan signal momentum bearish yang mulai menjenuh pada area dekat oversold.
"Indikator MACD bergerak divergence positif dengan histogram dengan indikasi cross over apabila terjadi dorongan penguatan diperdagangan selanjutnya. Sehingga secara teknikal diperkirakan IHSG bergerak menguat dengan support resistance 5.978-6.041," ujar Lanjar dalam risetnya, Kamis (1/7/2021).
Saham-saham yang dapat dicermati pada perdagangan hari ini menurutnya antara lain AALI, ACST, ADHI, AKRA, ANTM, ASII, BBCA, BBRI, BMRI, BBTN, DOID, INDY, LSIP, MNCN, TINS, TLKM, WIKA, WSKT.
Sebelumnya, IHSG ditutup naik 36,44 poin atau 0,61% ke level 5.985,49 dengan pergerakan yang cukup optimis. Saham-saham perbankan menjadi leader pergerakan selama perdagangan diakhir bulan Juni. Saham BMRI (+2,2%), AGRO (+14,4%), BBRI (+1,0%) dan BRIS (+5,0%) naik optimis.
Investor asing tercatat melakukan aksi net sell sebesar Rp472,30 miliar sehingga total pada setengah tahun pertama di 2021 Investor asing tercatat net buy sebesar Rp16,72 triliun dengan komposisi 25% dari total kepemilikan berbanding dengan investor domestik.
Sementara itu, bursa Asia diperkirakan memulai bulan Juli dengan moderate di tengah penguatan dolar AS karena investor mempertimbangkan kekhawatiran tentang strain delta yang lebih menular dari Covid-19 dan menanti data ekonomi awal bulan seperti Tingkat inflasi dan Indeks kinerja sektor Manufaktur bulan Juni.
Ekuitas berjangka sedikit berubah di Jepang dan Australia. Hong Kong ditutup untuk liburan. Sementara S&P 500 naik tipis semalam, melengkapi salah satu paruh pertama terbaik sejak 1998 untuk saham AS, penyebaran varian virus baru-baru ini meredam beberapa optimisme seputar pemulihan global.
Data tingkat inflasi di Indonesia diperkirakan mendekati 2% sedangkan indeks kinerja manufaktur diperkirakan sedikit lebih rendah. Harga minyak mentah West Texas Intermediate naik 0,7% menjadi USD73,47 per barel.
Batu bara newcastle naik signifikan sebesar 2,82% sedangkan tambang logam seperti Timah (-0,45%) dan Nikel (-0,90%) turun. "Secara sentimen IHSG berpotensi bergerak menguat terbatas," tandasnya.
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, pergerakan IHSG secara teknikal kembali uji moving Average 5 hari dan 50 hari sebagai gerakan perlawanan momentum bearish yang terbentuk sebelumnnya akibat gagal break out resistance bearish trend line.
Dia menambahkan, pergerakan selanjutnya IHSG menguji resistance moving Average 20 hari dan angka psikologis 6.000 sebagai konfirmasi arah pergerakan. Indikasi Stochastic dan RSI memberikan signal momentum bearish yang mulai menjenuh pada area dekat oversold.
"Indikator MACD bergerak divergence positif dengan histogram dengan indikasi cross over apabila terjadi dorongan penguatan diperdagangan selanjutnya. Sehingga secara teknikal diperkirakan IHSG bergerak menguat dengan support resistance 5.978-6.041," ujar Lanjar dalam risetnya, Kamis (1/7/2021).
Saham-saham yang dapat dicermati pada perdagangan hari ini menurutnya antara lain AALI, ACST, ADHI, AKRA, ANTM, ASII, BBCA, BBRI, BMRI, BBTN, DOID, INDY, LSIP, MNCN, TINS, TLKM, WIKA, WSKT.
Sebelumnya, IHSG ditutup naik 36,44 poin atau 0,61% ke level 5.985,49 dengan pergerakan yang cukup optimis. Saham-saham perbankan menjadi leader pergerakan selama perdagangan diakhir bulan Juni. Saham BMRI (+2,2%), AGRO (+14,4%), BBRI (+1,0%) dan BRIS (+5,0%) naik optimis.
Investor asing tercatat melakukan aksi net sell sebesar Rp472,30 miliar sehingga total pada setengah tahun pertama di 2021 Investor asing tercatat net buy sebesar Rp16,72 triliun dengan komposisi 25% dari total kepemilikan berbanding dengan investor domestik.
Sementara itu, bursa Asia diperkirakan memulai bulan Juli dengan moderate di tengah penguatan dolar AS karena investor mempertimbangkan kekhawatiran tentang strain delta yang lebih menular dari Covid-19 dan menanti data ekonomi awal bulan seperti Tingkat inflasi dan Indeks kinerja sektor Manufaktur bulan Juni.
Ekuitas berjangka sedikit berubah di Jepang dan Australia. Hong Kong ditutup untuk liburan. Sementara S&P 500 naik tipis semalam, melengkapi salah satu paruh pertama terbaik sejak 1998 untuk saham AS, penyebaran varian virus baru-baru ini meredam beberapa optimisme seputar pemulihan global.
Data tingkat inflasi di Indonesia diperkirakan mendekati 2% sedangkan indeks kinerja manufaktur diperkirakan sedikit lebih rendah. Harga minyak mentah West Texas Intermediate naik 0,7% menjadi USD73,47 per barel.
Batu bara newcastle naik signifikan sebesar 2,82% sedangkan tambang logam seperti Timah (-0,45%) dan Nikel (-0,90%) turun. "Secara sentimen IHSG berpotensi bergerak menguat terbatas," tandasnya.
(fai)