Setelah 'Divaksin' PSBB, IHSG Diramal Kebal dari Dampak PPKM Darurat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat tengah digaungkan kebijakan baru pemerintah terkait PPKM darurat . Namun wacana tersebut dinilai tidak memengaruhi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan hari ini yang naik 0,16% pada posisi Rp5.985.
Research analyst MNC Sekuritas, Aqil Triyadi, mengatakan pernyataan dari pemerintah yang akan memberlakukan PPKM darurat tidak memengaruhi pergerakan IHSG. Sebab market sudah berpengalaman dari PSBB sebelumnya sehingga pada situasi sekarang dampak terhadap pasar saham dapat ditekan.
Baca juga:Annisa Pohan Positif COVID-19, AHY Minta Doa untuk Kesembuhan Sang Istri
“Sebelumnya masyarakat Indonesia juga sudah mengalami adanya pengetatan walau berskala mikro, sehingga untuk kali ini sudah di-press oleh market,” ujarnya dalam 2nd Session Clossing di IDX Channel, Rabu (30/6/2021).
Kondisi itu bertolak berlakang dengan nilai tukar rupiah yang melemah atas dolar Amerika Serikat yang berada di level Rp14.500. Pelemahan rupiah disebabkan karena kegelisahan masyarakat menunggu kepastian PPKM darurat. Namun Aqil menyebut, pelemahan nilai tukar rupiah tidak beri pengaruh pada IHSG.
“Untuk pelemahan rupiah pada hari ini tidak terlalu signifikan. Pelemahan rupiah itu juga tidak berdampak pada IHSG karena IHSG masih direspons positif oleh market,” terangnya.
Selanjutnya Aqil menyebutkan saham BRIS masih berada pada resistance kuatnya di 2.480 yang penguatannya didorong oleh volume yang cukup besar. BRIS menjadi top value di perdagangan hari ini.
Baca juga:Devano Danendra Larang Gimik di TV, Iis Dahlia: Mama Masih Butuh Kerja
"Dilihat secara indicator RSI peluang penguatan ada pada BRIS. Setelah nanti tembus ke 2.480 ada peluang setelahnya di resistance 2.740,” katanya.
Namun, ia melihat dari penguatan hari ini yang sudah signifikan, apabila nanti terjadi koreksi pada saham BRIS sebaiknya pelaku saham lakukan buy on weakness di kisaran 2.150 hingga 2.230.
“Dari situ kita bisa menanti bagaimana pergerakan yang masih berlanjut pada BRIS hingga ke 2.480,” tutupnya.
Research analyst MNC Sekuritas, Aqil Triyadi, mengatakan pernyataan dari pemerintah yang akan memberlakukan PPKM darurat tidak memengaruhi pergerakan IHSG. Sebab market sudah berpengalaman dari PSBB sebelumnya sehingga pada situasi sekarang dampak terhadap pasar saham dapat ditekan.
Baca juga:Annisa Pohan Positif COVID-19, AHY Minta Doa untuk Kesembuhan Sang Istri
“Sebelumnya masyarakat Indonesia juga sudah mengalami adanya pengetatan walau berskala mikro, sehingga untuk kali ini sudah di-press oleh market,” ujarnya dalam 2nd Session Clossing di IDX Channel, Rabu (30/6/2021).
Kondisi itu bertolak berlakang dengan nilai tukar rupiah yang melemah atas dolar Amerika Serikat yang berada di level Rp14.500. Pelemahan rupiah disebabkan karena kegelisahan masyarakat menunggu kepastian PPKM darurat. Namun Aqil menyebut, pelemahan nilai tukar rupiah tidak beri pengaruh pada IHSG.
“Untuk pelemahan rupiah pada hari ini tidak terlalu signifikan. Pelemahan rupiah itu juga tidak berdampak pada IHSG karena IHSG masih direspons positif oleh market,” terangnya.
Selanjutnya Aqil menyebutkan saham BRIS masih berada pada resistance kuatnya di 2.480 yang penguatannya didorong oleh volume yang cukup besar. BRIS menjadi top value di perdagangan hari ini.
Baca juga:Devano Danendra Larang Gimik di TV, Iis Dahlia: Mama Masih Butuh Kerja
"Dilihat secara indicator RSI peluang penguatan ada pada BRIS. Setelah nanti tembus ke 2.480 ada peluang setelahnya di resistance 2.740,” katanya.
Namun, ia melihat dari penguatan hari ini yang sudah signifikan, apabila nanti terjadi koreksi pada saham BRIS sebaiknya pelaku saham lakukan buy on weakness di kisaran 2.150 hingga 2.230.
“Dari situ kita bisa menanti bagaimana pergerakan yang masih berlanjut pada BRIS hingga ke 2.480,” tutupnya.
(uka)