Siap-Siap! Nantinya Penumpang Pesawat Tak Bisa Lagi Tes Covid di Lab 'Liar'
loading...
A
A
A
JAKARTA - Selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat yang berlangsung sejak 3-20 Juli 2021, pemerintah mewajibkan setiap penumpang pesawat menunjukkan hasil tes swab PCR negatif dan bukti surat vaksinasi. Tujuannya, memastikan keamanan setiap penumpang dalam bepergian serta menekan laju penyebaran Covid-19.
Sejak Minggu, 4 Juli 2021, Kementerian kesehatan (Kemenkes) membuka akses bagi operator transportasi udara untuk melakukan pengecekan kesehatan penumpang secara otomatis dengan menunjukkan QR code di aplikasi Peduli Lindungi atau menunjukkan nomor NIK di counter check-in. Jadi, penumpang tidak perlu lagi menunjukkan dokumen hardcopy.
Baca juga:Peganglah Fatwa Para Ulama Kredibel, Bukan Fatwa Sosial Media
Dalam proses tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Kesehatan Budi Gunadi, hingga Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, memastikan integrasi data secara digital tersebut untuk menjaga kesehatan penumpang pesawat.
Budi Sadikin mengatakan, mekanisme integrasi data itu memastikan pesawat hanya membawa penumpang yang sehat. Semua data penumpang yang telah melakukan vaksinasi dan hasil pemeriksaan PCR hingga antigen tersimpan dengan aman di big data Kemenkes yang diberi nama New All Record atau NAR.
"Seluruh big data NAR ini terkoneksi dengan aplikasi Peduli Lindungi sehingga proses pengisian e-HAC yang selama ini sudah berjalan, dilakukan melalui aplikasi Peduli Lindungi,” ujar Budi, Senin (5/7/2021).
Saat ini sudah ada 742 Lab yang terafiliasi dengan Kemenkes dan memasukkan data ke dalam NAR. Sehingga hanya hasil swab PCR/antigen dari lab yang sudah terafiliasi yang bisa dipakai sebagai syarat penerbangan.
“Dengan mekanisme baru ini, maka pengecekan kesehatan penumpang dilakukan saat keberangkatan dan bukan saat kedatangan sehingga bisa membuat para penumpang merasa lebih aman dan nyaman,” tutur dia.
Proses check-in dengan aplikasi Peduli Lindungi ini akan diuji coba untuk penerbangan rute Jakarta-Bali dan Bali-Jakarta, mulai hari Senin, 5 Juli 2021 sampai 12 Juli 2021. Untuk lab-lab yang belum memasukkan data ke NAR, mulai hari Senin 12 Juli 2021 hasil swab PCR/antigennya tidak berlaku untuk penerbangan.
Mekanisme pengecekan dengan big data NAR ini nantinya akan dilakukan juga pada saat pemesanan tiket di airlines maupun secara online, dan akan diperluas ke moda transportasi darat dan laut dalam waktu dekat.
Pada tanggal 1 Juli juga sudah dilaunching pilot project menggunakan QR Code Aplikasi Peduli Lindungi di Bali di tempat-tempat publik, terutama hotel dan restoran.
Baca juga:Sejak 2020, Pemerintah Nunggak Rp36 Triliun ke RS untuk Penanganan Covid-19
Senada, Erick Thohir pun meyakini integrasi data kesehatan dan aplikasi Peduli Lindungi penting untuk memastikan pemerintah menangani Covid-19 dengan tepat sasaran.
“Bagaimana nanti yang namanya kartu vaksin dan dokumen lain-lainnya ini menjadi satu kesatuan sehingga kita bisa memantau atau memastikan ketepatan data-data penumpang untuk mencegah penularan Covid-19,” ucap Erick.
Dengan adanya integrasi secara digital, kata Erick, pelayanan yang dilakukan Kementerian BUMN melalui operasional bandara, pelabuhan, dan lainnya dapat terkoneksi. Hal tersebut dapat menjadi bagian untuk menjaga pengalaman penumpang.
Sejak Minggu, 4 Juli 2021, Kementerian kesehatan (Kemenkes) membuka akses bagi operator transportasi udara untuk melakukan pengecekan kesehatan penumpang secara otomatis dengan menunjukkan QR code di aplikasi Peduli Lindungi atau menunjukkan nomor NIK di counter check-in. Jadi, penumpang tidak perlu lagi menunjukkan dokumen hardcopy.
Baca juga:Peganglah Fatwa Para Ulama Kredibel, Bukan Fatwa Sosial Media
Dalam proses tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Kesehatan Budi Gunadi, hingga Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, memastikan integrasi data secara digital tersebut untuk menjaga kesehatan penumpang pesawat.
Budi Sadikin mengatakan, mekanisme integrasi data itu memastikan pesawat hanya membawa penumpang yang sehat. Semua data penumpang yang telah melakukan vaksinasi dan hasil pemeriksaan PCR hingga antigen tersimpan dengan aman di big data Kemenkes yang diberi nama New All Record atau NAR.
"Seluruh big data NAR ini terkoneksi dengan aplikasi Peduli Lindungi sehingga proses pengisian e-HAC yang selama ini sudah berjalan, dilakukan melalui aplikasi Peduli Lindungi,” ujar Budi, Senin (5/7/2021).
Saat ini sudah ada 742 Lab yang terafiliasi dengan Kemenkes dan memasukkan data ke dalam NAR. Sehingga hanya hasil swab PCR/antigen dari lab yang sudah terafiliasi yang bisa dipakai sebagai syarat penerbangan.
“Dengan mekanisme baru ini, maka pengecekan kesehatan penumpang dilakukan saat keberangkatan dan bukan saat kedatangan sehingga bisa membuat para penumpang merasa lebih aman dan nyaman,” tutur dia.
Proses check-in dengan aplikasi Peduli Lindungi ini akan diuji coba untuk penerbangan rute Jakarta-Bali dan Bali-Jakarta, mulai hari Senin, 5 Juli 2021 sampai 12 Juli 2021. Untuk lab-lab yang belum memasukkan data ke NAR, mulai hari Senin 12 Juli 2021 hasil swab PCR/antigennya tidak berlaku untuk penerbangan.
Mekanisme pengecekan dengan big data NAR ini nantinya akan dilakukan juga pada saat pemesanan tiket di airlines maupun secara online, dan akan diperluas ke moda transportasi darat dan laut dalam waktu dekat.
Pada tanggal 1 Juli juga sudah dilaunching pilot project menggunakan QR Code Aplikasi Peduli Lindungi di Bali di tempat-tempat publik, terutama hotel dan restoran.
Baca juga:Sejak 2020, Pemerintah Nunggak Rp36 Triliun ke RS untuk Penanganan Covid-19
Senada, Erick Thohir pun meyakini integrasi data kesehatan dan aplikasi Peduli Lindungi penting untuk memastikan pemerintah menangani Covid-19 dengan tepat sasaran.
“Bagaimana nanti yang namanya kartu vaksin dan dokumen lain-lainnya ini menjadi satu kesatuan sehingga kita bisa memantau atau memastikan ketepatan data-data penumpang untuk mencegah penularan Covid-19,” ucap Erick.
Dengan adanya integrasi secara digital, kata Erick, pelayanan yang dilakukan Kementerian BUMN melalui operasional bandara, pelabuhan, dan lainnya dapat terkoneksi. Hal tersebut dapat menjadi bagian untuk menjaga pengalaman penumpang.
(uka)