Dikepung Varian Covid, Apa Kabar Kinerja Perbankan RI?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Munculnya berbagai varian Covid-19 di Indonesia membuat perbankan RI khawatir di tengah kinerja yang masih cukup berat. Peningkatan kasus Covid-19 yang terus meningkat membuat ketidakpastian semakin tinggi karena tahun ini yang semula diprediksi sebagai tahun pemulihan ekonomi menjadi samar akibat kenaikan kasus positif corona.
"Dampaknya ialah konsumsi masyarakat kembali menurun akibat motif berjaga-jaga karena tingkat ketidakpastian cukup tinggi," kata Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani di Jakarta, Kamis (8/7/2021).
Menurut dia dengan kondisi tersebut maka akan kembali memukul kinerja perbankan. Akibatnya, penyaluran kredit masih tertahan, sementara jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) terus meningkat. Tidak hanya itu, kendati suku bunga acuan turun, tapi suku bunga kredit perbankan masih tinggi. Hal itu bisa dilihat, beberapa kali Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan. Pada April 2021, selisih suku bunga acuan BI dengansuku bunga kredit konsumsi sebesar 7,37%.
Sementara perbedaan dengan suku bunga kredit investasi sebesar 5,18% dan perbedaan dengan suku
bunga modal kerja adalah sebesar 5,53%. Di samping itu, perubahan pergerakan suku bunga kredit perbankan sangat lambat.
Disisi lain, ruang fiskal terbatas akibat dari tax ratio yang rendah dan aktivitas ekonomi menurun implikasinya dana untuk PEN ruangnya lebih terbatas. "Stimulus fiskal untuk pandemi hanya berkisar 7,88 persen dari PDB, jauh di bawah peer countries," kata dia.
"Dampaknya ialah konsumsi masyarakat kembali menurun akibat motif berjaga-jaga karena tingkat ketidakpastian cukup tinggi," kata Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani di Jakarta, Kamis (8/7/2021).
Menurut dia dengan kondisi tersebut maka akan kembali memukul kinerja perbankan. Akibatnya, penyaluran kredit masih tertahan, sementara jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) terus meningkat. Tidak hanya itu, kendati suku bunga acuan turun, tapi suku bunga kredit perbankan masih tinggi. Hal itu bisa dilihat, beberapa kali Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan. Pada April 2021, selisih suku bunga acuan BI dengansuku bunga kredit konsumsi sebesar 7,37%.
Sementara perbedaan dengan suku bunga kredit investasi sebesar 5,18% dan perbedaan dengan suku
bunga modal kerja adalah sebesar 5,53%. Di samping itu, perubahan pergerakan suku bunga kredit perbankan sangat lambat.
Disisi lain, ruang fiskal terbatas akibat dari tax ratio yang rendah dan aktivitas ekonomi menurun implikasinya dana untuk PEN ruangnya lebih terbatas. "Stimulus fiskal untuk pandemi hanya berkisar 7,88 persen dari PDB, jauh di bawah peer countries," kata dia.
(nng)