IHSG Diramal Melemah, Intip Bocoran Saham Hari Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah pada perdagangan hari ini. Pergerakan indeks akan berada di kisaran 5.978-6.059.
Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal IHSG false break bearish trend line dan MA20 serta pulled back upper bollinger bands. Indikator Stochastic bergerak menjenuh pada area overbought dengan pergerakan MACD dan signal line yang menyempit seakan terkonsolidasi pada middle oscillator.
"Sehingga secara teknikal IHSG masih berpotensi tertekan menguji kembali level psikologis dengan support resistance 5.978-6.059," ujar Lanjar dalam risetnya, Jumat (9/7/2021).
Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal; ANTM, BBNI, BBRI, MEDC, SMGR, TINS.
Sebelumnya, IHSG ditutup turun 4,14 poin atau 0,07 persen ke level 6.039,89 setelah sempat dibuka optimis hingga menguat lebih dari setengah persen disesi awal sesi perdagangan. Pelemahan bursa global akibat risalah the FOMC dan perkembangan kasus covid-19 yang meluas masih menjadi faktor utama.
Saham-saham bank BUMN seperti BMRI, BBRI dan BRIS yang naik dan menjadi leader pergerakan gagal menahan pelemahan IHSG disaat saham BBCA, CPIN, SMMA, UNVR, TLKM turun menjadi laggard pergerakan menekan IHSG hingga ke tutup tipis dizona merah.
Leader:
BMRI, BBRI, BRIS, POLL, ANTM
Laggard:
BBCA, CPIN, SMMA, UNVR, TLKM
Sementara itu, Bursa Asia berpotensi mengikuti penurunan ekuitas AS pada hari Jumat ditengah kecemasan yang kembali meningkat bahwa penyebaran covid-19 dapat menghambat pemulihan ekonomi global. Futures jatuh di Jepang dan Australia tetapi naik tipis di Hong Kong.
Indeks Kontrak berjangka ekuitas AS turun setelah S&P 500 dan Nasdaq 100 terkoreksi dari rekor. Sektor-sektor yang sensitif secara ekonomi seperti industri dan material memimpin pelemahan di Wall Street. Program stimulus bank sentral menjadi perhatian utama investor di tengah kekhawatiran penyebaran covid-19 gelombang lanjutan saat ini menghambat pemulihan ekonomi global.
Sementara Federal Reserve mempertimbangkan pengurangan $ 120 miliar dari pembelian obligasi bulanan, Bank Sentral Eropa siap untuk memperpanjang kebijakan ultra-longgar. Harga minyak rebound setelah laporan pemerintah AS menunjukkan persediaan minyak AS menurun dengan cepat dan permintaan bahan bakar rekor tinggi di tengah puncak musim perjalanan musim panas.
Komoditas energy lain seperti Batubara naik 2.96% dan komoditas logam bervariasi dengan pelemahan tipis pada timah sebesar -0.06% dan penguatan pada harga nikel sebesar 0.36%. Secara sentimen IHSG berpotensi tertekan dengan saham-saham yang related dengan harga minyak dan batubara akan dicermati investor.
Lihat Juga: 14 Juta Investor Pasar Modal Indonesia, AEI Dorong Sinergi Emiten dalam Membangun Ekonomi
Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal IHSG false break bearish trend line dan MA20 serta pulled back upper bollinger bands. Indikator Stochastic bergerak menjenuh pada area overbought dengan pergerakan MACD dan signal line yang menyempit seakan terkonsolidasi pada middle oscillator.
"Sehingga secara teknikal IHSG masih berpotensi tertekan menguji kembali level psikologis dengan support resistance 5.978-6.059," ujar Lanjar dalam risetnya, Jumat (9/7/2021).
Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal; ANTM, BBNI, BBRI, MEDC, SMGR, TINS.
Sebelumnya, IHSG ditutup turun 4,14 poin atau 0,07 persen ke level 6.039,89 setelah sempat dibuka optimis hingga menguat lebih dari setengah persen disesi awal sesi perdagangan. Pelemahan bursa global akibat risalah the FOMC dan perkembangan kasus covid-19 yang meluas masih menjadi faktor utama.
Saham-saham bank BUMN seperti BMRI, BBRI dan BRIS yang naik dan menjadi leader pergerakan gagal menahan pelemahan IHSG disaat saham BBCA, CPIN, SMMA, UNVR, TLKM turun menjadi laggard pergerakan menekan IHSG hingga ke tutup tipis dizona merah.
Leader:
BMRI, BBRI, BRIS, POLL, ANTM
Laggard:
BBCA, CPIN, SMMA, UNVR, TLKM
Sementara itu, Bursa Asia berpotensi mengikuti penurunan ekuitas AS pada hari Jumat ditengah kecemasan yang kembali meningkat bahwa penyebaran covid-19 dapat menghambat pemulihan ekonomi global. Futures jatuh di Jepang dan Australia tetapi naik tipis di Hong Kong.
Indeks Kontrak berjangka ekuitas AS turun setelah S&P 500 dan Nasdaq 100 terkoreksi dari rekor. Sektor-sektor yang sensitif secara ekonomi seperti industri dan material memimpin pelemahan di Wall Street. Program stimulus bank sentral menjadi perhatian utama investor di tengah kekhawatiran penyebaran covid-19 gelombang lanjutan saat ini menghambat pemulihan ekonomi global.
Sementara Federal Reserve mempertimbangkan pengurangan $ 120 miliar dari pembelian obligasi bulanan, Bank Sentral Eropa siap untuk memperpanjang kebijakan ultra-longgar. Harga minyak rebound setelah laporan pemerintah AS menunjukkan persediaan minyak AS menurun dengan cepat dan permintaan bahan bakar rekor tinggi di tengah puncak musim perjalanan musim panas.
Komoditas energy lain seperti Batubara naik 2.96% dan komoditas logam bervariasi dengan pelemahan tipis pada timah sebesar -0.06% dan penguatan pada harga nikel sebesar 0.36%. Secara sentimen IHSG berpotensi tertekan dengan saham-saham yang related dengan harga minyak dan batubara akan dicermati investor.
Lihat Juga: 14 Juta Investor Pasar Modal Indonesia, AEI Dorong Sinergi Emiten dalam Membangun Ekonomi
(nng)